Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Situs Watu Gong

5 Januari 2022   14:14 Diperbarui: 6 Januari 2022   20:53 2699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Watu Gong Tlogomas, Lowokwaru, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Tapi bagaimana hubungannya dengan situs Watu Gong yang ada di bilangan Tlogomas tak jauh dari Perumahan Joyogrand. Yang ramai diberitakan justeru yang tersembunyi di belakang resto cepat saji McDonald's di belakang Unibraw, padahal materinya sama.

Watu Gong Tlogomas, Hibah Pemprop Jatim, Lowokwaru, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Watu Gong Tlogomas, Hibah Pemprop Jatim, Lowokwaru, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Semula temuan Watu Gong pada 1980-an di Tlogomas itu digeletakkan begitu saja oleh warga setempat di laman kosong. Temuan itu 12 batu bulat yang bentuknya mirip gong. Ketika ditemukan di pekarangan rumah penduduk jumlah Watu Gong 13 buah. Ditemukan pula bejana batu, lumpang, lesung, dan bata merah yang tebal. Diameter Watu Gong sekitar 80 centimeter dan tebalnya sekitar 30 centimeter

Kemudian temuan Tlogomas yang dilaporkan itu diambil pemerintah dan untuk mengamankannya dibangun semacam pendopo dan diresmikan pada tanggal 18 Juli 1985 oleh Eddy Slamet, Bupati Malang pada waktu itu, sebab Tlogomas semula menjadi bagian dari Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. 

Baru setelah pemekaran di era Otda 2000-an area Tlogomas itu masuk kedalam Kecamatan Lowokwaru kota Malang. Para sejarawan memperkirakan fungsi Watu Gong untuk umpak (alas tiang rumah/ batu sendi) sebuah bangunan rumah yang besar, karena di sekitar temuan Watu Gong banyak ditemukan bata merah tebal yang membentuk struktur lantai. Sedangkan batu berbentuk Bejana diduga sebagai tempat untuk menampung air.

Watu Gong Tlogomas, Lowokwaru, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Watu Gong Tlogomas, Lowokwaru, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Prasasti Dinoyo memang kaya tafsir dan ini selalu ada kaitannya dengan folklore warga. Budaya verbal atau turi-turian atau bercerita ini berlangsung dari masa ke masa dan tentu kalau tidak hati-hati akan selalu ada bias disitu. Tapi kalau kita jeli substansi setiap folklore takkan pernah berubah. Hanya bagaimana kita melihatnya dalam konteks zaman dengan memfilter bagian-bagian cerita yang ditambah-tambahi atau dikurang-kurangi dalam perjalanan waktu. Lihat misalnya folklore lain yang terkait dengan prasasti Dinoyo sebagaimana penuturan Kusno seorang warga Watu Gong. 

Folklore itu berkisah tentang seorang Pangeran rupawan bernama Jananiya. Pangeran ini berasal dari Paredeh yang konon termasuk Kerajaan Mataram. Ia beristerikan puteri Utteyana. Sang Pangeran kemudian mewarisi Kerajaan Kanjuruhan peninggalan Prabu atau Raja Gajayana. Pangeran Jananiya dan permaisuri Utteyana konon memerintah Kerajaan Kanjuruhan dengan arief dan bijaksana, sehingga dicintai rakyatnya. Kisah romantik ini tak ada dalam Prasasti Dinoyo. Tapi bagaimanapun prasasti penting tersebut harus dicross-check dengan folklore yang masih hidup di tengah masyarakat Malang. Bukankah folklore tadi berbasiskan Kerajaan Kanjuruhan Malang tempo doeloe.

Situs Watu Gong Tlogomas yang dibangun Bupati Eddy itu kemudian direnovasi oleh Pemprop Jatim dan dihibahkan pada 2020 kepada warga Watu Gong di Kelurahan Tlogomas. Sedangkan situs serupa di belakang McDee MT Haryono, statusnya masih di tangan McDee. Sejauh batu-batu kuno itu aman, saya pikir tak masalah. Tapi bagaimanapun McDee harus secepatnya urun rembug dengan Pemkot Malang bagaimana agar situs tersebut bebas diakses masyarakat dengan penjaminan pemeliharaan dan keamanannya dari pihak Pemkot Malang. Win-win solution kan.

Watu Gong Tlogomas, Lowokwaru, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Watu Gong Tlogomas, Lowokwaru, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Boleh dibilang situs temuan Dwi Cahyono di belakang McDee MT Haryono adalah serupa dengan situs Watu Gong di Tlogomas. Yang berbeda adalah lokasinya terpisah kl 3 Km. Situs McDee dekat sungai Brantas tak jauh dari jembatan Soekarno-Hatta, sedangkan Situs Watu Gong Tlogomas terletak di ketinggian, juga tak jauh dari anak Sungai Brantas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun