Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Trending Twitter Perlu Jadi Bahan Kajian Ipoleksosbudhankam

25 Juni 2022   18:02 Diperbarui: 25 Juni 2022   18:05 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beratnya jadi pemimpin. Foto : @AzisDadun twitter.com

Akhirnya saya pikir begini. Membaca literasi berat seperti karya Fukuyama, Bell, Faith, termasuk mengutip quotes dari para negarawan ulung seperti Bung Karno, Hatta, Sjahrir, Kennedy, Winston Churchill memang tak salah.  Tapi itulah, untuk kondisi kita sekarang literasi berat seperti itu tak juga bisa menggigit, termasuk yang didisertasikan disini seperti The Religion of Java karya Geertz. Setelah membacanya dengan seksama kita pasti tahu o begini to orang Jawa, atau membaca tulisan sangat berbobot dari Uli Kozok tentang Sisingamangaraja XII dengan judul Utusan Damai Dalam Perang Batak. O begini to orang Batak. Sayangnya selepas o dan o tadi semua pengetahuan itu menguap begitu aja, apalagi terkait fundamentalisme dan fenomena bom bunuh diri untuk stairway to heven atau meraih surga. Sudah banyak pakar yang membahasnya.   Begitu toh. Tapi kita lebih bertoh-toh untuk kesimpulannya doang, sedangkan bagaimana saran si penulis untuk ditindaklanjuti, nehi.

Saya pikir lebih jauh exercise of power di negeri ini masih butuh waktu paling sedikit 4 kali pemilu lagi baru akan sedikit dewasalah. Untuk sampai ke tingkat matang dan bijaksana kita perlu pelopor-pelopor yang cerdik, lincah dan tulus seperti katakanlah Diego Armando Maradona.

Look, dalam Piala Dunia Mexico pada 1986, kita lihat bagaimana Maradona mengecoh 5 lawan dari kesebelasan Inggeris hingga membuahkan gol spektakuler yang membawa Argentina ke final berhadapan dengan panzer Jerman dan berhasil pula  menaklukkannya. Juara dunialah Argentina dan itu semua dilakukan Maradona dengan imajinasi kanak-kanak. Ya, Maradona ingin berbuat yang terbaik bagi bangsanya tercinta.

So, trending ala twitter tak boleh sekalipun kita kesampingkan agar kita selalu memiliki input Ipoleksosbudhankam yang benar dan karenanya dapat berimajinasi ala Maradona dalam mengayunkah langkah untuk memutus jurang yang memisahkan harapan dengan kenyataan.

Joyogrand, Malang, Sat', June 25, 2022.

Politik Identitas yang mematikan. Foto : indoprogress.com
Politik Identitas yang mematikan. Foto : indoprogress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun