Depok adalah legacy seorang tokoh etis Belanda tempo doeloe yang tak mau berkonspirasi dengan VOC untuk mengeksploitasi habis-habisan Indonesia. Cornelis Chastelein bukan pula penginjil dan sebangsanya. Ia adalah seorang Humanis Besar pada zamannya yang berhasil membebaskan budak-budak perkebunannya menjadi manusia merdeka.Â
Kalaupun kedua belas nama marga kaoem Depok dia yang menyematkannya. Itu bukan berarti telah terjadi kristenisasi sejak zamannya. Tidak! Justeru pada masanya, Chastelein dalam catatan otentik sejarah, juga menghibahkan tanahnya yang sangat luas itu kepada kalangan Muslim.
Jadi adalah salah besar kalau di zaman Walkot Depok Nurmachmudi Ismail ada larangan menyematkan nama Cornelis Chastelein pada monumen pembebasan budak di depan RS Harapan yang dikatakan sebagai kebelanda-belandaan.Â
Oh no. Monumen itu adalah untuk mengenang betapa pada tahun 1700-an terjadi peristiwa besar yi Cornelis Chastelein membebaskan budak-budak perkebunannya menjadi manusia-manusia merdeka yang bermartabat.
Saya pikir, pengosongan dan penyegelan rumah-rumah atau bangunan-bangunan tempo doeloe yang bernilai tinggi dalam sejarah kota Depok perlu segera ditindaklanjuti, termasuk juga bagaimana agar rumah ibadah di sebelah Alfamart dan KPP Pratama yang ada di Jln Pemuda diajak berkordinasi bagaimana agar pengeras suara jangan dibunyikan semena-mena, karena Jln Pemuda Depok lama yang cukup Panjang itu adalah kawasan heritages yang akan dikembangkan sebagai salah satu ikon kota Depok.Â
Kalau Bajawa Cafe sudah berdiri, mungkin tak jauh dari rumah ibadah dimaksud juga akan berdiri heritages lain yang sudah fresh atau boleh jadi sebuah cafe khas Depok Belanda, seperti Jacob Koffie Huis di Jln Kemuning, Louis Cafe di Jln Siliwangi, De Gade Cafe di Jln Siliwangi dst. Maka kalau cafe dimaksud berdekatan nanti, tentu kita harus mau berkordinasi dan bertoleransi penuh.Â
Sesuaikanlah suara elektronik itu dengan decibel yang telah ditentukan oleh Menag belum lama ini. Dan jangan pernah paksakan bahwa semua harus dipengerassuarakan di tempat sumber suara yang belum terprogram dengan baik itu, kecuali panggilan untuk memuliakan Tuhan.
Perlu digarisbawahi, apabila kawasan heritages ini telah mewujud di sepanjang Jln Pemuda, maka tentu frequently akan diselenggarakan katakanlah Depok Tempo Doeloe sebagaimana Malang Tempo Doeloe di sepanjang Ijen Boulevard.Â
Di sinilah arti kata toleransi itu perlu kita maknai lebih jauh. Sebagian dari Depok lama ini kan sudah berpindah tangan karena ketertekanan ekonomi dan dinamika kaoem Depok itu sendiri. So, bukan salah bunda mengandung bukan.
At the end, Pemkot Depok sudah mencanangkan bahwa tahun 2023 yad kota Depok sudah harus mempunyai kawasan heritages yang dapat dibanggakan warganya dalam kepariwisataan kota sebagaimana halnya Malioboro Heritages di Yogya dan Kajoetangan Heritages di downtown Malang.
Depok Bolanda, Fri', Oct' 21, 2022.