SBY-PDIP Turun Dan Naik Gunung
Belanda masih jauh Bung, jangan terburu-buru ngebidik, ntar malah salah tembak atau terberondong peluru lawan, demikian joking ala anjal di Medan yang terbawa-bawa sampai ke Jakarta.
Begitzulah dalam dunia voxpop atau dunia politik kita sekarang. Sejumlah parpol sudah rapimnas, rakernas atau kongresnas, ntah apalah itu. Pokoknya nas-nas-an. Dan Partai Demokrat (PD) baru saja usai Rapimnas di JCC, Kamis 15 Sept' ybl.
Dalam kesempatan itu, di luar dugaan PD melancarkan serangan-serangan ke pemerintah Joko Widodo jelang Pemilu Serentak atau Pilpres 2024. Kritik dilontarkan Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pasangan ayah-anak itu menyasar sejumlah kebijakan Jokowi. Mulai dari bantuan langsung tunai (BLT) hingga kecurangan pemilu yang bakal dihadapi bangsa ini pada pemilu 2024.
AHY menyindir pemerintahan Jokowi bisanya cuma gunting pita dalam proyek infrastruktur. Menurutnya, banyak infrastruktur saat ini adalah warisan Presiden SBY.
"Banyak yang tinggal dan sudah 70 persen bahkan 90 persen, tinggal gunting pita. Setahun gunting pita kira-kira masuk akal tidak?" ujar AHY pada Rapimnas tsb (lih CNN Indonesia https://tinyurl.com/2ze6r5rd).
Sang Ayah tak kalah sengit. SBY mengatakan ada informasi Pemilu 2024 akan dibuat tidak adil dan jujur. Ada kemungkinan Pilpres 2024 diarahkan hanya diikuti dua kandidat saja. SBY memutuskan untuk turun gunung pada pemilu yad. Dia ingin memastikan pemilu tidak dicurangi.
"Para kader mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024. Saya mendengar mengetahui bahwa ada tanda-tanda pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," kata SBY (lih news.detik.com https://tinyurl.com/2hr7yvm5).
Dalam Rapimnas Nasdem beberapa waktu sebelumnya Surya Paloh juga melontarkan katakanlah semacam jab pancingan, Paloh mengatakan ada parpol yang sombong sendiri. Lebih baik tak usah pemilu jika berujung perpecahan. Paloh dalam bahasa lain mempertanyakan apakah negara mampu menyelenggarakan pemilu yang jujur, adil, tepat waktu dan benar-benar menjaga hak konstitusional rakyat pada 2024 nanti. Ia lalu mengajak semua pihak untuk melakukan perubahan menjelang Pemilu 2024. Yang terpenting, meski hanya tersirat, berhentilah melakukan politik identitas. Dan sepertinya Paloh menggandeng Anies sebagai salah satu capres unggulannya agar tak digebyah-gebyah lagi sebagai Bapak Politik Identitas.
Gerindra juga sudah melakukan kegiatan serupa dan komunitasnya telah berbulat tekad agar Prabowo Subianto atau Wowok, pendiri dan kini jadi Ketua Dewan Pembina Gerindra, diusung lagi sebagai Capres RI untuk ketiga kalinya pada Pemilu 2024 yad. Dan terakhir Wowok setelah beranjangsana lebaran ke sejumlah tokoh penting negeri ini, al Mega, termasuk ke kandang PKB di Jatim, ia dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin PKB belum lama ini bertemu dan diakhiri berfoto saling menautkan tangan untuk mempertegas Gerindra dan PKB telah berkoalisi untuk kepentingan Pilpres yad.
Puan juga sudah beranjangsana ke Hambalang dan berkuda bersama Wowok di ranchnya itu. Tapi tak terdengar adanya pernyataan politik yang menggugah atensi publik. Ini boleh jadi karena sudah ada semacam ko-eksistensi antara PDIP dan Gerindra. Apa itu? Kita tak perlu berkoalisi, karena anda kan capres dan sayapun capres, boleh jadi itu kesepakatan hidden tsb.
Dari ketemuan Gerindra dan PKB juga tak ada statement yang bikin heboh, kecuali ikrar bersama untuk membangun koalisi. Cak Imin okelah jadi cawapresnya Wowok. He He ..
Dalam Rapimnas Nasdem, Paloh memang melontarkan jab, tapi terkesan jab ringan pembuka sekadar memancing. Dan Mega langsung merespon bahwa PDIP nggak pernah sombong. Komentar analist beragam. Intinya Paloh justeru terkesan tobing alias tolol bingung karena belum bisa berswasembada kader sendiri.
Manuver Nasdem berikutnya tak banyak kecuali wait and see, karena sadar calon unggulannya kebanyakan dari luar seperti Anies dan Ganjar misalnya. Calon model begini tak terlalu dianggap sebagai tantangan oleh dua parpol utama dalam kontestasi politik 2024. Kalau dalam istilah Rocky Gerung, Wowok dan Mega tinggal mengguntingnya dari dalam, selesai sudah, mau apa mereka. Maka tobing-lah Nasdem.
Berbeda halnya dengan Rapimnas PD, statement dari tokoh utamanya tak ubahnya lontaran beruntun jab-jab keras yang yang sontak membuat Hasto Sekjen PDIP dan Adian Napitupulu membalas jab beruntun itu dengan upper cut, yang untungnya tidak telak. Andaikan upper cut Tyson yang terlontar, mungkin akan lain hasilnya. He He ..
"Kalau turun gunungnya SBY mau menyebarkan fitnah kepada Pak Jokowi, maka PDIP akan naik gunung agar bisa melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan oleh Pak SBY. Sebab, informasi yang diterima Pak SBY sangat tidak tepat. Jadi, hati-hati kalau mau ganggu Pak Jokowi," jelas Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 17 Sept' ybl (lih CNN Indonesia https://tinyurl.com/2j3bp5uh).
Seiring dengan itu Adian anggota DPR dari fraksi PDIP mengaku kasihan kepada AHY lantaran salah menyampaikan data di depan publik.
"Saran untuk teman teman di PD, tolong jangan jerumuskan AHY. Kan kasihan sudah sewa tempat mahal, bicara di hadapan 3.000 kader, pakai sound system ribuan watt, diliput banyak media. Eh, data yang disampaikan salah total," kata Adian melalui keterangan tertulis yang diterima CNN Indonesia.
Adian juga menyinggung nasib AHY yang memutuskan berhenti dari TNI pada usia muda, kemudian gagal menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan justru sekarang malah menyampaikan data infrastruktur yang menurutnya tidak valid.
"Atau kalau AHY tertarik saya juga bisa sampaikan data terkait seribu lebih unit Rusun di masa SBY yang karena mangkrak lalu jadi seram, tapi bisa sukses untuk tempat shooting Pengabdi Setan. Atau mungkin masih butuh data Hambalang juga? perlu?," pungkas Adian. (lih CNN Indonesia https://tinyurl.com/2l2puut5).
Yang kelihatan anteng-anteng saja dalam menyoal celotehan panas Rapimnas PD ini hanya Golkar, PAN dan PPP yang berkoalisi dalam KIB. Koalisi semut merah yang tadinya mau dibentuk oleh PKB dan PKS, gagal total, karena Cak Imin sudah menggandeng dan tergandeng Wowok. Jadi menteri pun lumayan kan, itu kesepakatan hidden KIB. Biar PKS sendirian. Waduh ..
PDIP dan Gerindra sama sekali tak bergeming sejauh ini. Gerindra hanya butuh diisi satu parpol lagi dan PDIP malah tak perlu koalisi-koalisian. Koq repot. Semut merah bubar sebelum masuk arena. Itu wajar, dan PKS sekarang lagi sibuk bagaimana menyingkirkan busana politik identitas yang selama ini disandangnya. Masalahnya tool politik itu sekarang sudah nggak bisa lagi dipakai karena sudah bubar jalan.
At the end, kegusaran PD meski bisa dimaklumi, tapi apa lacur PD sudah menjadi macan ompong yang sebetulnya tak perlu lagi pasang standar tinggi seakan mau balik jauh ke era Sby pertamakali memenangkan Pilres dengan angka perolehan suara yang siginifikan baik untuk Presiden maupun untuk Parlemen.
Roda sudah lama berputar. Ingat, PD menjadi berantakan pada periode II Sby, dimana dia kehilangan kendali atas partainya sendiri, dimulai dari kasus Nazaruddin, Angelina Sondakh, Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng dan berbagai kekisruhan lain seputar KKN yang lagi-lagi tak ada bedanya dengan zaman Orla, termasuk yang keji seperti merekayasa Ketua KPK Antasari Azhar tersingkir yang dikaitkan dengan sosok lain yi Nasrudin Zulkarnaen yang terbunuh di jalanan yang sampai sekarang kita nggak pernah tahu bagaimana Nasrudin bisa jadi kambing hitam seperti itu.
Maukah PD belajar dari pengalaman kelam itu. Atau malah memperlebar sensi sehingga tak lagi rasional dalam perpolitikan nasional, dan ke depannya malah karam total. Atau sekurangnya Pak Moeldoko nanti selaku PD tandingan yang akan menggembosi PD Sby-Ahy.
Kasihan AHY, Ibas, kedua mantu dan cucu-cucu Bos!
Joyogrand, Malang, Mon', Sept' 19, 2022.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI