Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

TN Komodo, Konservasi atau Pemberdayaan Ekonomi Wong Cilik?

30 Juli 2022   17:11 Diperbarui: 30 Juli 2022   17:16 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Populasi Komodo di TN Komodo. Foto : bbc.com

TN Komodo : Konservasi atau Pemberdayaan Ekonomi Wong Cilik

Konservasi alam adalah sebuah istilah dari para pecinta alam dan ketika diujungtombaki Greenpeace di Eropa sana, istilah ini semakin mengglobal. Segala macam yang dipandang mengganggu keseimbangan alam, termasuk uji coba nuklir Perancis di atol Mururoa. Itu semua di demo Greenpeace sekalipun harus mendemonya di tengah lautan.

Ketika saudaranya sesama Greenpeace di Eropa sana sudah semakin matang dan didengarkan dunia, aktivis serupa di Indonesia baru memulainya pada 1990-an. Isu-isu yang pernah mencuat al penurunan permukaan air danau Toba, penurunan permukaan tanah Jakarta karena eksploitasi air tanah yang berlebihan, penyelamatan Orangutan Kalimantan dan Sumatera, penyelamatan Harimau Sumatera dst hingga pada puncaknya kini adalah isu konservasi Komodo di NTT.

Sejauh ini telah cukup banyak upaya konservasi alam dilakukan di kawasan Komodo yang meliputi lima pulau utama, yi Pulau Komodo, Rinca, Padar, Nusa Kode (Gili Dasami) dan Gili Motang. Sementara di Pulau Flores, komodo dapat ditemukan di empat kawasan konservasi, yi Cagar Alam Wae Wuul, Wolo Tado, Riung, dan di Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau, tepatnya di Pulau Ontoloe. Komodo tak banyak di daratan utama ini, tapi kalau dipandang enteng tanpa perlu berbuat sesuatu untuk pelestariannya, maka komodo yang sedikit disini pun akan cepat punah.

Mengutip bbc.com, dalam perkembangan konservasi komodo hingga saat ini, jumlah komodo di Pulau Komodo ada 1.727, di Pulau Rinca ada 1.049, di Gili Motang ada 58, di Nusa Kode ada 57, dan di Pulau Padar ada 6. Total 2.897 komodo.

Dari KLHK perkembangan populasi komodo dapat dilihat lebih rinci lagi sbb : 2018, ada 2.899 ekor, 2019 ada 3.022 ekor, 2020 ada 3.163  ekor dan 2021 ada 3.303 ekor. Pencatatan KLHK lebih lengkap, karena komodo yang hidup di daratan utama tercakup di dalamnya.

Kita sedikit bernafas lega, karena kadal purba ini akhirnya berhasil dikembangkan step  by step. So, kita pun yakin bahwa upaya konservasi yang dilakukan pemerintah tidak lagi main-main, apalagi PBB telah mencanangkan Wilayah Konservasi Komodo sebagai Warisan Dunia.

Konservasi utama telah ditetapkan di dua pulau, yi Pulau Komodo dan Pulau Padar selaku  pulau persiapan untuk pengembangan populasi komodo lebih jauh.

 

Melihat perkembangan kepariwisataan di NTT sekarang, kita jadi teringat riuh-rendah aksi protes di masa sebelumnya yi ketidaksetujuan masyarakat terhadap rencana ambisius untuk men-Jurassic Park-kan Pulau Komodo. Ada aktivis yang memposting gambar seekor komodo menghalangi sebuah truk bermuatan material konstruksi seakan menantang "mau ngapain lo? mau ngerusak habitat gue disini." Postingan ini kemudian viral. Jurassic Park pun gagal.

Setelah cukup lama hening, ee tiba-tiba muncul berita terbaru terkait rencana kenaikan tarif tiket masuk TN atau Taman Nasional Komodo, sebesar Rp 3,75 juta yang akan diberlakukan per 1 Agustus yad. Seperti kejadian Jurassic park sebelumnya, kabar mengagetkan ini menuai protes.

Presiden Joko Widodo mengatakan rencana kenaikan harga tiket masuk ke TN Komodo sebesar Rp 3,75 juta hanya berlaku di pulau yang ditetapkan sebagai wilayah konservasi, yi Pulau Komodo dan Pulau Padar, sementara tarif masuk ke Pulau Rinca dll tetap sama, yi Lokal Rp 5.000-7.500 per orang dan Manca Rp. 150.000-225.000. Tiket baru itu berlaku satu tahun penuh atau bisa dipakai berulangkali selama satu tahun.

Mengingat deadline semakin mendekat, warga dan para pelaku pariwisata di nucleus Labuhan Bajo khawatir. Keputusan drastis seperti itu akan berdampak turunnya jumlah wisatawan ke TN Komodo.

Namun pemerintah bersikeras menegaskan, kenaikan tarif untuk konservasi TN Komodo ini telah cukup lama digagas dan dibahas. Kalaupun warga belum juga puas, kami siap mendiskusikannya lebih lanjut, kata Menparekraf Sandiaga Uno belum lama ini kepada Kompas TV dan CNN Indonesia.

Populasi Komodo di TN Komodo. Foto : bbc.com
Populasi Komodo di TN Komodo. Foto : bbc.com

TN Komodo terdiri dari tiga pulau besar, yi Komodo, Rinca dan Padar serta beberapa pulau kecil di seputar dengan luas total sekitar 1.817 km2 termasuk wilayah darat sekitar 600 km2.

Komunitas pelaku ekonomi wisata disitupun belum terlalu besar seperti di BaIi, Toraja dan Danau Toba. Tapi dalam perjalanan konservasi komodo di lima pulau utama konservasi, komunitas wisata ini semakin membesar dan boleh jadi akan bersaing dengan komunitas serupa di Toba, Bali dan Toraja.

Kita lihat angka kunjungan wisatawan pada 2017 ada 117.102 orang, 2018 ada 176.830 orang, 2019 ada 221.703 orang dan angka kunjungan ini merosot drastis lantaran pandemi pada 2020 pada angka 51.618 orang.

Saya pikir kenaikan harga tiket masuk ke TN Komodo yang ditetapkan pemerintah sudah bagus karena peruntukannya memang untuk konservasi. Tidaklah mungkin zaman now segala sesuatunya harus serba disubsidi oleh pemerintah. Maka dengan cara sharing seperti itu, kita yakin balancing alam akan semakin baik di TN Komodo, karena belanja pemeliharaan, pengembangan dan kesehatan alam telah dilakukan secara bersama-sama dan berkualitas oleh pemerintah dan komunitas wisata nasional dan dunia.

Buat yang mau ngirit dalam melakukan traveling ke TN Komodo, silakan ke Pulau Rinca, Gili Motang dan Nusa Kode. Harga tiketnya tetap dan obyeknya ya sama ikon kadal purba yang bernama komodo. Kalaupun Pulau Komodo yang diinginkan, lha monggo tapi siap bayar tiket Rp 3,75 juta. Itu untuk satu tahun lo.

Boleh jadi moment penggelontoran harga tiket baru ini yang belum tepat. Maklumlah hingga sekarang pun kita masih di tengah pandemi. Kunjungan wisatawan sejak 2020 di awal pandemi merosot drastis. Kalaupun disebut-sebut kita akan segera memasuki new normal, tapi jelas diperlukan waktu dan kerja keras untuk mempromosikan sikon kepariwisataan kita sekarang, termasuk tentu KBRI-KBRI di seluruh dunia harus aktif mempromosikan kepariwisataan new normal dimaksud, termasuk harga tiket baru yang berlaku satu tahun penuh itu.

Juga perlu diketahui pelaku kepariwisataan di TN Komodo rata-rata adalah pemain baru. Wajar mereka protes dan wajar pula sampai mereka seakan histeris melakukan aksi tidur-tiduran di depan Kantor Bupati Manggarai Barat. Itu semua hanya menggambarkan warga masih dihantui perilaku birokrat di masa lalu pra Jokowi. Bahkan apabila kita mundur hingga penghujung era Orba Soeharto, NTT adalah salah satu propinsi yang terkenal korup, tak ubahnya seperti di Medan yang distigma sebagai "Sumut" yang kemudian menjadi akronim kesohor yi "Semua Urusan Melalui Uang Tunai."

Jadi bergantung bagaimana kiat Gubernur NTT Victor Laiskodat dapat meyakinkan masyarakat bahwa BUMD Flobamora di bawah Pemprop NTT adalah perusda yang benar-benar professional yang hanya diisi oleh tenaga-tenaga professional asli NTT yang visioner sebagaimana halnya Laiskodat yang tadinya punya mimpi untuk meliarkan kembali alam komodo agar match dengan perilaku liar kadal purba kesayangan kita yang bernama komodo itu.

Soal dana sharing, Flobamora-lah di depan yang secara teknis bertanggungjawab menghimpun dana sharing untuk konservasi TN Komodo. Hantu korupsi di masa lalu, sudah saatnya dihapus Flobamora untuk selama-lamanya via kepemimpinan Laiskodat sekarang ini.

Dan kepada Menparekraf Sandiaga Uno yang tampil meyakinkan dalam menjelaskan semua heboh kenaikan tiket masuk di TN Komodo, kita percaya beliau yang juga visioner itu akan dapat menetralisir semua persoalan yang masih mengganjal di hati komunitas pelaku pariwisata TN Komodo dengan sebaik-baiknya. Dan tentu pemerintah dapatlah menjanjikan sekaligus menjamin bahwa komunitas dimaksud tetap berperan dalam ekonomi kepariwisataan di NTT umumnya dan di TN Komodo khususnya.

Salam Konservasi Komodo dan Pemberdayaan Ekonomi Wong Cilik ..

Samanea Hill, Bogor Barat, Sat', July 30, 2022

Keluarga Komodo atau Kadal Purba atau Sebae (bahasa warga Komodo). Foto : bbc.com
Keluarga Komodo atau Kadal Purba atau Sebae (bahasa warga Komodo). Foto : bbc.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun