Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

The Old Depok Semakin Ruwet tapi Perlu Segera Dicagarbudayakan

21 Oktober 2022   17:24 Diperbarui: 30 Oktober 2022   15:31 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Makan Khasanti, Jln Pemuda, Old Depok,  sebelum diubah jadi Cornelis Chastelein Koffie. Foto: Parlin Pakpahan.

Kaoem Depok atau orang asli Depok atau keturunan langsung dari budak-budak Cornelis Chastelein yang telah berpulang pada 1742 lalu, kini ditaksir kl 3000 keluarga. Mayoritas di antaranya sudah tidak lagi tinggal di Depok Belanda. 

Perjalanan waktu telah mengubah segalanya, terutama tekanan ekonomi. Rumah yang tadinya asri dengan jejak-jejak masa lalu sudah semakin berkurang. Tanah-tanah persawahan dan perladangan sudah tak kelihatan lagi. 

Dulu ada kopi, ada karet dst yang berhubungan dengan plantation Hindia Belanda tempo doeloe. Kini semuanya itu sudah raib dan berubah jadi hutan beton alias perumahan penduduk garapan developer mini hingga developer kakap sampai ke ujung Citayam sana.

Warga Depok, khususnya kaoem Depok dan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) kini sangat prihatin dengan nasib bangunan-bangunan tua peninggalan Cornelis Chastelein. 

Di Depok Lama atau Old Depok atau Depok Belanda atau Depok Heritages di bilangan Pancoran Mas, dari 57 bangunan tua, hanya sekitar 20 persen yang masih tersisa (lih Tempo https://tinyurl.com/296j9qgh).

Cagar Alam Cornelis Chastelein, Jln Cagar Alam, Old Depok. Foto: Parlin Pakpahan.
Cagar Alam Cornelis Chastelein, Jln Cagar Alam, Old Depok. Foto: Parlin Pakpahan.

Sebagian Depok Heritages yang masih utuh dan terpelihara dengan baik antara lain, Kantor YLCC yang terletak di Jalan Pemuda, Gereja GPIB Immanuel, bangunan sekolah SD Pancoran Mas 2, RS Harapan Depok, Taman Pemakaman YLCC, GKP dekat setasiun Depok Lama, kediaman mantan Presiden Depok tempo doeloe yang kini rumah keluarga Jonathan persis di depan RS Harapan, jembatan Panus di ujung Depok lama, Cagar Alam Cornelis Chastelein di Jln Cagar Alam tak jauh dari setasiun Depok Lama, Rumah Cimanggis peninggalan Gubernur Jenderal Petrus Albertus van der Parra yang tadinya sempat terancam tergusur karena adanya proyek pembangunan UIII (Universitas Islam Internasional Indonesia). 

Kini Rumah Cimanggis yang adalah salah satu heritages penting itu telah menjadi situs yang terlindungi dengan SK Walkot Depok No. 593/289/Kpts/Disporyata/HUK/2018 tentang Penetapan Bangunan Cagar Budaya Gedung Tinggi Rumah Cimanggis.

Koleksi foto-foto tempo doeloe kaoem Depok di Cornelis Chastelein Koffie. Foto: Parlin Pakpahan.
Koleksi foto-foto tempo doeloe kaoem Depok di Cornelis Chastelein Koffie. Foto: Parlin Pakpahan.

Sebagaimana di kota Sukabumi dan kota Malang, bangunan-bangunan tua di Depok Lama tak dapat bertahan lama, salah satunya karena tekanan ekonomi yang menyebabkan ahli waris terpaksa menjual tanah dan bangunannya. 

Biasanya, pemilik baru memilih untuk tidak mempertahankan keaslian bentuk bangunan. Ada yang langsung dirobohkan sehingga masa lalu yang bersejarah dalam bangunan tua itu tak berbekas sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun