Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Usia 70-an dan Legacy dalam Perpolitikan di Negeri +62

10 Oktober 2022   15:22 Diperbarui: 10 Oktober 2022   15:31 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

73 tahun dan Mega 75 tahun. Menilik itu, maka angle yang perlu sekarang untuk melihat Nasdem, Gerindra, Demokrat dan PDIP dalam perpolitikan now adalah masalah legacy.

Usia 70-an adalah sebuah bonus pertama dalam kehidupan. Bonus kedua adalah usia 80-an dan bonus ketiga adalah usia 90-an.

Parpol dimanapun bergantung kepada para pendiri dan pewarisnya. Legacy dalam perpolitikan, bisa disebut dinasti sejauh menyangkut faktor biologis semata. Diluar itu legacy tentu bisa diwariskan kepada siapa saja yang dapat membawa partai ke depan sesuai visi atau cita-cita besar partai sejak awal didirikan.

Kaisar Romawi Marcus Aurelius tempo doeloe lebih menyayangi Panglima Perangnya ketimbang anak kandungnya sendiri. Sang panglima sevisi dengannya, berbeda dengan anak kandungnya yang pemogoran dan pengecut tidak mencerminkan keagungan dirinya sebagai Kaisar Romawi yang adalah adidaya dunia ketika itu (lih The Gladiator).

Lain halnya dengan Ratu Elizabeth II yang meninggal belum lama ini dalam usia 96. Penggantinya murni atas dasar darah dan keturunan. Kalau tak ada anak laki seperti Charles yang menggantikannya sekarang, maka tahta Inggeris akan jatuh kepada adik perempuannya atau sepupunya atau yang lainnya, asal-lah berdarah monarki Inggeris sejak Ratu Victoria. Itulah dinasti monarki Inggeris atas dasar faktor biologis semata.

Di negeri +62. Kalau ditilik dari case study keempat tokoh tsb di atas, maka Wowoklah Capres yang independen alias bebas dari dinasti. Kalaupun ada anak semata wayangnya yang bergelut di dunia disain busana di Eropa sana, ia terkesan kuat tak berambisi pada usianya sekarang untuk melegacykan Gerindra kepada sang putera. Ia lebih suka meneruskan legacy ini kepada kader-kadernya yang loyal terhadap nasionalisme dan Indonesia raya.

Sebuah kartun tentang oligarki politik. Foto : timesindonesia.co.id
Sebuah kartun tentang oligarki politik. Foto : timesindonesia.co.id

Lain halnya dengan Paloh, Esbeye dan Mega. Di usia 70-an, Paloh yang kayaraya sekarang, tak puas kalau sang putera Prananda Paloh hanya mewarisi kerajaan bisnisnya saja. Ia memang memulainya dari nol di Medan dan Pematang Siantar sana, tapi dalam perjalanan waktu sukses besar dan kini kayaraya. Isterinya Rosita Barrack, juga keturunan seorang milyuner asal Samarinda yi Omar Barrack. Di bawah terlihat dari pohon silsilah ada iparnya Rosano Barrack dan keponakannya Reino Barrack yang beristerikan seorang sosialita tenar yi Syahrini. Ia sadar, kalau legacy bisnis mudah hancur, tapi kalau legacy itu menawarkan the road to power via Nasdem yang dibesarkannya selama ini, maka langkah catur semacam itu akan dapat melestarikan legacynya. Tampaknya Rosita Barrack sepakat dengan Paloh untuk mendisain the road to power bagi Prananda. Gerbang pembuka adalah pencapresan Anies Baswedan. Hasil Pemilu 2024, wait and see saja, yang penting tenaga buzzers untuk pewarnaan Anies memasuki the road to power itu mendukung.

Esbeye  dan Mega, Sama saja, meski tak sebangun. Kalau Esbeye kemiliterannya tidak paripurna. Ia hanya pernah menjabat Kasdam Jaya dan Kaster TNI dengan pangkat Letjen. Ia lebih memilih jalur politik begitu diangkat Gus Dur jadi Mentamben pada Okt' 1999. Tak heran pada 2004 ia ikut Pilpres setelah sebelumnya gegeran dengan Mega+Taufik. Sukses. Bahkan Pilpres kedua kali pada Pilpres 2009, Esbeye pun sukses. Sayang, ia kesandung banyak hal terkait abuse of power dari kader-kadernya sendiri di Demokrat ntah itu Soetan Batugana, Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng, Nazaruddin dll.

Tak lama setelah kepemimpinannya berakhir sebagai RI-1, Esbeye bertindak visioner sebagai politisi, tapi tidak bagi kalangan awam umumnya, yi memutuskan agar Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY anak kandungnya sendiri yang semula berkarier di kemiliteran agar mundur dan disiapkan menjadi kader Demokrat dengan kawah candradimuka pertama baginya adalah Pilgub DKI Jakarta 2017.  Gagal. Tetapi AHY setidaknya telah merasakan pertarungan politik pertamanya yang bagi sang Ayah adalah starting point sang anak memasuki the road to power pada 2024 atau selambatnya 2029. Bonus usia 70-an bagi Esbeye sekarang adalah memanfaatkan celah sempit dalam peralihan kekuasaan yad kepada putera mahkota AHY. Itulah legacy terbaik yang dapat melanggengkan dinasti, karena harta yang ia kumpulkan selama 2 periode kepresidenannya tidaklah abadi. Esbeye dan keluarga bukanlah pebisnis sebagaimana Surya Paloh.

Lain halnya dengan Megawati Soekarno. Sepeninggal Taufik Kiemas, Ia lebih memilih konsolidasi partai, setelah sebelumnya membabat mereka yang tidak loyal kepada ideologi partai yi ideologi nasionalis ajaran ayahnya sendiri yi Bung Karno. PDIP adalah legacy Soekarno yang tempo doeloe bernama PNI. PNI bukan sekadar hibah menjadi PDIP sekarang. Tapi PNI adalah akar utama kepartaian di Indonesia setelah Syarekat Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun