Di musim hujan yang hanya 3-5 bulan, savana dan stepa itu menghijau memang, tapi di musim kemarau panjang (April-Oktober), semua lahan di Sumba mengering. Sejauh mata memandang yang kita lihat hanya warna kecoklatan dari rerumputan khas Sumba yang meranggas.
Tapi itu pulalah uniknya, di wilayah perbukitan yang meranggas seperti di Bukit Hiliwuku misalnya, di saat jelang sunset atau pas tinggal separuh lagi bulatan mentari akan di telan cakrawala, justeru disitulah moment yang terindah buat ambil foto.
Kalau sobatku Andang Kosasih ada disana, tentu kamera DSLRnya yg canggih yi Canon yang dilengkapi kamera khusus untuk panorama akan dapat menjepret moment luarbiasa itu tanpa ragu sedikitpun bagaimana hasilnya nanti.Â
Soalnya dengan kamera mobile Samsung terkini yang dilengkapi settingan pro saja kita sudah dapat menghasilkan foto yang bagus di padang savana Sumba.
Tak salah kalau seorang putera terbaik NTT alm Herman Johannes seorang Professor geologi di UGM mengatakan NTT pada umumnya beriklim semi arid, yi iklim semi-kering yang curah hujannya di bawah evapotranspirasi potensial, tetapi tidak serendah iklim padang pasir.
Dalam klasifikasi Koppen, savanna-stepa Sumba termasuk sebagai perantara iklim gurun dan iklim lembab dalam karakteristik ekologis dan potensi pertanian. Iklim semi-arid di NTT, khusus Sumba, cenderung mendukung vegetasi pendek. Tak heran Sumba didominasi oleh rumput atau semak.
Kalau ada aliran air di musim kemarau. Itu dipastikan di celah-celah perbukitan, karena memang Sumba kaya dengan perbukitan sampai dijuluki pulau dengan seribu bukit dan yang tertinggi yang bisa disebut gunung hanya Wanggameti (1.225 meter). Tapi itupun tak semua, sebagaimana dapat dilihat dari videografi Aldo di media Instagramnya.
Mengapa begitu sulit air di Sumba. Dari sekian ribu celah perbukitan di Sumba, hanya beberapa celah saja yang konstan mengalirkan air di musim kemarau panjang. Tak jauh dari celah berair itu bisa kita temui perkampungan khas Sumba.
Kalau celah lainnya mengering itu adalah konsekuensi tanah patahan Sumba, yang sebagian besar di antaranya mempunyai patahan Caesar. Seberapa deraspun hujan tercurah dari langit, ketika reda, celah Caesar yang ada disitu akan menelannya.