Dan secara formal pemerintah setempat bisa melahirkan banyak proyek konstruktif seperti penyangga longsor dengan konstruksi basah yang berbobot. Bukankah ada akhlinya tetangga kita sendiri yi ITS yang sangat berkeakhlian soal konstruksi basah untuk sungai dan sebangsanya.
Saya yakin dengan normalisasi Sungai Brantas yang melalui kota Malang yang banyak dihuni warga itu, tiba saatnya nanti Sungai itu justeru diminati orang untuk katakanlah berperahu arung jeram di sepanjang Sungai Brantas, termasuk ketika melalui Kampung Putih.Â
Para wisatawan pasti mau berkunjung ke destinasi wisata tematik seperti Kampung Putih, karena tak lagi kumuh dan Sungai Brantas pun sudah bersih dari segala macam sampah. Kan asyik.
Sekarang ini? Sial, saya saja hampir terpeleset ketika menyusuri Kampung Putih hingga ke tapal batas menuju Pasar Bunga di bawah Jembatan Kahuripan. Ada masalah disitu, air ntah dari mana terpancur dari konstruksi jembatan itu sendiri. Padahal itu jembatan peninggalan wong Londo yang biasanya tahan banting. Nah ini hanya bukti bahwa Pemkot Malang tidak mewaspadainya, karena inspeksi sungai yang dilakukan DPUPR setempat ternyata nehi.
Akhir kata bye Kampung Putih, sekarang saya menyeberang ke Pasar Bunga dari kolong Jembatan Kahuripan. Tak ada kata lain, gegara Kampung Putih saya untuk ke sekian kalinya mau menikmati aneka bunga yang indah di Pasar Bunga kota Malang, tak jauh dari Tugu Jan Pieterszoon Coen, Balaikota dan Splendid-Inn.
Joyogrand, Malang, Tue', Dec' 28, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H