Selain itu ada juga puff pastry klasik Amandel yang sangat populer dengan jeroan kacang tanah gurih yang dicacah dan dicampur dengan beberapa campuran alami dan manisnya gula pasir, sehingga membuat rasa dari Amandel ini menjadi unique.
Varian lain dari pastry Belanda di Und Corner adalah Tompouce. Merupakan puff pastry lezat berbentuk persegi panjang seperti sandwich dengan isian krim vanilla yang lumer di dalam mulut. Juga ada pastry klasik Appleflappen, yang dibuat dari apel Rome Beauty Batu yang sangat khas dengan kulit puff pastry renyah resep Belanda kuno yang tiada duanya.
Tersedia juga roti bludder otentik resep Ny. Oei sejak 1940, oatmeal bread, edamame bread, serta tak ketinggalan kue kaasstengels, nastar, janhagel dan masih banyak lagi ragam cookies yang tersedia. Juga camilan keripik buah-buahan serta sayuran organik pilihan seperti pagoda, kale, patsai, pakis, combrang, serta asparagus hasil perkebunan Kawisari di kaki Gn Kawi.
Hebatnya grup Tugu di Malang yang diam-diam adalah maestro kepariwisataan ini punya Perkebunan Kopi Kawisari yang terbentang di lahan seluas 850 Ha dilereng hijau Gn Kawi, didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1870.
Maka saya pun mencoba melihat daftar menu, khususnya minuman. Lumayan mahal. Tapi kita nggak bakal ngedumel, karena citarasa, nggak makanan nggak minuman nggak nginep per malam di atas 1 jutaan di Hotel Tugunya. Maklum Tristar bergengsi legacy Wolanda. Nah ini dia, Kopi Tubruk!. Dipatok delapan belas rebeb per teko dengan volume kl 2 cangkir kopi. Konon kopi apapun yang paten begitu diendus langsung ditubruk mulut kita yang sedari tadi celangap, maka  langsung ludes. Haqul yaqin di daftar beverages ini Kopi dimaksud pastilah Kopi Robusta Malang yang terbaik. Begitu tak tubruk, ee betul juga, tak lama ludes.
Pokoknya asyik dah siang hari itu bernostalgia di Und Corner di bilangan Tugu, Malang. Tengkiu mbak Indah, mbak Mimi dan Mas Andre yang telah menemani dan melayani saya selama cangkruk bernostalgile di Und Corner.
Dan kepada sobatku Sammy Montana, kapan bro kita bernostalgile lagi di bumi Arema. Ayo atuh Kemon!