Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

KRL, Odong-Odong RSCM Jakarta, dan New Normal Jabodetabek

19 Oktober 2022   17:55 Diperbarui: 19 Oktober 2022   18:00 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan RSCM Jakarta. Dikolase dari Parlin Pakpahan  dan liputan6.com

KRL, Odong-Odong RSCM Jakarta Dan New Normal Jabodetabek

Pertama balik kembali ke Jabodetabek belum lama ini. Kesan pertama yang terbaik adalah fenomena new normal mulai dari setasiun Malang hingga setasiun Pasar Senen, Jakpus.

Sepertinya loyalis masker masih banyak. Kalaupun ada 1-2 yang memelorotkan maskernya apalagi nggak memakainya, maka Polsuska akan bertindak sigap menegurnya.

Sebuah lorong jadul bergaya gothic di bagian depan RSCM. Foto : Parlin Pakpahan.
Sebuah lorong jadul bergaya gothic di bagian depan RSCM. Foto : Parlin Pakpahan.

Mungkin yang sedikit mengusik hanya masalah catering KAI. Seingat saya kemarin-kemarin waktu ke Malang. Tuh Ayam Geprek dari merk nggak terkenal banget, tapi lumayan rasanya, nggak sampai Rp 30.000. Tapi kali ini, ya ampun koq harganya jadi 40 rebeb begitu. Temen sebelahku si doyan makan, nggak terlalu ambil pusing. Nih, katanya, seraya menyodorkan uang cepek. Kembaliannya ia terima tanpa menatap si penjaja KAI, apalagi menghitung kembali bener nggak 50 rebeb kembaliannya, sebab ia tadi menyambar sebotol Le Minerale dingin. Dan yang utama blep blep blep, ayam geprek yang nggak terlalu dikenal namanya itu, langsung ngelelep di perutnya yang elastis.

Saya terpaksa nunggu setasiun Semarang. Begitu tiba kl Pk. 18.00, kesempatan 15 menit perhentian kereta, saya langsung ke corner CFC. Masih 28 rebeb tuh, lalu tambah sebotol teh pucuk harum Mayora yang hanya 8 rebeb. Semuanya hanya 35 rebeb. Sementara si perut elastis tambah 1 botol le minerale, langsung kena tabok 50 rebeb. He He ..

Suasana pagi hari dgn behavior new normal suatu ketika di setasiun Manggarai. Foto: Parlin Pakpahan.
Suasana pagi hari dgn behavior new normal suatu ketika di setasiun Manggarai. Foto: Parlin Pakpahan.

Terasa fresh setelah istirahat di Depok Belanda seharian, 18 Oct' paginya saya sudah harus temenin pasangan saya ke  RSCM untuk check-up mata. Suasana new normal jelang pencabutan masa Pandemi oleh Pak Jokowi semakin terasa. KRL penuh memang, tapi orang tetep loyal bermasker, dan yang terpenting mereka tidak lagi semberono bergelantungan di lorong berdiri KRL. Pokoknya sesuai kapasitaslah.

Turun di setasiun Cikini. Naik Grab atau Gocar. Oh no, kata doi. Lalu. Dari halte UBK ternyata doi nyegat mikrotrans yang bernama Jacklingko. Kami hanya mentap kartu Flazz atau kartu Brizzi dan sebangsanya. Nol rupiah.

Odong-odong RSCM Jakarta. Foto : Parlin Pakpahan.
Odong-odong RSCM Jakarta. Foto : Parlin Pakpahan.

Layanan Jacklingko ini jelang dan sesudah Pak Anies bubaran dari DKI Pak, tanyaku. Oh nggak Pak. Ini sudah lama. Yang merintis ya Pak Ahok. Pak Anies hanya melanjutkan saja. Sekarang dia kan Capresnya Nasdem Bos, ujar driver yang dari logatnya dipastikan asal Sumbar.

Percakapan pun terhenti, karena doi mengatakan kami sudah sampai titik tujuan yi depan pintu utama RSCM di sisi Salemba. Ok makasih ya Pak! Kami pun melenggang masuk, yang pertama kami lewati yi patung dr. Tjipto sendiri yang diabadikan menjadi nama rumahsakit yi RSCM (Rumahsakit dr. Tjipto Mangoenkoesoemo), kemudian lorong jadul yang berbentuk bulatan gothic yang senantiasa dijaga kebersihannya, lalu belok kanan, dan belok lagi. Sampai di klinik rehab medik untuk ngecheck registrasi kemarin yang sampai sekarang koq klinik mata belum melakukan panggilan terhadap doi. Setelah dicrosscheck oleh bagian pendaftaran, ternyata sudah dipanggil. Tuh ada tanda merah. Artinya anda pernah dipanggil, tapi orangnya dimana dan telponnya dimana. Ok nggak masalah, langsung saja ke unit pelayanan mata, pakai odong-odong ya. Soalnya muter agak jauh sampai ke Jln. Kimia.

Behavior new normal suatu pagi di KRL Jabodetabek. Foto : Parlin Pakpahan.
Behavior new normal suatu pagi di KRL Jabodetabek. Foto : Parlin Pakpahan.

Kami pun melenggang lagi ke bagian depan yang berhadapan dengan Jalan Salemba. RSCM padat tapi nggak sampai merayap pagi itu. New normal di RSCM, sepertinya sudah sesuai dengan harapan bangsa ini. Untuk dikatakan sebagai role model, RSCM saya pikir sudah cukup lama membuktikan dirinya sebagai pusat rumahsakit se-Indonesia yang patut diteladani. Tadi sistem pendataannya dan cara cross-check pasien masuk dan keluar, termasuk mereka yang akan dipanggil langsung. Terekam dengan baik dan sistematis. Sudah modern. Dan di atas segalanya,  tak ada satu pun pengunjung RSCM yang tak bermasker. Semua tetap jaga jarak dalam suasana mendekati hening, karena tak obral cangkem atau suara. Boleh ngomong, tapi sekedar-sekedarlah. Itu yang nyata saya lihat pagi itu.

Behavior new normal suatu pagi di KRL Jabodetabek. Foto : Parlin Pakpahan.
Behavior new normal suatu pagi di KRL Jabodetabek. Foto : Parlin Pakpahan.

Pas perhatian lagi terkonsentrasi penuh pada patung setengah badan dr. Tjipto tak jauh dari pintu utama RSCM. Tuh odong-odongnya sudah datang, kata doi. Oalah, ya sudah yang penting patung tokoh sejarah itu sudah saya jepret. Hanya kurang simetris. Di atasnya nama lengkap RSCM tak semua tercopy. Habis keburu diteriakin tadi. Ya apa adanyalah. Yang penting hasilnya clear.

Odong-odong dimaksud ternyata kenderaan rakitan khusus yang boleh jadi bermesin Toyota. Kapasitasnya 10 penumpang termasuk supir. Modelnya seperti miniatur bus transjakarta. Tampak tertulis di bagian depan "KPRI RSCM". Ini artinya odong-odong itu di bawah manajemen KPRI RSCM. Buat pengunjung RSCM yang berurusan dengan pengobatan dan jenguk pasien. Jelas gratis. Oya, ada satu lagi mobil odong-odong yang agak ceper yang sepertinya bertenaga listrik, dengan kapasitas penumpang yang lebih terbatas. Versi ceper ini meski tak selincah yang pertama, tapi bergerak tak bersuara. Dan secara keseluruhan fasiltas odong-odong ini masih terbatas jumlahnya. Dan hanya beroperasi dari pagi sampai sampai sore jelang Pk 18.00. Selebihnya ya tahankan keliling RSCM yang bukan main gede dan luas itu. Selanjutnya tahankan juga nanti kalau harus difisioterapi karena kecapean keliling RSCM tanpa izin dari dokter akhli RSCM.

Odong-odong di RSCM Jakarta. Foto : Parlin Pakpahan.
Odong-odong di RSCM Jakarta. Foto : Parlin Pakpahan.

Sesampainya di Pusat Lasik (Laser- Assisted In Situ Keratomileusis) atau operasi mata dengan laser RSCM Kirana Unit Pelayanan Kesehatan Mata, kami pun turun dan langsung ke bagian registrasi di pintu depan lantai dasar. Yang nge-klik nomor id kita untuk difinishing disitu setelah melalui pendataan di bagian registrasi terdepan UPKM RSCM Kirana, ternyata Pak Gagu yang rajin dan lucu. Bunyi aa uu aa uu dari cangkemnya itu hanyalah cara dia bicara, maju kesini ya, pencet nomor id, atau kadang dia sendiri yang memencet nomor id customer. Dan kalau sudah klaar dari bagiannya, Pak Gagu akan ber aa uu aa uu lagi lebih keras, yang artinya sudah tuh dan segera naik ke lantai satu untuk antri lagi dan tunggu panggilan untuk diperiksa. Pak Gagu begitu karena dia memang gagu tak bisa bicara. Dia hanya ngomong melalui bahasa aa  uu aa uu. Bagaimanapun, Pak Gagu harus diakui keren. Dia piawai sekali pencet-memencet id pengunjung pusat lasik RSCM Kirana.

Odong-odong di RSCM Jakarta. Foto : Parlin Pakpahan.
Odong-odong di RSCM Jakarta. Foto : Parlin Pakpahan.

Suasana di Unit Pelayanan Kesehatan Mata ini tertib sekali. Tak terdengar suara berisik ini dan itu karena ada pengunjung yang bandel atau ngawur atau tak tahu aturan antri dst. New normal dengan segala perilaku yang terbentuk selama 3 tahun pandemi ternyata sesuatu yang sudah baku atau sudah menjadi standar dalam perilaku kita. Semua orang sudah tahu bagaimana menghormati sebuah aturan main, meski dalam main-main politik cara main kayu masih ada dan dalam main-main birokrasi masih ada salaman di bawah meja sebagaimana kasus bersih-bersih polri sekarang ini, yang minta ampunnya kita kesulitan sekali dalam membongkar motif utama pembunuhan BrigJo oleh Sambo cs. Misteri dibuat semakin misterius dengan skenario luarbiasa dari seorang yang tahu persis ABCnya alibi dalam sebuah delict hukum, khususnya pembunuhan berencana.

Pak Gagu pemencet ID customer yang keren di Pusat Lasik RSCM Kirana. Foto  : Parlin Pakpahan.
Pak Gagu pemencet ID customer yang keren di Pusat Lasik RSCM Kirana. Foto  : Parlin Pakpahan.

Tetapi tentu tak ada yang sempurna bukan. Di Unit Pelayanan Kesehatan Mata ini saya pikir yang sedikit agak ribet hanya di bagian pengguliran pasien yang akan ditindaklanjuti oleh akhli mata. Sepertinya ada penumpukan dokumen pasien baru dan pasien yang sudah lama. Data yang dioper ke basement turun-naiknya tak terkontrol dengan baik, bahkan ada kesan teraduk-aduk, sehingga ada penumpukan yang tak perlu, yang membuat ada pasien yang datang pagi, sampai Pk 13,00 belum terlayani juga atau sebaliknya. Tetapi ini saya pikir masalah kecil terkait kordinasi yang tak optimal saja. Kepala unit pelayanan disini diketuk sedikit saja oleh komando di atasnya, maka persoalan sepele tapi cukup meresahkan antrian pasien ini akan dapat diatasi dan ke depannya pelayanan pasien akan bergulir lagi dengan lancar sesuai flow of chart dari protap klinik mata ybs.

Behavior new normal dalam sebuah antrian di Pusat Lasik RSCM Kirana. Foto : Parlin Pakpahan.
Behavior new normal dalam sebuah antrian di Pusat Lasik RSCM Kirana. Foto : Parlin Pakpahan.

Nah, menunggu doi dalam antrian dan pelayanan medik oleh akhli mata, saya iseng jalan-jalan, keluar klinik mata. Ke kanan saya nyasar sampai ke pasar tradisional Cikini. Celingak-celinguk sembari cari sasaran kamera, saya agak terkejut ternyata ada sejumlah engkoh-engkoh yang jualan disini. Biasa barang kelontongan. Lalu saya lihat, masih di Jln. Kimia, berbanjar kios-kios pedagang informal yang diizinkan Walkot Jakpus untuk berdagang disini, utamanya ya warung-warung makan sederhana. Yang agak elit sedikit ada seorang Chinese Betawi yang jualan Mie Ayam dan segala mie-mie-an yang dibandrol dengan harga 30 rebeb sampai 40 rebeb. Rumahmakan lumayan ini tak jauh dari bibir sungai yang membelah Jln Diponegoro, yang di seberangnya ada Jln. Inspeksi dan di sebelahnya lagi menjulang agak tinggi gedung vip RSCM untuk pasien rawat-inap yang bernama Kencana.

Kemenparekraf di sebelah Pusat Lasik RSCM di Jln. Kimia. Foto : Parlin Pakpahan
Kemenparekraf di sebelah Pusat Lasik RSCM di Jln. Kimia. Foto : Parlin Pakpahan

Diluar dugaan Kemenparekraf pun ada di Jln Kimia ini. Persisnya Direktorat Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan, Direktorat Infrastruktur Ekonomi Kreatif, Direktorat Pengembangan Destinasi Regional I dan Direktorat Pengembangan Destinasi Regional II. Juga terlihat gudang logistik farmasi RSCM bersebelahan dengan kemenparekraf tsb. Pantesan, pedagang-pedagang informal yang ada di sepanjang trotoar Jln Kimia itu nggak ada yang beringasan, malah mereka dipandang sangat membantu para karyawan yang bekerja di sekitarnya.

Disinipun secara keseluruhan saya lihat new normal sudah baku dalam perilaku komunitas yang berjejaring disitu. Semuanya bermasker, termasuk sejumlah pengamen yang menjajakan lagu-lagu Koes Plus dan Deddy Dores. Mereka hanya membuka masker ketika bernyanyi saja. Dan mereka juga tak pernah memaksa semua orang harus memberi duit kepadanya.

Jln Inspeksi dan Jln Kimia yang disekat oleh anak kali Ciliwung. Foto : Parlin Pakpahan.
Jln Inspeksi dan Jln Kimia yang disekat oleh anak kali Ciliwung. Foto : Parlin Pakpahan.

Yang sedikit unik adalah komunitas di sekitar mulut jembatan anak kali Ciliwung yang menjembatani Jln Kimia dan Jln Inspeksi yang apabila dilanjut ke utara, kita akan sampai di bilangan Kramat. Disini komunitasnya tak banyak. Mereka ngopi beristirahat setelah lelah memacu Gobike dan Grabbike atau taxi onlinenya ke seantero Jakarta. Juga ada terlihat sejumlah mobil ambulance swasta yang parkir di ujung Jln Kimia dan Jln Inspeksi. Sepertinya ambulance ini dikomersilkan untuk mereka yang memerlukannya ke RSCM.

Mpok kopi itemnye due, kasi gule secukupnya aje ye, kata seorang driver seraya menyeka keringat di dahinya. Udara memang cukup panas ketika itu. Meski nyaris di kolong jembatan, tapi warkop mpok-mpok itu terkesan bersih dan rapi, bahkan terasa teduh karena dinaungi pepohonan tua di sekitarnya. Dan si mpok, yang dibantu suaminya melayani mereka yang mau ngopi atau sekadar ganjal perut dengan mie instan disitu, keduanya tetap konsisten bermasker dan jaga jarak. Pengunjung yang tak bermasker pun hati-hati dalam menjaga jarak, termasuk irit omong. Mereka sadar sesadar-sadarnya bahwa pandemi belum berakhir.

Parkiran motor di Jln. Inspeksi, bersebelahan dgn gedung Kirana untuk rawat-inap vip RSCM. Foto : Parlin Pakpahan
Parkiran motor di Jln. Inspeksi, bersebelahan dgn gedung Kirana untuk rawat-inap vip RSCM. Foto : Parlin Pakpahan

Saya pun balik kanan menjemput doi di unit pelayanan kesehatan mata. Ternyata sudah klaar. Kami segera keluar, dari Jln Kimia, lalu belok kanan ke halte Megaria. Dan dari situ kami langsung nge-Grabcar ke Rumah Makan Tude di bilangan Soedirman tak jauh dari setasiun Soedirman.

Gimana enak dan sossok kan dengan menu Tude khas Manado disini. "Lumayan. Porsinya ya ampun gede-gede," kata doi. "Kan Manado, sama tukang makannya dengan Orba. Hayyoo," balasku.

Warkop di mulut jembatan yang membelah Jln Kimia dan Jln. Inspeksi. Foto : Parlin Pakpahan.
Warkop di mulut jembatan yang membelah Jln Kimia dan Jln. Inspeksi. Foto : Parlin Pakpahan.

Akhirnya mari kita tunggu pengumuman resmi Pak Jokowi atas nama bangsa dan negara bahwa tak lama lagi pandemi Covid-19 sudah harus berakhir di negeri ini.

So, mari tetap konsisten dengan behavior New Normal kita. Meski tak harus bertude-tude, jaga kesehatan,  jaga jarak dan tetep ngirit ngakaknya ya ..

Depok Bolanda, Wed', Oct' 19, 2022.

Pusat Lasik Unit Pelayanan Kesehatan Mata RSCM Kirana. Foto : Parlin Pakpahan.
Pusat Lasik Unit Pelayanan Kesehatan Mata RSCM Kirana. Foto : Parlin Pakpahan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun