Selamat Tahun Baru 2022
Tak terasa sudah 1 minggu ini di Malang. Cukup banyak kejutan terkait kemajuan kota Malang. Kalau soal pembangunan fasilitas layanan umum termasuk prasarana penting seperti jalan dan jembatan. Itu tak aneh. Yang menarik perkembangan yang terjadi selama ini adalah aktivitas ekonomi masyarakat itu sendiri yang bergerak sendiri dan ber-evolusi sesuai tuntutan perut, keadaan dan mentalitas manusia Arema.
Maka yang mengagumkan kota Malang yang tadinya kecil setelah dimekarkan pada era Otda tahun 2000-an, kini daerah pinggiran yang merupakan daerah perluasan pemekaran seperti Merjosari di Malang barat dan Kedungkandang di Malang timur misalnya, geliat ekonomi masyarakat sudah nyata terlihat.Â
Tanpa harus tunggu investor asing, warga bertumbuhan satu persatu dan akhirnya membentuk lingkar perekonomian yang wajar. Dan yang terpenting lingkaran itu bertitik sentral pada ekonomi pendidikan.
Industri pendidikan memang vital artinya bagi kota Malang. Bayangkan, di kota yang baru berusia 107 tahun ini, ada ratusan PT, tak terhitung SMA ke bawah, ratusan ribu kost-an harus ada dan ribuan kedai makan serta tempat perbelanjaan kecil yi warung-warung rakyat, termasuk ritel medium seperti Indomart dan Alfamart, caf-caf kecil-medium zaman now harus ada. Kalau urusan di luar itu, ntah perfabrikan, perkebunan dan agro ekonomi lainnya, itu adalah urusan Pemerintah Kabupaten Malang Raya.
Kota Malang cukup dengan urusan perkotaan, terutama layanan pendidikan, tapi tentu berkepentingan juga dengan pariwisata terkait ikon-ikon Malang tempo doeloe seperti gedung-gedung peninggalan Belanda.Â
Obyek wisata sebangsa sejarah dan legenda satu-satunya yang dimiliki kota Malang hanyalah situs Ken Arok dan Ken Dedes di Singosari. Sedangkan obyek wisata alam dengan layanan vip di Batu misalnya, itu urusan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Malang Raya.
Berbeda dengan para pendahulunya, Walikota Malang sekarang Sutiaji fokus pada pengembangan ikon-ikon MaIang tempo doeloe. Ia ingin Kawasan Kayutangan Heritage terkoneksi dengan Alun-Alun Kota, Tugu Jan Pieterszoon Coen dan Stasiun Kota Baru Malang di Jln. Trunojoyo, hingga ke Pecinan di bilangan Pasar Besar.
Malang Tempo Doeloe memang ada di zona cukup lebar itu. Maka untuk mempermudah dibuat 3 zonasi untuk perencanaan dan pelaksanaannya, Zona 1 Tugu Jan Pieterszoon Coen dan sekitarnya seperti Splendid-Inn, Balaikota dan Setasiun Kota Baru; zona 2 ada di Alun-Alun Merdeka atau Alun-Alun Kota hingga ke Pecinan di bilangan Pasar Besar dan sekitarnya dan zona 3 di bilangan Kayutangan sepanjang Basuki Rachmat.
Pengembangan obyek wisata kota dengan nuansa tempo doeloe di ketiga zonasi itu telah dimulai di zona 3 Kayutangan. Kawasan Kayutangan Heritage mulai dari eks Bioskop Merdeka hingga persimpangan Kahuripan dekat gedung BCA sudah finish dikerjakan akhir tahun 2021 ybl.Â
Ke depannya zona Kayutangan akan terkoneksi dengan dua zona lainnya. Dengan "tourism interconnected" seperti itu, maka kunjungan wisatawan akan mudah terpandu ataupun dipandu guide saat berwisata ke masa lalu Kota Malang.
Memasuki tahun 2022 ini, Jalan Kahuripan sudah harus dibenahi. Pemkot Malang sudah harus mempercantik yang sudah ada di sekitar seperti Jembatan Kahuripan eks Belanda, tampilan Pasar Bunga, Perhotelan di lingkar tugu seperti Splendid-In dll. Dan tahun 2023 Alun-Alun Merdeka hingga bilangan Pecinan juga harus digarap tepat waktu sesuai rencana..
Zona 3 Kayutangan Heritage sudah selesai dibenahi persis di penghujung 2021, hanya tinggal bagaimana memotivasi owner toko-toko dan resto tempo doeloe untuk ikut poles diri seiring langkah pemolesan yang telah dilakukan Pemkot di sepanjang Basuki Rachmat.Â
Pembenahan trotoar, pemasangan lampu-lampu antik tempo doeloe, penyediaan space untuk tanaman rimbun Tabebuya, penempatan tempat duduk berpasangan saling berhadapan di sepanjang Basuki Rachmat telah selesai.Â
Budgeting target sebesar Rp 1,4 milyar sepertinya sudah memenuhi sasaran mulai dari titik eks bioskop merdeka dekat gereja bunda hati kudus dan ending di persimpangan Kahuripan dekat gedung BCA.
Kalaulah pandemi sudah berlalu dari pandemic time kita, mungkin akhir tahun 2021 yang baru saja berlalu akan ramai banget dirayakan di kota Malang dengan mengambil tempat di Kayutangan Heritage yang sudah selesai dibangun itu. Sayang  event malam tahun baru itu tak terjadi.
Tapi ke depannya kalau sudah agak aman dari virus corona, bakal ada event digelar di zona Kayutangan ini dalam setiap bulannya. Event itu pastinya penting, seraya mengerjakan zona 1 dan 2 yang bakal serupa tampilannya dengan zona 3 yang akan berhiaskan lampu-lampu antik, space untuk tanaman peneduh, bangku-bangku duduk berpasangan yang saling berhadapan dan trotoar lebar yang kuat dan indah.
Harapan ke depannya berwisata ke Malang tempoe doeloe benar-benar akan terwujud menjadi kenyataan dan dengan mengingat predikat kota pendidikan yang disandangnya sejak lama, kita juga berharap layanan pendidikan di berbagai level di Malang semakin bagus.
Dengan terwujudnya obyek wisata kota tempo doeloe secara menyeluruh di kota pendidikan Malang, maka tak ada kata lain selamat Tahun Baru 2022 semoga Malang semakin menasional dan mendunia di kedua sektor tersebut.
Joyogrand, Malang, Sat', Jan' 01, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H