Juga perlu diketahui pelaku kepariwisataan di TN Komodo rata-rata adalah pemain baru. Wajar mereka protes dan wajar pula sampai mereka seakan histeris melakukan aksi tidur-tiduran di depan Kantor Bupati Manggarai Barat. Itu semua hanya menggambarkan warga masih dihantui perilaku birokrat di masa lalu pra Jokowi. Bahkan apabila kita mundur hingga penghujung era Orba Soeharto, NTT adalah salah satu propinsi yang terkenal korup, tak ubahnya seperti di Medan yang distigma sebagai "Sumut" yang kemudian menjadi akronim kesohor yi "Semua Urusan Melalui Uang Tunai."
Jadi bergantung bagaimana kiat Gubernur NTT Victor Laiskodat dapat meyakinkan masyarakat bahwa BUMD Flobamora di bawah Pemprop NTT adalah perusda yang benar-benar professional yang hanya diisi oleh tenaga-tenaga professional asli NTT yang visioner sebagaimana halnya Laiskodat yang tadinya punya mimpi untuk meliarkan kembali alam komodo agar match dengan perilaku liar kadal purba kesayangan kita yang bernama komodo itu.
Soal dana sharing, Flobamora-lah di depan yang secara teknis bertanggungjawab menghimpun dana sharing untuk konservasi TN Komodo. Hantu korupsi di masa lalu, sudah saatnya dihapus Flobamora untuk selama-lamanya via kepemimpinan Laiskodat sekarang ini.
Dan kepada Menparekraf Sandiaga Uno yang tampil meyakinkan dalam menjelaskan semua heboh kenaikan tiket masuk di TN Komodo, kita percaya beliau yang juga visioner itu akan dapat menetralisir semua persoalan yang masih mengganjal di hati komunitas pelaku pariwisata TN Komodo dengan sebaik-baiknya. Dan tentu pemerintah dapatlah menjanjikan sekaligus menjamin bahwa komunitas dimaksud tetap berperan dalam ekonomi kepariwisataan di NTT umumnya dan di TN Komodo khususnya.
Salam Konservasi Komodo dan Pemberdayaan Ekonomi Wong Cilik ..
Samanea Hill, Bogor Barat, Sat', July 30, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H