Bahkan hingga saat ini, orang Russia yang tidak percaya pada dokter atau tinggal di daerah di mana perawatan kesehatan sulit diakses, terus bersiteguh pada "homeopathic healers" atau pengobatan alternatif dan pengobatan kejiwaan bahkan spirit untuk menyembuhkan penyakit mereka. Tabloid dan suratkabar mengiklankan layanan dukun dan "clairvoyants" atau dukun yang bisa membaca tanda-tanda fisik, dan seringkali dokter merujuk pasien ke Babka untuk penyembuhan. Menurut data Kementerian Kesehatan dari tahun 2017, hampir 1 juta orang di Russia mencari nafkah sebagai tabib tradisional, perantara roh, atau layanan serupa lainnya.
Meskipun mereka pada umumnya diabaikan oleh anggota parlemen, diupayakan dibasmi oleh politisi konservatif dan tokoh-tokoh Gereja Ortodoks Russia dari praktek okultisme dan bahkan dilarang merayakan Halloween dalam beberapa tahun terakhir. Di republik mayoritas Muslim Chechnya, perempuan dan lelaki telah dianiaya karena dicurigai mempraktekkan perdukunan.
Dalam sebuah contoh mengerikan di dekat perbatasan Ukraina pada tahun 1997, seorang lelaki dan keponakannya menyerang seorang perempuan yang diklaim telah menggunakan ilmu hitam dengan merapalkan mantera terhadap mereka. Serangan dengan palu dan pisau terhadap dukun itu menyebabkan seorang perempuan tewas dan beberapa orang - termasuk perempuan yang diduga perapal mantera itu - terluka.
Terlepas dari semua ini, warga Russia masa kini percaya orang-orang Russia akan lanjut terus pada dunia magis dan kekuatan transformatif para dukun selama ber-tahun-tahun ke depan.
At the end, sihir dalam masyarakat modern bukanlah suatu keharusan. Itu adalah pilihan yang rumit dan pribadi, berdasarkan kesiapan kita dalam perubahan. Masing-masing dari kita memiliki pemikiran mitologis dan setiap orang memutuskan dalam pilihan alternatif apa yang akan diyakini. Masing-masing dari kita memiliki Tuhan - apakah itu Yesus, Odin, atau iPhone 13.
Joyogrand, Malang. Mon', Sept' Â 05, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H