Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengenang Integrasi Timtim 17 Juli 1976 ke Dalam NKRI

12 Juli 2022   17:07 Diperbarui: 12 Juli 2022   17:14 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung batu kapur tempaan alam di Baucau, Timtim. Foto : baucauadventure.blogspot.com

Tahukah mereka bahwa perjuangan untuk setiap jengkal tanah air ini dibayar super mahal bahkan tak ternilai oleh pengorbanan jiwa para pahlawan dan rakyat kita yang tertindas oleh kolonialisme barat. 

Sadarkah mereka bahwa para pejuang yang dimakamkan di TMP Seroja Dili, di TMP Kupang dan para prajurit bangsa yang cacad fisik karena perjuangan integrasi Timtim yang diresettlement di Bekasi dan sekadar dikenang begitu saja dalam bentuk monumen yang berhiaskan nama-nama prajurit yang gugur di medan juang integrasi di halaman depan Mabes TNI Cilangkap.

Mereka itu adalah para korban yang telah kita campakkan begitu saja ke tong sampah sejarah tanpa memaknainya lebih jauh bahwa mereka adalah pahlawan bangsa yang mempertahankan keutuhan NKRI dengan segenap jiwaraganya.

Setelah Sipadan dan Ligitan, lalu Timtim, apakah nasib Papua juga akan seperti itu karena sebuah kegegabahan elite politik yang tak bisa memaknai otentisitas perjalanan sejarah bangsanya sendiri.

Apakah dengan diresmikannya Jembatan BJ Habibie di Dili pada HUT ke-20 jajak pendapat Timtim pada 29 Agustus 2019 lalu kita menganggap urusan kita di Timtim sudah selesai semuanya. 

Kalau memang demikian betapa lihainya Xanana dan Horta berpolitik ketimbang elite politik kita sekarang ini yang lebih menyukai koar-koar soal politik identitas ketimbang membangun kehormatan bangsa Indonesia atas nama kebangsaan dan multikultaralisme dan bagaimanapun takkan pernah sudi mencabut semau gue tak ubahnya si pandir terpandir di portibi ini sebuah Tap MPR bersejarah hanya karena telah dikerjai oleh dunia kapitalisme yang super rakus di bawah AS dkk.

Dirgahayu 46 Tahun Integrasi Timtim Kedalam NKRI (17 Juli 1976 -- 17 Juli 2022), dan dalam menapaki perjalanan berikut, kita sebaiknya mewujudkan terlebih dahulu apa yang pernah diimpikan oleh tokoh integrasi kita Abilio Jose Osorio Soares yi sebuah Monumen Integrasi di Motaain untuk menghormati sebagian dari perjalanan sejarah bangsa kita. 

Monumen itu saya pikir lebih jauh akan selalu mengingatkan kita bahwa saudara-saudara kita  rakyat Timtim sampai menit ini masih bersama kita. Ke depan bisa saja Timtim kembali ke pangkuan NKRI karena salah kaprah jajak pendapat akhir Agustus 1999 lalu.

Mereka sudah semakin pintar dan tahu persis bahwa jajak pendapat tsb adalah rekayasa internasional yang saya kira sangat memalukan dunia dan sangat memalukan kita yang pernah dibodoh-bodohi dunia barat yang menggunakan PBB sebagai tool hanya untuk kepentingan Timor Gap dengan puppet Ausie yang menikam kita dari belakang ketika itu.

Itulah sudut pandang terbaik buat bahgsa kita sekarang ini, sebelum kita disesatkan oleh iming-iming Jembatan BJ Habibie yang dibangun oleh para "panleru" politik di Dili Timtim pada 2018 lalu adalah harga termurah dari jajak pendapat 1999 hasil rekayasa besar dunia barat itu.

Salam Integrasi Bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun