Duka menyelimuti dunia sekarang ini karena meninggalnya Ratu Elizabeth II - Kamis 8 Sept' ybl di Balmoral, Skotlandia -- pada usia 96 tahun.
Ratu Elizabeth II merupakan ratu tertua dan terlama di Inggeris dan menjabat sebagai ratu selama 70 tahun. Sebuah rekor tak ada duanya. Ia meninggalkan empat anak, delapan cucu dan 12 cicit. Ia menjalani kebersamaan dengan suaminya Pangeran Philip  selama 73 tahun dan sang Pangeran meninggal pada 9 April 2021 lalu.
Ratu Elizabeth II melampaui rekor ratu Inggeris terlama yang dipegang oleh nenek buyutnya Ratu Victoria, yang meninggal pada tahun 1901 pada usia 81 tahun. Pada bulan September 2015, Elizabeth menjadi ratu Inggeris yang paling lama memerintah. Ia telah melampaui Victoria, mantan pemegang gelar, yang memerintah kerajaan selama 63 tahun.
Pada bulan Pebruari 2017, Ratu Elizabeth II merayakan jubilee saffire atau safir birunya atau perayaan 65 tahun tahtanya. Itu yang pertama kali dilakukan di Inggeris. Pada Nopember tahun itu juga, Ia yang pertama dari kerajaan Inggeris yang merayakan 70 tahun perkawinan dengan Pangeran Philip. Pada 6 Pebruari 2022 kemudian merayakan platinum jubilee yang menandai Ratu Elizabeth II telah bertahta di kerajaan Inggeris selama 70 tahun.
Ratu Elizabeth II adalah kepala negara terlama kedua di dunia setelah Raja Louis XIV dari Perancis. Ratu adalah simbol monarki Inggeris yang diakui secara global, terutama ketahanannya di dunia yang terus berubah. Ia adalah salah satu kepala negara paling populer dalam sejarah Inggeris.
Elizabeth tidak pernah bermimpi menjadi ratu. Peran itu disodorkan padanya secara tak terduga.
Ia dilahirkan sebagai Elizabeth Alexandra Mary di London pada 21 April 1926, dari pasangan Pangeran Albert, Duke of York, dan isterinya, Elizabeth, Duchess of York. Sang puteri berada di urutan ketiga takhta ketika pamannya menjadi Raja Edward VIII pada tahun 1936, setelah kematian ayahnya dan kakek Elizabeth, Raja George V.
Namun Edward turun takhta pada tahun itu -- gegara menafikan tradisi kerajaan dan Gereja Inggeris -- agar ia dapat menikahi Wallis Simpson, seorang Amerika yang telah bercerai. Sebagai konsekuensi logis, Ayah Elizabeth kemudian dinobatkan sebagai Raja George VI, dan perjalanan hidupnya serta sejarah Inggeris pun berubah selamanya.
Pada tahun 1952, George, yang berjuang melawan penyakitnya selama beberapa tahun, meninggal pada usia 56 tahun, dan Elizabeth, yang tidak memiliki saudara laki-laki, menjadi ratu pada usia 25 tahun. Dia menikah dengan Pangeran Philip blasteran Yunani dan Denmark yang dia temui ketika dia berusia 13 tahun kurang dari lima tahun sebelumnya.
Penobatannya di Westminster Abbey London pada 2 Juni 1953, disiarkan televisi untuk pertama kalinya dalam sejarah 900 tahun upacara tersebut . Keputusan itu awalnya membuat marah beberapa pejabat senior, termasuk Winston Churchill, yang saat itu menjadi Perdana Menteri, tetapi ratu menyatakan penyiaran penobatan itu secara luas adalah perlu. Dan ternyata berhasil.
Diperkirakan 27 juta orang di Inggeris (sekitar tiga perempat dari populasi pada saat itu) menonton acara tersebut. Jutaan lainnya mendengarkan upacara itu di radio.
Ratu Elizabeth II menunjukkan kesetiaan pada institusi monarki dan mengikuti ritual dan tradisi lama, tetapi dia juga seorang reformis dan modernis yang pendiam. Dia membuat acara tradisional dan halaman kerajaan lebih mudah diakses oleh publik, dan menjadi tuan rumah makan malam di Istana Buckingham, dimana dia bergaul dengan orang-orang dari semua latar belakang, termasuk pengusaha, pekerja amal, atlet dan seniman.
Namun, sang ratu tetap menjadi sosok misterius yang menjaga emosi dan perasaan pribadinya tetap pribadi. Elizabeth jarang membuat pendapatnya tentang masalah politik atau pribadi diketahui publik. Dan dia tidak pernah memberikan wawancara pers meskipun dia dua kali setuju untuk difilmkan untuk film dokumenter.
Film pertama menyebabkan kegemparan ketika diputar pada tahun 1969, karena tidak ada yang pernah melihat rekaman intim para bangsawan sebelumnya. Istana Buckingham menarik secara permanen film tersebut dari penayangan publik akhir tahun itu juga, khawatir film itu membuat keluarga tampak terlalu biasa, meskipun film itu kadang-kadang muncul di YouTube.
Pada tahun 2016, Elizabeth setuju untuk menjadi bagian dari film BBC pada ulang tahunnya yang ke-90.
Sang ratu mempertahankan ketenangan luarbiasa yang merupakan ciri kepribadian publiknya, bahkan di saat-saat tergelapnya. Pada tahun 1992, periode yang dia gambarkan sebagai "annus horribilis," atau "tahun bencana," putera tertua Elizabeth, Pangeran Charles dan Andrew, masing-masing berpisah dari isteri mereka; anak perempuannya, Puteri Anne, bercerai; dan kebakaran menghancurkan Kastil Windsor. 1992 bukanlah tahun yang menyenangkan, katanya dalam pidato pada Nopember tahun itu juga.
Lima tahun kemudian, kematian mantan isteri Charles, Diana, Princess of Wales, mengancam keberadaan monarki itu sendiri. Para kritikus menuduh Elizabeth menyendiri dan tetap berada di kastil Skotlandianya alih-alih menanggapi curahan kesedihan yang melanda Inggeris, ketika rangkaian bunga untuk Diana memenuhi jalan-jalan di dekat istana kerajaan di London.
Tony Blair, yang saat itu menjadi perdana menteri, khawatir keluarga kerajaan "terlepas hubungannya" dengan opini publik, dan membujuk ratu untuk melakukan perjalanan kembali ke London.Â
Dia kembali beberapa hari kemudian dan mengakui kesedihan publik dan keluarganya sendiri dalam siaran televisi yang meredakan ketegangan . "Dia mendapatkan keseimbangan antara menunjukkan emosi dan mempertahankan rasa hormat dan martabat monarki," kata Blair kemudian kepada penyiar ITV tentang pidato tersebut.
Selama masa pemerintahannya, Elizabeth menganugerahkan ratusan ribu penghargaan. Meskipun perannya sebagian besar bersifat seremonial, dia terlibat secara politik.Â
Dia memeriksa dokumen resmi dan terus mengikuti urusan negara setiap harinya, dan bertemu secara pribadi dengan perdana menteri untuk mengobrol intim dan berbuka rahasia setiap minggunya. Meskipun isi pertemuan ini sebagian besar tidak diketahui publik, ratu diyakini telah bertindak sebagai orang kepercayaan dan penasihat bagi para pemimpin ini.
Elizabeth juga memainkan peran diplomatik penting, dan dilaporkan sebagai kepala negara yang paling sering bepergian dalam sejarah, dengan membawa upaya diplomatiknya ke seluruh dunia.
Di antara pertemuannya yang paling berkesan dan sukses adalah perjalanan kenegaraan pada 2011 ke Irlandia. Itu adalah kunjungan pertama seorang Ratu Inggeris ke Irlandia dalam 100 tahun, dan dipandang sebagai isyarat simbolis rekonsiliasi antara kedua negara. Niat baik sang ratu, dan "kata-kata dan sikapnya" selama kunjungannya, "hampir dipuji secara universal" oleh politisi Irlandia dan masyarakat umum, demikian laporan The Guardian saat itu.
Meski dikenal patuh, sang ratu terkadang menunjukkan sisi yang lebih berani, seperti saat mendiang Raja Abdullah dari Arab Saudi mengunjungi perkebunan Balmoral miliknya di Skotlandia pada 1998.Â
Sir Sherard Cowper-Coles, mantan Dubes Inggeris untuk Arab Saudi, menulis dalam memoarnya bagaimana Elizabeth bertanya kepada putera mahkota saat itu apakah dia ingin mengunjungi propertinya. Dia setuju dan Abdullah segera menemukan dirinya di kursi penumpang Land Rover di sebelah sang ratu.
"Yang mengejutkan, Ratu naik ke kursi pengemudi, memutar kunci kontak dan melaju," tulis Cowper-Coles. "Wanita belum diizinkan mengemudi di Arab Saudi, dan Abdullah tidak terbiasa dikemudikan oleh seorang wanita, apalagi seorang ratu."
Menunjukkan keinginan besar untuk mempromosikan kerukunan antar agama, Elizabeth, selaku kepala Gereja Anglikan, bertemu dengan lima paus, termasuk Paus Fransiskus, selama masa pemerintahannya.Â
Ratu juga bertemu dengan sejumlah pemimpin dunia baik di dalam maupun di luar negeri, termasuk Presiden AS Donald Trump, Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, pemimpin Soviet Nikita Khrushchev dan diktator Rumania Nicolae Ceauescu - kunjungan yang menurut ratu digambarkan sebagai "tiga hari terburuk dari hidupnya."
Apa yang dilambangkan ratu - tidak hanya untuk Inggeris Raya, tetapi untuk seluruh persemakmuran dan jelas seluruh dunia - adalah yang terbaik dari Inggeris. Pendahulu Trump, Presiden Barack Obama yang berkunjung ke istana Buckingham pada 2011 dan Kastil Windsor pada 2016, mengatakan kepada BBC bahwa Ratu Elizabeth II adalah tuan rumah yang "menawan" dan "ramah".
Elizabeth tidak bebas dari kritik selama pemerintahannya. Dia mengalami gelombang republikanisme di Inggeris, Ausie dan di tempat lain selama beberapa dekade. Utamanya di internal Inggeris yang sebagian kecil politisinya pernah menyuarakan dihapuskannya sistem monarki dan politisi Ausie yang pernah menyoal pakah Ausie jadi republik saja atau ikut persemakmuran di bawah ratu.
Elizabeth juga disorot atas penanganannya dalam skandal pelecehan seksual yang melibatkan puteranya, Pangeran Andrew.
Virginia Giuffre mengatakan dia diperdagangkan oleh pebisnis yang dipermalukan Jeffrey Epstein dan pebisnis itu memaksanya berhubungan seks dengan Andrew pada tahun 2001, ketika dia masih remaja. Andrew dengan keras membantah tuduhan itu dan pada 2019 memberikan wawancara kepada BBC yang kemudian membawa bencana dimana ia tidak berhasil menarik simpati publik atas korban Epstein, bahkan menyensor pelecehan seksual yang dilakukannya.
Setelah wawancara yang diizinkan Elizabeth, sang ratu kemudian dikritik ketika dia menunggang kuda dengan Andrew, dalam sebuah showmanship dukungan buat puteranya, beberapa hari setelah Andrew mengumumkan dia mundur. Beberapa minggu kemudian, Andrew menghadiri makan siang Natal tahunan ratu di Istana Buckingham.
Masalah hukum Andrew tidak berakhir di situ. Pada Agustus 2021, Giuffre menggugat Andrew di Manhattan, dengan tuduhan perdagangan dan penyerangan seksual ketika dia berusia 17 tahun. Perilaku Duke of York sekali lagi dikaitkan dengan ratu, karena dia digambarkan bersembunyi di tanah milik ibunya untuk melarikan diri. Giuffre dan Andrew akhirnya mencapai kesepakatan damai pada Pebruari 2022.
Tahun-tahun terakhir sang ratu juga ditandai dengan kehilangan pribadi dan pergolakan keluarga, serta tantangan untuk membantu membimbing Inggeris melalui permulaan Covid-19. Pada April 2020, Elizabeth dipuji karena kemampuannya meyakinkan dan menyatukan orang setelah dia menyampaikan pidato yang mengharukan dan emosional di tengah ketidakpastian dan dislokasi pandemi. Ini baru kelima kalinya dia memberikan pidato khusus kepada bangsa.
"Kita harus merasa nyaman sementara kita masih memiliki lebih banyak untuk bertahan, hari-hari yang lebih baik akan kembali," katanya dalam sambutannya. "Kita akan bersama teman-teman kita lagi; kita akan bersama keluarga kita lagi; kita akan bertemu lagi."
Itu adalah periode yang dianggap sebagai "annus horribilis" lain bagi ratu, sebagian karena cucunya Pangeran Harry dan isterinya, Meghan Markle, menyatakan pada Januari 2020 bahwa mereka mundur sebagai anggota senior keluarga kerajaan. Keduanya bekerja untuk mengejar kebebasan finansial dan karenanya pindah ke Amerika.
Pada Maret 2021, Duke dan Duchess of Sussex mengungkapkan dalam wawancara mengejutkan dengan Oprah Winfrey bahwa seorang anggota keluarga kerajaan telah menyatakan keprihatinan rasis sebelum putera mereka, Archie, lahir, disusul pengungkapan luarbiasa lainnya.
Ratu kemudian mengeluarkan pernyataan melalui Istana Buckingham yang mengatakan : "Seluruh keluarga sedih mengetahui sepenuhnya betapa menantangnya beberapa tahun terakhir bagi Harry dan Meghan. Isu-isu yang diangkat, khususnya ras, sangat memprihatinkan. Sementara beberapa ingatan mungkin berbeda, mereka akan direspon sangat serius dan akan ditangani oleh keluarga secara pribadi."
Tak lama setelah wawancara Harry dan Meghan ditayangkan, Pangeran Philip, Duke of Edinburgh suami tercinta ratu selama 73 tahun, meninggal pada 9 April pada usia 99. Gambar Elizabeth duduk sendirian di pemakaman yang diadakan dalam skala yang relatif kecil sesuai dengan Prokes Covid-19 , dipandang sebagai salah satu momen paling pedih, dan menjadi simbol kesepian dan kesedihan kehilangan orang yang dicintai selama pandemi virus corona.
Sang ratu pernah menggambarkan sang duke sebagai "kekuatan dan keteguhannya" dalam pidato perayaan ulang tahun ke-50 atau pernikahan emas pasangan itu pada 20 November 1997. "Dia adalah seseorang yang tidak mudah menerima pujian, tetapi dia yang sederhana itu telah menjadi kekuatan saya dan tinggal bersama saya selama bertahun-tahun, demikian Elizabeth.
Sang ratu tetap menjadi pemimpin yang sangat dicintai sepanjang tahun-tahun terakhir hidupnya. Pada tahun 2012, tahun Jubilee Berlian atau tahun ke-60 sebagai ratu dan ketika London menjadi tuan rumah Olimpiade, Elizabeth mendapat peringkat persetujuan di Inggeris sebesar 90%, yang dikatakan sebagai rekor tertinggi sepanjang masa. Pada Pebruari 2017, pada Jubilee Sapphire-nya atau tahun ke-65 bermahkota kerajaan Inggeris, dia masih memerintah dengan peringkat persetujuan sebesar 80%.
Itulah rangkuman yang dapat saya sarikan dari huffington post, washington post, the guardian, daily mail, telegraph dst. Tapi kenangan bagi saya selaku warga Indonesia, Ratu Elizabeth II adalah segala-galanya, sebab Ibunda saya juga bernama Elizabeth. Boleh jadi ompung saya adalah pengagum Ratu Elizabeth II yang sudah memerintah Inggeris sejak 1953.
Yang saya kagumi lainnya Elizabeth adalah seorang yang sangat memahami dan menghormati arti hidup sehat. Dia pandai memanage dietnya hingga akhir hayatnya. Juga tenang dan bijaksana memanage kerajaan Inggeris yang sudah tua itu, sehingga nilai-nilai monarki yang indah dapat lestari dan nilai-nilai yang tak relevan bisa disingkirkannya secara halus.Â
Kekaguman lain adalah keunikannya yang tak ada duanya, yi Elizabeth menulis pidatonya sendiri ntah untuk pidato apapun itu. Ia tak bergantung kepada penulis pidato kerajaan. Dia juga pemimpin yang berhasil melintasi perubahan geopolitik dunia pasca PD II dan pasca Afghanistan. Sayang, ia keburu meninggal sebelum sempat menggunakan kharismanya untuk meredakan konflik Rusia Vs Ukraina di mandala Eropa.
Pangeran Charles otomatis menjadi Raja Inggeris sekarang. Dunia berharap keteladanan Ibundanya dapat mengantarkan Charles untuk memanage Kerajaan Inggeris lebih baik lagi, terutama membangkitkan kembali negara persemakmuran. Eks imperium Inggeris raya itu sangatlah luas meliputi puluhan negara bangsa saat ini.
Inggris juga telah membuktikan bahwa siapapun warga Inggeris bisa menjadi pemimpin Inggeris seperti masa kini misalnya Sadiq Khan seorang berdarah Pakistan bisa menjadi Walikota London dan Rishi Sunak seorang berdarah India bisa menjadi Menteri Keuangan, tempo doeloe Benyamin Disraeli seorang berdarah Israel bisa menjadi PM Inggeris.
Selamat Jalan Ratu Elizabeth II.
Joyogrand, Malang, Fri', Sept' 09, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H