Dan area Sukabumi yang luas itu kemudian menjadi Kabupaten Sukabumi. Kita lihat ada perkebunan teh di utara dan perkebunan getah perca di selatan. Itulah Sukabumi yang adalah salah satu kota legacy Belanda yang layak untuk dikenang dan ditulis kembali.
Sebagai awal kita sapa dulu salah satu gereja legacy Belanda tempo doeloe yi sebuah Kapel (gereja kecil) yang sejak Indonesia merdeka berubah nama menjadi HKBP atau Huria Kristen Batak Protestan atau Gereja Kristen Batak Protestan.
Gereja HKBP Sukabumi terletak di Jalan Soedirman (No. 12) yi ujung barat Jalan Raya Sukabumi menuju Cisaat, Cibadak, Cicurug, Parungkuda dan Bogor. Daerah ini termasuk Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong.
Gereja kuno ini adalah Kapel peninggalan Belanda yang telah dijadikan situs dan dilindungi oleh ketentuan perundangan. Interior gereja yang bergaya Calvinian masih 100% murni peninggalan Belanda, mulai dari bangku panjang berbanjar terbuat dari kayu jati kelas satu, lampu gantung di langit-langit gereja yang menjulang tinggi, mimbar untuk pendeta, kotak perpuluhan, bahkan orgel sangat kuno yang menggunakan pipa-pipa angin masih ada tergeletak membisu di balcon bagian depan yang menghadap ke arah mimbar. Meski membisu tapi kalau ada akhli orgel kuno dari Eropa yang memahami instrumen musik zaman romantik Eropa, dipastikan akhli tersebut akan dapat memperbaiki orgel tua yang sangat klasik dan bersuara agung ini.
Halaman depan gereja cukup luas untuk parkir mobil dan sepeda motor. Kalaupun kenderaan yang akan diparkir melebihi kapasitas parkir, maka ini dapat segera diatasi dengan memarkir kenderaan di halaman sebelah kiri gereja yang pada bagian belakangnya adalah rumah tinggal pendeta HKBP yang ditugaskan di gereja HKBP Sukabumi. Penugasan pendeta dimaksud tentunya tidaklah permanen melainkan hanya pergantian dalam waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh kantor pusat HKBP di Pearaja Tarutung, Sumatera Utara.
Yang disesalkan rumah dinas Pendeta yang saya ingat ada di sebelah kiri gereja, bukan yang sekarang di belakang gereja. Sayang kini rumah dinas antik itu tak jelas statusnya. Kemungkinan besar dulu ada masalah pinjaman sejumlah uang dari seorang pengusaha kaya. Pelayan gereja atau si penghutang ujungnya tak mampu membayar hutangnya kepada rentenir ybs dan rumah dinas itu oleh si rentenir dibuat menggantung statusnya. Pemilik bayangan tsb adalah seorang Chinese kaya. Dia tahu bahwa rumah dinas pendeta itu adalah salah satu situs penting yang terintegrasi dengan gereja HKBP. Situs itu dilindungi oleh peraturan perundangan cagar budaya yang berlaku.
Yang disesalkan lainnya adalah renovasi gereja di bagian depan yang justeru merusak sebagian citra aslinya, yaitu dengan menambahi ubin keramik pada dinding dan tanda salib di bagian depan, sehingga terkesan gemuk dan tak lagi elegan.