Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Durian Monthong Siap Songsong Nataru

13 Desember 2021   15:28 Diperbarui: 14 Desember 2021   11:45 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duren Monthong Rp 59.900/Kg. Foto: Parlin Pakpahan.

PPKM Level 3 yang seharusnya diterapkan pemerintah pada Nataru 2021/22 (Natal dan Tahun Baru) dibatalkan pemerintah belum lama ini, dengan fakta bahwa setelah serangan Delta berhasil dilandaikan beberapa waktu lalu, ternyata gebrakan itu berhasil, seraya tak mengabaikan virus corona yang meski sudah tiarap tapi masih lirak-lirik kapan lagi melakukan serangan. 

Tak heran, pemerintah melunak dengan hanya meminta daerah agar tetap konsisten mengawasi pergerakan pandemi di daerahnya masing-masing.

Maka meski New Years Eve atau malam tahun baru Pk. 00-00 tak diizinkan rame-rame berkumpul di katakanlah bundaran Thamrin atau Monas, tapi rakyat bebas bergerak kemanapun sesuai protokol kesehatan. 

Yang mau melancong jarak dekat, jarak sedang dan jarak jauh, okay. Nggak ada masalah, sejauh puro-puro atau dompet masih terasa tebal dan bukan ditebal-tebalin. Tuh beberapa penulis pariwisata sudah ada yang menawarkan dolan-dolan ke kota lama Batavia, Semarang, Medan, Surabaya. 

Ya keempat kota besar itu punya apa yang disebut sebagai kota lama yi tempat hunian pemerintah kolonial Belanda beserta aparat niaga VOC tempo doeloe. Obyek wisata sejarah-lah kl begitu. Yang lainnya menawarkan alam dan budaya seperti Danau Toba, Maluku utara dan Sentani di Papua sana.

Tapi yang gampang, tak usah rogoh kocek sampai jutaan rupiah segala, saya pikir setelah delak-delok beberapa saat lalu mal-mal dan retailer-retailer di sekujur Jabodetabek, tuh mulai kelihatan buah-buah bagus dijajakan di rak-rak mereka yang penataannya telah diatur sekeren mungkin. 

Kemarin-kemarin buah Mangga, utamanya eks Indramayu, tapi kini sudah menghilang dari rak. Yang permanen sepertinya hanya anggur, jeruk dan apel impor. 

Dan sekarang ini dalam rangka songsong Nataru 21-22 muncul Durian atau Duren jenis Monthong. Kalau di jalanan sepertinya aneka duren lokal sudah mulai diperagakan baik eks Jawa tengah, Jawa timur, Bogor, kecuali barangkali Duren Papua atau Pahae atau Angkola yang terlalu jauh untuk didatangkan ke Jabodetabek, kecuali Pisang Barangan eks Deli Serdang Sumut. 

Boleh jadi yang terakhir ini sudah punya mata rantai sendiri yi bagaimana cara pemasokannya ke Jabodetabek dan para pemainnya pun adalah orang-orang Tapsel, padahal harga tertinggi satu sisir hanya Rp 25.000. 

Ini tentu ada kiat tersendiri, meski ditanam di pojokan Bogor atau Citayam misalnya, tapi karena bibitnya Barangan ya namanya pun tetaplah Pisang Barangan, Bye Bye Deli Serdang Sumut. Yang penting kiat. Iya toh! He He ..

Duren Monthong yang saya lihat belum lama ini bahkan sempat saya boyong ke rumah karena sudah kangen duren, semakin seksi bo. Isinya gemuk-gemuk dan rasanya alamak manis legit. Baru kemarin saya icip-icip.

Percayalah Monthong yang kita beli dari mal. Pihak supermarket sudah melengkapi tim teknis yang menseleksinya, jadi buah apapun yang bakal dijual nggak boleh asal dipajang sebelum melalui TQT ala mal. Nah lo!

Duren Monthong Rp 59.900/Kg. Foto: Parlin Pakpahan.
Duren Monthong Rp 59.900/Kg. Foto: Parlin Pakpahan.

Tapi sayang, Monthong kita ternyata masih impor dari Thailand. Petugas mal tetap ngotot dan bangga bahwa Monthong yang mereka jajakan adalah eks Thailand. 

Padahal ya padahal asal Monthong itu kan dari Jawa tengah, yang dulu namanya adalah Durian Sukun yang merupakan spesies asli Indonesia, tepatnya dari Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 

Kemudian, Thailand memboyong bibit asli itu dan mengembangkannya menjadi duren monthong seperti yang kita kenal sekarang. Duren yang satu ini memiliki rasa yang lezat dan daging buah yang tebal sehingga banyak orang menyukainya. Tapi yang minta Ampun itu dia koq dari Thailand.

Harga Monthong sekarang ini per Kgnya dibandrol Rp. 59.900 dan per biji Monthong beratnya rata-rata 3-4 Kg, maka harga jual per biji pun bervariasi dari Rp 163.500, Rp 192.800 sampai Rp 248.900. Andaikan dibudidayakan di bumi kita sendiri, pastilah harga bandrolnya nggak sampai segitu-segitu amat.

Di pasaran Jabodetabek sekarang menurut catatan gdmagri.com kisaran harga duren sbb: 

Durian Merah Rp. 40.000/2kg;
Durian Mimang Rp. 25.000/buah;
Durian Musang King Rp. 280.000/kg;
Durian Montong Rp. 55.000/kg;
Durian Petruk Rp. 85.000 -- Rp. 125.000/kg;
Durian Matahari Rp. 30.000 -- Rp. 50.000/kg;
Durian Pelangi Rp. 100.000 -- Rp.200.000/kg;
Durian Udang Merah Rp. 70.000/kg;
Durian Tembaga Rp.100.000/kg;
Durian Bawor Rp. 80.000 -- Rp.110.000/kg.

Mbah Anton, mantan Walikota Malang, di resto Anundacio bernuansa wisata duren, Petungsewu, Dau, Kab. Malang. Foto: suryamalang.com
Mbah Anton, mantan Walikota Malang, di resto Anundacio bernuansa wisata duren, Petungsewu, Dau, Kab. Malang. Foto: suryamalang.com

Yang termahal adalah Duren Musang King eks Malaysia, menyusul Duren Pelangi, Tembaga, Bawor, Petruk, baru Monthong pada posisi Rp. 55.000 per Kg. 

Monthong ada di posisi tengah malah. Tapi karena kemudahan dan mata rantai pemasokan yang bagus, bahkan terinfo matarantai yang mengamankan pemasokan adalah DHL yang secara regular mendatangkannya dari Thailand, maka jadilah Monthong merajai pasar duren sekarang ini. 

Padahal yang eksotis, pahit-pahit manis tapi legit dan sedikit beralkohol ya itu dia Duren Petruk eks Jateng dan Duren eks Pahae atau Angkola, atau kalau mau keren dan murah itu tuh ada Duren eks Banyuwangi yang hanya dibandrol Rp 40.000/2 Kg. 

Buahnya merah metalik lo, kalah buah naga. Tapi lagi-lagi sayang wong Banyuwangi masih pada tiarap sampai menit ini. Masalahnya lirak-lirik di Jakarta dan sekitarnya, si merah metalik nan seksi itu belum juga nongol.

Omong-omong soal duren si raja buah, Indonesia pastilah kaya dengan macam duren, mulai dari yang rasa pahit-manis beralkohol sampai yang legit-manis selembut mentega. 

Kalau ada Ucok Durian di Medan, itu bukan karena Duren Pahae dan Angkola hebat. Tidak. Itu semua karena keakhlian Bang Ucok mendatangkan buah duren terbaik dari seluruh pelosok nusantara.

Tapi menyonsong Nataru kali ini, ada kabar menarik yang terberitakan pers belum lama ini dipojokan Kompas sebagaimana dikutip dari suryamalang.com, itu tuh mantan Wali Kota Malang, Abah Anton, selepas ribut-ribut kecil dari singgasana Walikota Malang, Mbah Anton yang Chinese tapi n'jawani itu buka usaha Kafe Abudancio dan kebun duren di Desa Petungsewu, Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. 

Kl 6 Km-an dari Unibraw atau perumahan Joyogrand Malang. Saat ini kebun durennya berbuah lebat dan boleh dikata Abundacio telah menjadi daya tarik wisata agro di Malang. "Saya memilih memadukan kebun duren dengan kafe karena saya suka duren. Masyarakat suka dengan konsep seperti ini," jelas Abah Anton, sebagaimana dikutip Kompas dari suryamalang.com, Rabu 27-10-2021 ybl.

Salut sama Mbah Anton, aneka jenis duren ada di kebunnya, seperti duren bawor, matahari, monthong lokal, kunir, dan lainnya. Total ada sekitar 400 pohon duren di kebunnya. 

Dan sepertinya model Abundacionya mbah Anton minus resto sudah ada di Bogor. Ingat ketika mantan presiden RI Esbeye diundang oleh sejawatnya yang eks TNI yang berkebun duren di Bogor. 

Duren Pahae dijajakan di Pematang Siantar, Sumut. Foto: Parlin Pakpahan.
Duren Pahae dijajakan di Pematang Siantar, Sumut. Foto: Parlin Pakpahan.

Datang petik dan santap. Ayoo. Itu yang ditawarkan mantan militer yang jadi pekebun duren itu. Saya pikir, berwisata duren ke Warso Farm, Bogor, okay jugalah. Lokasinya di Jln. K.H. Halimi, desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Bogor. 

Obyek wisata duren ini mempunyai luas kebun 8 Ha. Ribuan pohon duren dikembangkan disini. Yang menjadi primadona al duren Monthong, Tembaga, Petruk dan Sunan. 

Per Kg duren Warso Farm hanya dibandrol Rp. 35.000. So, duren lumayan gemuk seukuran rata-rata 3 Kg, cukup kita bayar Rp. 100 ribu saja. Bawa pulang 5 biji, hanya Rp. 500.000. Nah tunggu apa lagi. Berwisata Duren ke Warso Farm yuk!

Sebagai pengingat, duren adalah raja buah, dan Duren Monthong dijuluki sebagai Raja Duren. Tapi apa boleh buat telah terjadi kesalahkaprahan yang membuat Duren Monthong disebut sebagai buah khas Thailand. 

Kita tahu sekarang, Monthong yang dijual di Indonesia kebanyakan diimpor dari Thailand. Tercatat Indonesia mengimpor hingga 19 ton Duren Monthong dari Thailand setiap tahunnya.

Kalau sampai Duren Monthong jadi lebih terkenal di Thailand, bahkan diekspor secara regular ke Indonesia? 

Itu adalah kenyataan bahwa kita belum mampu mengembangkan bibit Monthong asli Indonesia asal Karanganyar Jateng itu dalam skala perkebunan modern, mulai dari bibit, perawatan, penanganan hama, pengemasan, sampai pengiriman yang semuanya tentu harus dikerjakan secara modern dan professional. 

Duren Monthong dan Duren spesies lain. Foto: gdmagri.com
Duren Monthong dan Duren spesies lain. Foto: gdmagri.com

Kalau mau mengekspor buah duren atau buah lainnya, Indonesia harus memiliki kawasan perkebunan khusus. Dengan lahan ratusan hektar, misalnya, lahan dimaksud harus bisa dijadikan perkebunan modern yang benar-benar bisa menghasilkan buah berkualitas tinggi, ntah itu Monthong, ntah itu Apel, bahkan buah Mangga yang baru kemarin tutup buku karena musimnya sudah habis.

Tahukah Anda, potensi pasar buah duren terbilang asyik, disukai banyak kalangan sejak dulu hingga sekarang. Duren adalah buah unggulan yang punya pangsa pasar lokal juga Internasional. 

Nilai ekonominya tinggi, harga jualnya cukup menjanjikan. So, duren bisa menjadi pilihan bisnis yang tepat, bisa dengan budidaya atau menanam langsung, bisa juga dengan mengambil bahan baku dari petani dan mengolah atau menjualnya kembali.

At the end, selamat menyongsong Nataru 21-22 yang sudah kian mendekat cukup dengan menyantap Duren Monthong dan duren-duren asli Indonesia yang telah diseleksi dengan baik oleh Ucok Durian atau Wowok Durian atau Cecep Durian atau Bondan Durian dst. Apalagi Ucok Durian yang percabangannya ada di seantero Jabodetabek.

Depok Bolanda, Mon', Dec' 13, 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun