Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Natal 2021 dan Kampung Putih Malang

28 Desember 2021   14:29 Diperbarui: 29 Desember 2021   20:03 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Putih Malang tampak atas. Foto : INDANA.

Setelah istirahat full satu hari persis Natal 25 Desember 2021, maka esok paginya Minggu 26 Desember, meski masih terasa letih, saya keluar dengan online car ke Oen Corner di Jln. Ijen. Besar. 

Dapat sih sesuai pin map-nya. Tapi yang disitu sekarang adalah Kentucky Fried Chicken, bersebelahan dengan Starbuck Coffee. Oen sudah menghilang dari peredaran. 

Padahal saya ingat sekali Oen selaku tempat nostalgia Malang tempo doeloe. Kuliner khas Malang dan roti-roti basah Oen Corner adalah asli resep Belanda tempo doeloe. Tanpa pengawet. Pengawet natural mereka hanya gula secukupnya. 

Saya pun terpaksa cari pekerjaan lain yi hunting foto. Tapi sorry saya nggak foto Kentucky atau Starbuck. Ngapain. Yang utama saya foto adalah gereja Katedral, Simpang Balapan, Ijen Boulevard dan he he jepret ternyata Sekretariat Komunitas Fiat kota Malang tak jauh dari simpang Ijen Boulevard, termasuk menjepret tempat praktek akhli penyakit dalam dan pembuluh darah yi Professor Djanggan Sargowo. 

Rumah sekaligus tempat prakteknya terpaksa saya shot. Bagaimana tidak, dokter tua yang satu ini betul-betul orang kerja disamping sebagai professor di FK Unibraw, juga praktek di berbagai rumahsakit yang ada di Malang seperti Lavalette, RKZ, RSSA dll. Tangannya dingin kalau menangani pasien, kata arek Malang pada umumnya.

Lorong pas kenderaan roda dua di Kampung Putih, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Lorong pas kenderaan roda dua di Kampung Putih, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Bosan di Ijen Boulevard, saya pun meluncur ke arah Kayutangan di Jln. Basuki Rachmat. Ini yang selalu digambarkan sebagai pusat kegiatan ekonomi kota Malang tempo doeloe. Walikota sekarang pengganti Abah Anton yi Sutiaji ternyata tau itu. Ia terbukti pro pariwisata kota. 

Saya lihat sepanjang Jln Basuki hingga Toko Avia yang legendaris di persimpangan Basuki menuju Arjosari kalau lurus dan kembali ke Ijen Besar kalau belok kiri dan belok kanan ke Tugu Kota Malang yang sekarang lebih dikenal sebagai Tugu Jan Pieterszoon Coen, termasuk obyek foto di sekitar tugu seperti Balaikota, DPRD kota Malang, Hotel Tugu atau Splendid-Inn dan ke sebelah barat yi Setasiun Kota Baru Malang yi di Jln. Trunojoyo. 

Ya, saya lihat trotoar sisi kiri dan kanan sepanjang jalan Basuki Rachmat nyaris rapi dan pada jarak tertentu sudah disediakan bangku untuk duduk istirahat masing-masing 2 bangku berhadapan. 

Rancangannya keren tempo doeloe yang diinovasi sesuai zaman now. Pokoknya Ok banget dan kita bisa merasakan sejatinya Malang, yi hangat dan bersahabat. Sore hari duduk santai disitu bersama keluarga dan teman-teman selepas wisata kota lihat legacy masa lalu di bilangan alun-alun kota. Tentu asyik. Sapaan hangat pun akan bergulir: Piye kabar e rek?

Karena sudah kadung sampai Toko Avia, sayapun meluncur menuju RSSA. Tapi karena melihat RSSA semakin membesar, saya malah batal mengunjunginya. Saya hanya ingat RSSA yang adalah RSUP-nya Jatim ini selalu full proyek. Singkatnya tiada tahun tanpa proyek. Proyek inilah, proyek itulah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun