Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Parungpanjang Eldorado Bogor Barat yang Noise dan Terlupakan

14 Januari 2022   15:53 Diperbarui: 14 Januari 2022   16:03 2940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barisan Truk Tambang tak jauh dari gerbang perumahan Samanea Hill, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan

Parungpanjang Eldorado Bogor Barat Yang Noise Dan Terlupakan

Parungpanjang di wilayah bagian barat Kabupaten Bogor yang berimpit dengan Kabupaten Tangerang adalah nama sebuah Kecamatan di Kabupaten Bogor yang baru saja dijamah beberapa developer, tapi sudah sejak lama jadi pusat penambangan batu andesit yi hasil subduksi lempeng Jawa yi Gunung Sudamanik. 

Sulit mencari nama itu dalam peta bumi, karena Sudamanik adalah salah satu anak gunung tak terkenal dalam Ilmu Bumi. Ia hidden dalam jajaran gunung-gunung Induk di kawasan Bogor-Sukabumi seperti Gunung Gede, Pangrango dan Salak.

Mengutip bogorkab.go,id luas Kecamatan Parungpanjang adalah 7.118,06 hektar. Di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, sebelah Barat dengan Kecamatan Tenjo', sebelah Selatan dengan Kecamatan Cigudeg dan sebelah Timur  dengan Kecamatan Ciseeng. Ada 11 Desa di Parungpanjang yi Desa Jagabaya, Gorowong, Dago, Cikuda, Pingkung, Lumpang, Gintung Cilejet, Jagabita, Cibunar, Parungpanjang dan Kabasiran. Jumlah penduduk kl 250 ribuan.

Di satu titik di Jln raya Sudamanik yang lumayan panjang itu terdapat perumahan baru yang sudah dihuni yi Samanea Hill Cluster I. Cluster II sedang dalam proses pembangunan dan Cluster III sedang dalam persiapan. Mendahului Samanea Hill telah ada perumnas dan beberapa perumahan yang dibangun pihak swasta.

Batu Andesit Bongkahan Besar, Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan.
Batu Andesit Bongkahan Besar, Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan.

Masalah utama

Masalah utama di Parungpanjang sekarang adalah muntahan dari persoalan yang terakumulasi sedemikian rupa dari perkembangan penambangan hasil subduksi itu sendiri yi Batu Andesit. Kl 40 tahun lalu awal penambangan disana tak ada masalah. 

Dalam perjalanan waktu Batu andesit menemukan momentum perkembangannya pada tahun 2000-an, ketika Otda mulai diberlakukan dan keadaan politik pun semakin stabil yang memicu pembangunan infrastruktur besar-besaran, apalagi di era Jkw yang kini dalam periode kedua kepemimpinannya.

Tak ayal permintaan terhadap Batu Andesit Sudamanik luarbiasa besar, meski ada hasil subduksi serupa di Cirebon dll. Mengapa? Ya titik terdekat penyuplai ke Jabodetabek hanyalah Parungpanjang. Jabodetabek hanyalah kampung besar gabungan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Tapi jangan salah perputaran uang republik ini ada disana dan segala yang dibangun ya di titik itu. Tak ada istilah jenuh dalam perputaran uang, juga tak ada istilah muntah dalam melahap uang. Yang ada adalah mereka yang terdampak.

Truk Buang Muatan Lebih Batu Andesit di Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan
Truk Buang Muatan Lebih Batu Andesit di Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan

Eldorado Bogor Barat

Batu merupakan salah satu bahan bangunan/material utama dalam pembangunan prasarana fisik seperti jalan, jembatan, riol-riol besar dan berbagai bangunan tinggi dan tempat tinggal. 

Dari bermacam batu, maka batu Andesit adalah salah satu pilihan utama, karena tingkat kekerasannya dan ketahanannya untuk segala cuaca. 

Andesit adalah salah satu jenis batuan beku vulkanik yang keras dan kompak berwarna kehitaman. Ia ideal dipakai untuk pembangunan infrastruktur termasuk pondasi bangunan dan agregat beton. Tak heran banyak proyek raksasa terkait prasarana fisik dimaksud sangat membutuhkan batu Andesit.

Pengguna material Andesit dari Parungpanjang Bogor barat ini pada umumnya adalah mega proyek seperti proyek pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan - tol yang terintegrasi dengan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) serta Tol Purbaleunyi yang dibangun oleh PT Jasa Marga Japek Selatan; proyek East Connecting Taxiway Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan penambahan landasan pacu agar bandara bisa menampung lebih banyak orang dan penerbangan dan proyek reklamasi teluk Jakarta yang 80 persen batu, pasir, dan segala macam materialnya dari Parungpanjang Bogor barat.

Di dunia desain interior dan eksterior hunian saat ini, batu juga menjadi salah satu pilihan material yang wajib untuk mendesain sebuah rumah. Apalagi jika rumah tersebut mengusung desain interior modern, mulai dari dinding, lantai, hingga ornamen pilar rumah. 

Bahkan para pematung yang cenderung alami lebih memilih batu andesit untuk karya rupanya, ketimbang memilih membuat patung cor-coran dari kerangka besi. Teknologi zaman now dengan segala macam gerinda dan penugal untuk perupa mampu membentuk dan menghaluskan bebatuan sekeras apapun, termasuk batu andesit.

Abu Batu atau Pasir Andesit, Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Parlin Pakpahan.
Abu Batu atau Pasir Andesit, Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Parlin Pakpahan.

Berdasarkan deskripsi di atas, maka lonjakan permintaan terhadap batu andesit tiada henti di zaman stabil sekarang, meski pandemi belum landai sampai ke titik zero. Tak heran harga emas hitam andesit, termasuk abu batu yang adalah pasir emas andesit high class senantiasa naik. 

Dari bongkahan batu yang dicungkil dari perbukitan Cigudeg dan Rumpin dan dipecah-pecah oleh Stone Crusher, batu-batu ini kemudian mengalir ke seantero Jabodetabek dan Jawa barat dan abu-abu batu dari serpihan stone crusher di penambangan kemudian jadi pasir emas Parungpanjang yang banyak digunakan untuk penyemenan dan pengecoran rumah-rumah tinggal dan gedung-gedung bertingkat.

Khusus untuk interior dan eksterior rumah tinggal, tak terkirakan lagi banyaknya lempeng batu andesit yang dibuat menjadi aneka produk yang indah, unik dan menarik. Itu semua bisa terjadi dalam industri bangunan berkat peralatan yang semakin canggih, seolah batu andesit adalah batang pisang yang mudah disayat dan dibentuk sesuai keinginan si perancang artistik.

Mari kita lihat daftar harga berikut setelah bongkahan batu andesit dipecah menjadi batu split dengan berbagai ukuran :

Bongkahan Medium Batu Andesit, Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan
Bongkahan Medium Batu Andesit, Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan

1. Batu Split Ukuran 0 - 5 mm

Jenis batu belah atau split ini seringkali disebut sebagai abu batu, karena ukurannya paling halus atau lembut. Umumnya abu batu digunakan untuk campuran pengaspalan atau bisa juga digunakan untuk pengganti pasir. Dan abu batu menjadi bahan utama dalam membuat gorong-gorong ataupun batako press.

2. Batu Split Ukuran 5 - 10 mm

Batu belah yang satu ini biasanya digunakan untuk campuran pengaspalan jalan dari jalan yang ringan sampai kelas 1. Batu belah ukuran ini akan menjadi aspal mixed plant atau yang dikenal juga dengan aspal hot mixed.

3. Batu Split Ukuran 10 - 20 mm

Batu split ukuran 10 sampai 20 mm adalah batu split yang digunakan untuk pengecoran segala macam kontruksi bangunan. Kontruksi ringan ataupun berat memakai jenis batu split ukuran tersebut. Biasanya bangunan yang sering menggunakan batu split ini adalah bangunan gedung bertingkat, bantalan kereta api dan juga tiang pancang.

4. Batu Split Ukuran 20 - 30 mm

Jenis batu belah atau split ukuran 20 sampai 30 mm digunakan untuk bahan pengecoran lantai.

5. Batu Split Ukuran 30 - 50 mm

Jenis batu ini seringkali dipakai untuk dasar badan jalan sebelum memakai material bangunan lain.

6. Batu Split Jenis Agregat A

Batu Split Agregat A merupakan batu split dari campuran beberapa jenis ukuran batu split. Dimana bahan campurannya meliputi abu batu, batu split ukuran 10-20 mm sampai 30-50 mm. Biasanya digunakan untuk bahan pengecoran dinding.

7. Batu Split Jenis Agregat B

Batu Split Agregat B adalah batu split yang berasal dari bahan campuran abu batu, batu split semua ukuran yang umumnya digunakan untuk bahan timbunan awal pengerasan jalan.

8. Batu Split Jenis Agregat C

Jenis agregat C ini disebut juga dengan batu asalan. Dimana batu tersebut terdiri dari campuran tanah, abu batu, batu split, pasir batu dan komposisi lainnya yang tidak beraturan. Biasa digunakan untuk bahan timbunan lahan ataupun reklamasi.

9. Batu Gajah

Batu Gajah adalah jenis batu split yang dikenal juga dengan istilah "Boulder Elephant Stone". Dimana jenis ini memiliki ukuran yang paling besar dari jenis batu split lainnya. Umumnya digunakan untuk menimbun lahan yang dekat dengan pantai.

Secara umum fungsi utama dari batu split atau batu belah adalah untuk membuat adonan cor beton yang dicampurkan dengan bahan bangunan lainnya seperti pasir dan juga semen. Dimana batu split sangat penting untuk membuat kontruksi bangunan yang tangguh.

Barisan Truk Tambang tak jauh dari gerbang perumahan Samanea Hill, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan
Barisan Truk Tambang tak jauh dari gerbang perumahan Samanea Hill, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan

Harga Batu Split sekarang yang kita intip dari website bangunan al sbb :

Batu Split untuk Cor, 6,2 M3 bak dump, Rp. 1.600.000; Batu Split 1-2, per Kubik, Rp. 240.000; Batu Split Super, 6 Kubik, Rp. 1.600.000; Batu Split 5.5, Grade A, per M3 Rp. 1.600.000; Batu Split Engkel, per M3 Rp. 950.000; Batu Split/Batu Kerikil , per KG Rp. 5.000; Batu Split per 1 Kijang Pickup Rp. 300.000; Batu Split 1-2, Screaning Bescose, per M3 Rp. 150.000; Batu Split, per Tronton 23 M3 Rp. 5.000.000; Batu Split, Cor, 7 Kubik Rp. 1.800.000; Batu Split Kali 5,5, per M3 Rp. 1.550.000; Abu Batu Split, Skrining Sirtu, 7 Kubik Rp. 1.400.000; Batu Split, 30-50 mm, 20 Truk Rp. 5.400.000; Batu Split 20-30 mm, 8 Truk Rp. 2.184.000; Batu Split 10-20 mm, 8 Kubik Rp. 1.664.000.

Sementara harga batu andesit untuk interior dan eskterior yang juga kita intip dari website bangunan al sbb : Andesit bintik bakar   15 x 30 cm Rp 90.000; Andesit bintik bakar 30 x 30 cm Rp 100.000; Andesit bintik bakar 40 x 40 cm Rp 120.000; Andesit bintik bakar 40 x 60 cm Rp 135.000; Andesit bintik bakar 60 x 60 cm Rp 190.000.

Dari gambaran terkini di atas maka sangatlah tepat apabila Parungpanjang kita namakan sebagai Eldoradonya Kabupaten Bogor. 

Bayangkan andesit yang selama ini diremehkan itu ternyata emas hitam setelah minyak bumi kita yang semakin surut karena telah lama dieksploitasi raja-raja minyak mulai dari zaman Belanda sampai zaman now.

Buangan Muatan Lebih Pasir Andesit, Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan
Buangan Muatan Lebih Pasir Andesit, Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan

Deposit Andesit Parungpanjang

Mengutip tirto.id beberapa waktu lalu Kepala ESDM (Dinas Energi Sumber Daya Mineral) Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono menegaskan bahwa cadangan batu andesit di Kabupaten Bogor sangat besar dan luarbiasa banyaknya. Angkanya sampai dengan 1,5 miliar ton.

Potensi batu andesit di Kabupaten Bogor tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Cigudeg, Rumpin, Parungpanjang dan Cariu. Di antara sekian banyak wilayah eksplorasi tambang, sumber utamanya adalah Gunung Maloko yang secara administratif terletak di Rumpin dan Gunung Sudamanik di Cigudeg.

Luas izin usaha pertambangan (IUP) mencapai 1,25 persen dari luas Jawa Barat (35.378 kilometer persegi). Angka ini didapat dari perhitungan akumulatif terhadap 333 izin usaha, baik yang aktif atau tidak, mencakup IUP 26 logam, 35 bukan logam dan 272 bebatuan, demikian Bambang.

Perusahaan dapat dikategorikan berdasarkan skala : ada yang tingkat CV, kelas lokal-kabupaten, hingga tingkat nasional. Ada yang berstatus swasta, tercatat pula yang pelat merah.

Barisan Truk Raksasa Pengangkut Batu Andesit, Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan
Barisan Truk Raksasa Pengangkut Batu Andesit, Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan

Salah satu perusahaan yang paling terkenal adalah PT Sudamanik. Wilayah eksplorasi mereka seluas 42 hektar di Desa Rengasjajar, Cigudeg. Disebut terkenal karena merekalah yang pertama kali mengeksplorasi wilayah ini pada tahun 1982. Di Parungpanjang ada Jalan Raya Sudamanik. 

Tiga tahun setelah PT Sudamanik melakukan eksplorasi untuk pertama kali, perusahaan lain mengikuti yakni PT Gunung Maloko. Mereka bahkan membikin jalur sendiri di Rumpin yang melewati Kampung Ciaul, Banjar Pinang, Desa Mekar Sari, Malapar, Dangdang, hingga Cisauk-Tangerang.

Perusahaan ini berubah jadi PT Holcim tahun 2000-an. PT Holcim Beton adalah perusahaan tingkat nasional yang tercatat mengeksplorasi wilayah ini dengan IUP seluas 42,6 hektar, demikian Dinas ESDM Jabar. Berdasarkan catatan tahunan Holcim Indonesia tahun 2015, tambang agregat di Maloko adalah fasilitas sejenis satu-satunya dan terbesar di Pulau Jawa. 

Mereka mengklaim menghasilkan 3 juta ton agregat berkualitas setiap tahun. Selain swasta, perusahaan pelat merah juga mengambil untung dari sana. Salah satunya adalah PT Prayoga Pertambangan dan Energi, berstatus BUMD Kabupaten Bogor. Mereka menguasai konsesi seluas 12,5 hektar, juga menurut Dinas ESDM Jabar.

Ada juga tercatat BUMN PT Waskita Beton Precast Tbk, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) yang dibentuk pada Oktober 2014, menguasai lahan seluas 8,5 hektar. Menurut laporan tahunan 2018, selain di Rumpin, bisnis batu mereka juga ada di Pekalongan dan Sragen. 

Total, seperti yang diungkapkan Ka. ESDM Jabar, jumlah perusahaan ini ada 64 sampai dengan akhir 2019. Sebanyak 53 teregistrasi sebagai perusahaan produsen andesit, sisanya pasir sampai galena atau galenit, mineral sumber utama perak. Uang hasil galian tambang ini turut berkontribusi terhadap PAD Kabupaten Bogor yang mencatatkan diri paling tinggi dibanding kabupaten lain di Jawa Barat sepanjang 2018-2021. Angkanya mencapai Rp 2,74 triliun.

Truk-Truk Raksasa Pengangkut Batu Andesit, Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan
Truk-Truk Raksasa Pengangkut Batu Andesit, Jln Raya Sudamanik, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan
Tapi angka itu belum maksimal sesuai potensi penambangan. Pemkab Bogor belum bisa mengatasi masalah terkait kinerja PT Prayoga Pertambangan dan Energi sebagai BUMD yang belum maksimal. Perusahaan ini dilaporkan tidak lagi beroperasi dan terancam bangkrut. 

Dirut PT Prayoga Pertambangan dan Energi Radjab Tampubolon malah mem-PHK karyawan, kecuali satpam, di tanah berstatus Eldorado seperti itu dengan alasan klise perusahaan terus merugi. Pemkab Bogor pada akhirnya memutuskan menghentikan penyertaan modal untuk perusahaan sampai ada evaluasi dari manajemen. 

Rajab pun dicopot dari jabatannya dalam RUPS tahun 2019. Melihat sepakterjang BUMD di tanah Eldorado seperti itu, kita pun curiga ada apa di balik uang trilyunan itu, apakah alasan merugi yang digembargemborkan hanyalah karena pita merah Eldorado itu sendiri. Sayang, info lebih jauh tentang ini masih belum terjangkau dan status perusahaan daerah itu pun masih jalan di tempat sampai sekarang.

Perusahaan Transporter dan Kecelakaan Jalanan

Ke-64 perusahaan yang memegang izin operasi itu tak semuanya menggunakan armada truk sendiri. Tak heran penikmat lain dari 1,5 miliar ton cadangan batu andesit di Bogor barat adalah para pengusaha truk aneka ukuran. Setidaknya ada 17 pengusaha transporter yang menyewakan truknya kepada para penambang.

Ke-17 pengusaha transporter ini tercatat bermasalah dalam pengupahan dan pengorganisasian para driver. Hubungan mereka tidak formal. Setiap driver hanya menerima upah Rp 200 ribu sehari. Uang ini akan dibelanjakan bahan bakar, makan, rokok, serta (terpaksa untuk) pungli. Paling yang dibawa ke rumah Rp 50 ribu. 

Maka disini dikenal supir tembak dan truk pengangkut buang kotoran atau menjual kelebihan muatan di jalanan. Supir tembak ya sekenanya, banyak di antaranya masih anak-anak remaja yang baru belajar bawa mobil. Sekarang mereka dipaksa oleh keadaan untuk mengendarai truk besar. 

Tak heran di Jln raya Sudamanik Parungpanjang banyak terjadi kecelakaan lalu lintas, belum lagi jalanan yang rusak tiada henti karena tak ada jalanan di area pertambangan itu yang dikonstruksi untuk beban sampai 25-30 ton. Kalau jalanan rusak, maka yang terjadi adalah tambal sulam jalan dari proyek APBD Kabupaten Bogor yang kecil nilainya dan pastinya bermutu rendah.

Perumahan Samanea Hill, Parung Panjang, Bagor barat. Foto : Parlin Pakpahan
Perumahan Samanea Hill, Parung Panjang, Bagor barat. Foto : Parlin Pakpahan

ISPA Akut Parungpanjang

Di samping korban kecelakaan lalu lintas di Jln Sudamanik Raya Parungpanjang dan lintasan lain di Rumpin dan Cigudeg, masalah kesehatan masyarakat juga terdampak, bahkan cukup parah.

Mengutip hasil penelitian IPB tahun lalu yang mengevaluasi Pengangkutan Hasil Tambang Galian C Terhadap Aktivitas Transportasi dan Kualitas Udara Pada Jalan Raya Parungpanjang Kabupaten Bogor sbb :

Gunung Sudamanik merupakan salah satu wilayah tambang batuan di Kabupaten Bogor. Material tambang yang dihasilkan dipasarkan menuju Jakarta dan sekitarnya, menggunakan truk berat melalui Jalan Parung Panjang. Kendaraan angkut yang digunakan memiliki kapasitas 20-30 ton, jaiuh melampaui kapasitas jalan hingga menyebabkan kerusakan jalan dan peningkatan kadar debu di udara. Beberapa penelitian menunjukkan kandungan debu di wilayah Parungpanjang berada diatas baku mutu kualitas udara dalam Peraturan Pemerintah No .41 Tahun 1999 hingga menyebabkan tingginya angka penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

Hasil survey identifikasi, Jalan Raya Parung Panjang tergolong jalan kelas II yang hanya dapat menampung kendaraan dengan berat muatan 8 ton, kapasitas jalan sebesar 2.102,76 satuan mobil penumpang atau smp/jam pada jam puncak dan derajat kejenuhan maksimum 1,06 pada pagi hari. Kinerja pelayanan jalan tergolong kategori E dengan ciri volume lalu lintas mendekati kapasitas, arus tidak stabil, dan kecepatan terkadang terhenti.

Hasil pengujian kualitas udara menunjukkan kandungan partikel debu (TSP) tertinggi sebesar 417,77 g/Nm3 , melebihi baku mutu yang ditentukan sebesar 230 g/Nm3 (PPRI No.41/1999), tergolong berbahaya bagi kesehatan seluruh populasi.

Analisis strategi pengelolaan dengan metode ISM menghasilkan 2 sub-elemen kunci yang memiliki Driver Power terkuat (Independent) dan level tertinggi, yaitu kondisi lebar badan dan bahu jalan serta waktu operasional kendaraan pengangkut hasil tambang.

Berdasarkan hasil penelitian IPB, direkomendasikan beberapa pengelolaan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi lalu lintas kendaraan serta pencemaran kualitas udara, dengan elemen kunci pelebaran badan dan bahu jalan, perkerasan jalan, pembangunan jalur hijau, serta pengaturan waktu pengangkutan hasil tambang pada malam hari sejak pukul 09.00 -- 04.00 WIB

Perumahan Samanea Hill, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan
Perumahan Samanea Hill, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan

Jalan alternatif

Solusi membangun jalan alternatif untuk pengangkutan hasil tambang batu andesit di Parungpanjang yang belum terselesaikan sampai sekarang terkesan kuat sudah tak bisa lagi diatasi oleh Pemprop Jabar maupun Pemkab Bogor. Sudah saatnya tanah Eldorado Bogor Barat ini diambilalih pemerintah pusat dengan kiat jitu seperti selama ini diperagakan yi menjadikan dirinya sebagai loko untuk menarik gerbong para pengusaha kakap yang sudah lama berckol di Eldorado Parungpanjang plus pengusaha kakap lain agar mau berperanserta dalam gerbong Eldorado Bogor itu. 

Yang penting bubur yang disajikan kepada mereka adalah bubur Eldorado yang jauh lebih berkhasiat ketimbang Sop Sarang Burung Walet.

Kalaupun Pemprop Jawa Barat dan Pemkab Bogor tak berdaya selama ini, itu tentu tak lepas dari keterbatasan kewenangan mereka terhadap para pemegang IUP. Dan tuntutan agar mereka membangun jalan alternatif juga tak match dengan sikon bahwa yang mereka prioritaskan justeru pembangunan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi kini dan bukan membangun jalanan mulus untuk kalangan industrialis tambang yang sudah kaya raya.

Juga yang tak kalah penting adalah membangun kerjasama antar daerah yang lain propinsi sebagaimana halnya Kabupaten Bogor (Propinsi Jawa Barat) dengan Kabupaten Tangerang (Propinsi Banten). Kontradiksi aturan daerah antar keduanya, membuat masalah kemacetan, noise, polusi dan kecelakaan di Jln Raya Sudamanik Parungpanjang tak kunjung terhentikan.

Setelah puas ditemani anak saya Mulia menshat-shot sejumlah tumpukan Batu dan Pasir Andesit buangan truk-truk nakal di sepanjang Jln Raya Sudamanik awal Desember tahun 2021 ybl, dalam perjalanan pulang ke rumah Samanea Hill beberapa saat jelang malam, barisan truk terlihat sudah merapat mulai dari gerbang utama Samanea Hill sampai ntahlah dimana itu, soalnya puanjang minta ampun tak terkatakan.

Memang tak ada yang muntah di tanah Eldorado ini, karena warga setempat tak memakan duit dari situ kecuali buangan nakal dari truk-truk tambang berukuran raksasa yang berlalulalang tiada henti.

Warga Parungpanjang, Rumpin, Cigudeg, Kampung Ciaul, Banjar Pinang, Desa Mekar Sari, Malapar, Dangdang, hingga Cisauk-Tangerang. Mereka semua terdampak ISPA dan trauma berlalulalang di Jln Raya Sudamanik. Nah inilah yang menjadi persoalan utama kita di Bogor, Jabodetabek dan Jawa Barat.

Joyogrand, Malang, Fri', Jan' 14, 2022

Truk Besar melintas di depan papan petunjuk ke Perumahan Samanea Hill, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan
Truk Besar melintas di depan papan petunjuk ke Perumahan Samanea Hill, Parungpanjang, Bogor barat. Foto : Parlin Pakpahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun