Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Kopi Asia Semakin Dinamis

27 September 2022   18:52 Diperbarui: 2 Oktober 2022   09:17 3241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Secangkir kopi di atas biji kopi yang sudah diroastery. Foto: hipwee.com

Iman Kusumaputra pendiri Kopikalyan mewakili respon Indonesia terhadap Starbucks. Gerai Kopikalyan pertama dibukanya di kawasan komersial yang ramai di Jakarta Selatan.

Ellya Astria, barista kedai kopi Klodjen Djaja 1956, kedai kopi vintage di Klojen, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.
Ellya Astria, barista kedai kopi Klodjen Djaja 1956, kedai kopi vintage di Klojen, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.

Kopikalyan saat ini menjalankan tiga kedai kopi di sekitar Jakarta, dan mendirikan gerai pertama dan satu-satunya di luar negeri yi di Tokyo pada Desember 2020.

Kopinya terbuat dari biji arabika yang bersumber sepenuhnya dari perkebunan kopi Indonesia. Selain menjajakan kopi Barat seperti espresso dan cappuccino, Kopikalyan juga menjual campuran populer lokal seperti Es Kopi Susu (es kopi dengan susu dan gula aren). 

Baru-baru ini Kopikalyan meluncurkan apa yang disebut sebagai proyek Kopi Atlas, al kopi single-origin pilihan dari berbagai daerah di Indonesia, dari Aceh di barat hingga Papua di timur.

Kopi Indonesia menarik karena sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, pulau-pulau itu dipisahkan oleh banyak lautan, sehingga rasa kopi dari satu daerah ke daerah lain bisa sangat berbeda. Indonesia memiliki jumlah varietas kopi terbesar--bahkan satu pulau bisa menjadi rumah bagi beberapa kopi yang berbeda.

Tak mau kalah dengan Coffee Toffee, Kopikalyan yang membuka gerai kopi pertamanya pada 2016, berambisi dengan rencana ekspansinya. Ada rencana untuk membuka gerai di beberapa kota besar lainnya di Indonesia, serta di Jepang, Uni Emirat Arab dan Ausie, tetapi pandemi Covid-19 dan pembatasan mobilitas memaksa perusahaan untuk mengesampingkan tujuan tsb.

Kedai kopi vintage Und Corner, bilangan Tugu, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.
Kedai kopi vintage Und Corner, bilangan Tugu, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.

Masyarakat Indonesia sekarang mulai menyadari bahwa kopi mereka adalah sesuatu yang harus mereka banggakan. Sebelumnya kopi arabika dan kopi bermutu tinggi tidak dikonsumsi di dalam negeri, dan sebagian besar kopi itu diekspor, tetapi sejak kafe booming di Indonesia, biji kopi bermutu tinggi didistribusikan, dan masyarakat mulai memahami potensi kopi Indonesia.

Kawisari Koffie Dan Lontjeng Kopi di bilangan wisata heritage Kajoetangan Malang misalnya terkesan sangat percaya diri, setidaknya untuk pariwisata lokal di Malang raya, dimana apresiasi terhadap kopi lokal Malang telah tumbuh secara nyata dalam beberapa tahun terakhir. Kopi lokal ntah itu robusta Dampit, Kawi, dan Arabika Arjuno adalah semangat baru bagi komunitas kopi di Malang. 

Kopi lokal itu kini telah menggantikan biji kopi yang diimpor oleh Starbucks. Brand ex USA inilah yang memulai budaya kedai kopi di Indonesia pada tahun 2002 dan terus berkembang hingga sekarang, termasuk kopi Vietnam yang melanda Jakarta beberapa tahun lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun