Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saksi-Saksi Yehuwa Bukan Kristen

3 Oktober 2022   15:51 Diperbarui: 3 Oktober 2022   15:58 1680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 John Ankerberg dalam salah satu bukunya tentang apa dan siapa sebenarnya Saksi-Saksi Yehuwa itu. Foto : kobo.com

Saksi-Saksi Yehuwa percaya keselamatan tidak berdasarkan anugerah Allah, tapi perbuatan kita. Keselamatan bergantung pada perbuatan masing-masing individu. Mereka mempunyai kesempatan untuk membuktikannya dengan ketaatan atau ketidaktaatan, apakah mereka layak untuk hidup kekal (Russell, Studies in the Scriptures I: 158; dikutip dalam McDowell, 73).

Semua yang karena iman kepada Tuhan Yahweh dan dalam Kristus Yesus membaktikan diri untuk melakukan kehendak Tuhan dan mereka yang dengan setia melaksanakannya akan diberi pahala dengan kehidupan abadi (Let God Be God 298; dikutip dalam McDowell, 73). Karena itu, dibutuhkan kesaksian dan upaya misionaris lainnya.

Masa Depan

Orang-orang yang tidak percaya akan dimusnahkan. The "Little Flock" atau sekawanan kecil manusia atau 144.000 Saksi-Saksi Yehuwa akan tinggal di surga setelah kematian mereka. Sedangkan sisanya atau Saksi Yehuwa lainnya dilarang ke surga dan sebagai gantinya tinggal di Bumi yang dalam Bahasa Saksi-Saksi Yehuwa disebut Firdaus Bumi.

Apologetika Kristen Terhadap Saksi-Saksi Yehuwa

Terlihat adanya kontradiksi Alkitabiah dengan teologi Saksi-Saksi Yehuwa, seperti keilahian Yesus (lih Yohanes 1: 1-2 ; Roma 9: 5 ; Kolose 2: 9 ; 1 Timotius 3:16; Ibrani 1: 3); keselamatan oleh kasih karunia (Efesus 2: 8-9); doktrin neraka (Matius 25:46 ; 2 Tesalonika 1: 7-9).

Juga perlu dicermati klaim Saksi-Saksi Yehuwa bahwa Kedatangan Yesus yang kedua akan terjadi pada tahun 1914. Sebelum 1914, mereka mengklaim bahwa Kerajaan Allah akan didirikan di bumi pada tahun itu (Watchtower Reprints, Maret 1880, I: 82). Ketika peristiwa ini tidak terjadi, mereka mengalihkan penekanan mereka ke Kerajaan Allah di surga, dan mengklaim bahwa Kristus datang kembali tanpa terlihat pada tahun 1914.

Bandingkan prediksi Alkitabiah tentang kedatangan Yesus yang terlihat (Kis 1:11 ; Matius 24:26 , 27 ; Wahyu 1: 7).

Dari penelisikan terurai di atas, terlihat benderang sifat dasar Saksi-Saksi Yehuwa bukanlah sikap dasar Kristen, demikian juga halnya dengan tokoh otoritasnya. Mereka bergantung sepenuhnya pada Russell sang pendiri dan para penggantinya. Selain itu mereka terbukti banyak menggunakan teks non-Alkitabiah baik buah karya para pendiri maupun kutipan-kutipan tak jelas lainnya yang telah mereka modifikasi sesuai kebutuhan.

Theologi Saksi-Saksi Yehuwa seakan terkait dengan agama Kristen, padahal hanya sekadar copypaste dan itupun  telah diubah sesuai sudut pandang sang pendiri dkk. Mereka memang menghadirkan Yesus, tapi jauh berbeda dengan keyakinan utama Kristen. Mereka mengklaim kebenaran baru dan interpretasi baru. Mereka banyak mengutip sumber otoritas non-Alkitabiah, menolak prinsip utama agama Kristen dan umumnya mengembangkan theologi yang telah berubah dan seringkali kontradiktif. Mereka sangat bergantung pada para pendiri dan senantiasa menawarkan keselamatan melalui perbuatan. Klaim profetik mereka tidak berdasar.

Setelah mengurai pori-pori itu, maka dapat dipastikan disini bahwa Saksi-Saksi Yehuwa bukanlah Kristen. Di negara asalnya AS, mereka tetap bebas sejauh tidak mengganggu keamanan publik, bahkan di negeri Wakanda ini mereka melenggang-lenggok kemana pun tidak pernah diganggu oleh penganut Kristen, ntah itu katholik atau protestant.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun