FE : Kita yang di sisi Malang. Kalau yang di sisi Pasuruan itu banyak terdapat pohon kopi arabika tua peninggalan Belanda. Oleh warga setempat dinamai pohon Kencis. Itu pohon kopi yang batangnya sebesar rangkulan orang dewasa.
PP : Wah itu bukan kopi lagi. Terlalu tua. He He ...
FE : He He ...
PP : Untuk sekadar membandingkan, Kopi Arabika sejak ditanam dari bibit ntah di Arjuno atau di Ijen. Umur berapa kopi itu mulai menghasilkan buah pertama?
FE : Dua Setengah tahun.
PP : O sama dengan Kopi Arabika Batak atau nama rakyatnya Kopi Sigararutang atau oleh fabrikan kopi dikenal sebagai Kopi Lintong. Kopi Arabika Sumut itu pada usia 2 tahun baru menghasilkan biji kopi yang pertama.
FE : Disini untuk Kopi Arabika Arjuno, setengah tahun pertama, itu buah belajar namanya. Hasilnya tidak seragam. Hitungan produktifnya kita hitung pada usia 3 tahun.
PP : Usia produktifnya sampai berapa tahun?
FE : Rata-ratanya 10 tahun. Setelah itu kita potong, lalu kita pakai sistem stek..
PP : Di Sumut, khususnya Toba, umur produktif Kopi Arabika itu hanya sampai 8 tahun. Di atas itu tetap tumbuh memang sampai puluhan tahun, hingga seperti pohon kopi yang disebut Kencis di Pasuruan.Tapi jelas nggak berguna. Kalaupun ada biji kopinya, tapi sudah nggak mutu lagi.