Literasi Ibrani menceritakan bahwa di bawah tekanan isterinya Sarah, Abraham membuang Hagar dan Ismael ke padang gurun. Bertentangan dengan harapan, mereka tidak mati. Kitab itu menyatakan bahwa mereka diselamatkan oleh Yang Mahakuasa, yang menyatakan bahwa Ismael akan menjadi Bapak dari sebuah bangsa yang besar.
Tiba pada waktunya nanti Muhammad - pendiri Islam yang awalnya tertarik pada Yudaisme dan meminjam banyak tradisinya - berbalik melawan keras orang Yahudi yang menolak menerimanya sebagai nabi mereka.
Jadi Abraham Accord bukan hanya sekadar perdamaian antara orang-orang yang bertikai. Perjanjian ini berpotensi menyembuhkan keluarga yang sangat retak.
Sering terjadi agresi dan kepahitan terburuk muncul di antara mereka yang sangat dekat. Ketika anggota keluarga bertengkar satu sama lain, permusuhan seringkali dipertajam secara paradoks oleh rasa frustasi dari kerinduan yang kuat untuk memperbaiki keretakan.
Dan itu membantu menjelaskan ketertarikan banyak orang Arab Teluk yang menyambut gembira pemulihan hubungan ini dengan orang Yahudi Israel.
Itulah mengapa ada perbedaan besar antara Perjanjian Abraham dan perjanjian damai yang ditandatangani Israel beberapa tahun lalu dengan Yordania dan Mesir. Itu adalah aliansi strategis antar pemerintah, karenanya tidak bisa menghentikan masyarakat Yordania dan Mesir untuk terus memuntahkan racun anti-Yahudi.
Sebaliknya, Perjanjian Abraham merepresentasikan pendekatan budaya antara Israel dan Emirat Arab dan Bahrain. Itulah mengapa buku teks yang berisi pujian atas perjanjian dengan Israel sudah dapat ditemukan di meja sekolah anak-anak Emirat Arab.
Mengajar anak-anak untuk menghormati orang lain daripada kebencian adalah bukti dari keinginan tulus untuk hidup berdampingan secara damai. Itulah mengapa buku teks Arab Palestina yang mengajarkan anak-anak untuk membenci Israel, dan bahkan menghapusnya dari peta wilayah tsb, adalah bukti paling pasti bahwa orang Arab Palestina selama ini telah memilih jalan perang permanen.
Kembali ke negeri wakanda ini yang selalu berpikir buruk tentang Israel dan pemerintahnya super rajin mengatasnamakan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Tapi celakanya keingintahuan tentang apa yang kini terjadi dengan legacy Trump, itu samasekali tak ada.
Boleh jadi kalau ditanya negara Arab mana saja yang sudah Acc dengan Abraham Accord setelah UEA dan Bahrain. Nggak tahu? Mengapa? Nggak tahu? Jadi tahu apa dong? Pokoknya Indonesia berpolitik luar negeri yang bebas dan aktif. Masa? EGP! Oalah dasar politisi sontoloyo aktif tapi pendusta sampeyan itu ..
Joyogrand, Malang, Wed' Sept' 21, 2022.