Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Trending Twitter Perlu Jadi Bahan Kajian Ipoleksosbudhankam

25 Juni 2022   18:02 Diperbarui: 25 Juni 2022   18:05 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk rank pertama dipegang oleh tagar #PDIP-PartaiTerkorup dengan 3.737 tweet, kedua #BapakPolitikIdentitas dengan 2.820 tweet dan #HBSBongkarKasusKM50 dengan 2.721 tweet.

Dalam jelajah tautan, kita melihat untuk rank pertama tercatat ada 21 Kepala Daerah di Jateng yang tertangkap KPK, 15 di antaranya kader PDIP; dua orang dekat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dicokok penyidik karena diduga menyuap anggota KPU, Penyuapan dilakukan demi meloloskan pergantian antarwaktu anggota DPR dari PDIP. Lalu muncul pertanyaan mengapa Hasto "bersembunyi" di sekolah kepolisian; lalu Julian Mensos ex PDIP dipertanyakan mosok bansos untuk rakyat jelata dikorupsi, kemana tuh orang sekarang, disusul photoshop mengapa koruptor tidak dihukum mati, karena kalau dihukum mati kader PDIP bisa punah; disusul photoshop eks koruptor Emir Moeis (kader PDIP) jadi Komisaris anak usaha BUMN  dan photoshop Harun Masiku (kader PDIP) koq belum ditangkap hingga sekarang.

Untuk rank kedua, kita lihat jejak Bapak Politik Identitas. Dikatakan di belakang Anies bukan hanya ada FPI, tapi juga HTI; isu politik identitas Pilkada DKI 2017 tidak bisa dilupakan anak bangsa, karena sejak dari sini polarisasi muncul hingga ke Pilpres 2019. Jangan sampai hal ini terulang di Pilkada dan Pilpres 2024; politik identitas sudah dimulai pada 1934 ketika Abdulrahman Baswedan mendirikan Partai Arab dan bukan partai pribumi, tapi Butet Kertaredjasa mengatakan partai arab itu bubar ketika Indonesia merdeka dan sekarang dibangkitkan lagi dalam marwah agama, sebagaimana lihainya Baswedan Cs zaman now yang adalah Arab Yaman itu memperpolitisir agama dengan mencekoki umat fanatik yang masih bodoh bahwa Habib-Habib yang mereka tahbiskan di Indonesia adalah keturunan nabi, padahal mereka adalah provokator pilihan; dst.

Untuk rank ketiga, kita melihat aneka postingan yang mengangkat masalah terbunuhnya 6 laskar FPI di  Km 50 Cikampek. Dari tautan yang ada misalnya disebutkan lokasi kejadian sudah diratakan yang tak memungkinkan lagi untuk disidik lebih jauh; pastinya keenam korban itu bukan mati karena duel dengan polisi, tapi mati karena dieksekusi, bahkan dari penyidikan internal komunitas pemrotes, diposting gambar-gambar yang menunjukkan di keenam jasad ada bekas hajaran benda tumpul dan ada luka bakar yang boleh jadi disundut rokok dan sebangsanya. Tautannya lumayan, ada kesaksian seorang Ibu yang buka warung di dekat lokasi, bahkan Ibu tsb sempat dititipin samurai yang diringkus petugas dari laskar FPI, tapi saksi tak diizinkan melihat kejadian, juga ada kesaksian di pengadilan dan pada puncaknya trending yang satu ini menuntut agar kasus ini diangkat kembali.

Dari ketiga trend minggu ini, kita bisa dengan mudah melihat bukan soal siapa yang kalah dan menang dalam perdebatan yang terjadi disitu, tapi ada fenomena masih sangat kuatnya peristiwa itu melekat dalam memori komunitas tsb.

Soal PDIP partai terkorup. Tanpa harus terkecoh, kita tahu dengan pasti bahwa parpol-parpol yang ada sekarang apalagi parpol-parpol besar seperti PDIP, Golkar, Gerindra, Nasdem dll, tentu butuh dana. Organisasi tanpa dana tak mungkin. Tapi dana dari para penyantun tsb ternyata tak pernah dirasa mencukupi bagi partai, maka tak heran para petugas partai yang karena exercise of power dapat meraih kekuasaan ntah sebagai Walikota, Bupati, Gubernur, Menteri hingga Presiden. Semua petugas partai itu tak bakal lepas dari tuntutan untuk mendonasi parpolnya dalam rangka persiapan pemilu berikutnya, termasuk upeti serba hidden buat sang raja dan beaya tak terduga lainnya.

Soal politik identitas. Wowok memang telah menjadi Menhan. Polarisasi cebong Vs kampret pun dianggap sudah selesai, tapi apabila digoogling lebih jauh ke belakang, kita ketemu tahun 1934 dimana ada Partai Arab Hindia Belanda disitu, dan tragisnya di masa modern now dihidupkan kembali secara luarbiasa pada Pilkada DKI 2017. Wowok hanya menumpang politik identitas saja pada Pilpres 2019. Karena kita tahu Wowok itu adalah seorang nasionalis, meskipun pada dasarnya seorang nasionalis yang oportunis-pragmatis.

Politik identitas ini sangat membekas, dan yang mengagetkan tapi faktual adalah tautan orang Arablah yang pertamakali membangun partai identitas di negeri ini sebagai Partai Arab Hindia Belanda tanpa secuilpun nasionalisme Indonesia, sekalipun partai arab made in Abdulrahman Baswedan kakeknya Anies ini tahu ada kebangkitan nasional 1908 dan ada Sumpah Pemuda 1928.

Soal kasus Km 50 Cikampek yang menelan korban jiwa 6 laskar FPI di saat HRS pulkam ke Petamburan. Ini tentu tak lepas dari rentetan peristiwa yang dipicu oleh perjalanan vulgar politik identitas itu sendiri. Karena HRS selaku penggerak utama sudah dipenjara, kini yang didesak maju jadi pemimpin perlawanan adalah HBS atau Habib Bahar bin Smith.

Dalam dinamika politik sekarang, ketiga trend tsb di atas tak dapat dikesampingkan begitu saja. Trending model begini tak ada di facebook, apalagi di pemberitaan media online yang sudah punya nama besar.

Pada awal rentetan peristiwa mungkin beritanya ada ntah untuk beberapa hari, tapi karena sudah tergerus isu-isu lain, ketiga trend itu seakan sudah menghilang dari teater politik kita, tapi dengan trending isu ala Twitter ini, kita akan menemukan tautan-tautan penting yang kritis-analitis di media-media biasa tapi berbobot seperti fajar.co.id, serikatnasional.id, era-id dst. Sedangkan media yang lumayan beken palingan detiknews dan tempo.co.id yang getol. Juga kita berterimakasih pada tautan YouTube dan aneka konten menarik dari user itu sendiri ntah itu photoshop, ntah itu histori, video klip suntingan dst.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun