Penelitian tersebut dilakukan di Tano Batak Simalungun, Sumatera Utara, dimana tradisi dan kepercayaan masyarakat ini berasal. Sayur Bangun-Bangun yang disajikan dimasak sesuai resep tradisional oleh perempuan Batak dan dikonsumsi selama 30 hari. Biasanya daun Bangun-Bangun itu dimasak dalam rupa sop ayam atau sapi atau dalam rupa gulai ayam.
Pada penelitiannya, Damanik membagi subyek kedalam tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol (reference) yang mengonsumsi Moloco+B12TM (tablet yang biasa dikonsumsi ibu menyusui di Indonesia); kelompok yang mengonsumsi Fenugreek (kapsul berisi serbuk Trigonella foenum-graecum yang biasa dikonsumsi ibu menyusui di Amerika dan Eropa); dan kelompok yang mengonsumsi sayur Bangun-Bangun sebanyak 150 gram per sajian.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan volume ASI secara signifikan pada kelompok Bangun-Bangun dari hari ke-14 sampai hari ke-28, yaitu dari 361 sampai 479 mL atau dengan rata-rata kenaikan sebesar 65%. Peningkatan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan dua kelompok perlakuan lainnya, yaitu 10% pada kelompok tablet Maloco+B12TM dan 20% pada kelompok kapsul Fenugreek.
Pemberian sayur Bangun-Bangun dapat meningkatkan sekresi ASI. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pengaruh komponen aktif di dalam daun Bangun-Bangun dalam proliferasi sel sekresi air susu dan dapat digunakan sebagai indikator aktifitas sel sekresi air susu.
Suplemen ekstrak Bangun-Bangun juga diberikan kepada tikus yang sedang menyusui pada hari kedua sampai hari ke-28 setelah melahirkan. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan DNA dan RNA, masing-masing sebesar 75% dan 75.3%, pada tikus yang diberi suplemen ekstrak Bangun-Bangun.Â
Peningkatan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan RNA pada tikus yang diberikan suplemen Moloco+B12TM, yaitu sebesar 26.4%, sedangkan DNA pada tikus tersebut mengalami penurunan sebesar 22.5%. Adanya peningkatan DNA dan RNA setelah diberi suplemen Bangun-Bangun mengindikasikan bahwa daun Bangun-Bangun dapat meningkatkan proliferasi sel sekresi air susu.
Hasil penelitian tentang khasiat laktagogum tanaman Bangun-Bangun ini telah menarik minat dan perhatian peneliti-peneliti lain manca negara, khususnya di bidang gizi dan kesehatan, sehingga tulisan Damanik dengan judul "Torbangun; a Bataknese traditional cuisine for the lactating mother in the North Sumatra Province of Indonesia" telah diterbitkan dalam "Handbook of Dietary and Nutritional Aspects of Human Breast Milk" pada tahun 2013. oleh Wageningen Academic Publishers, The Netherlands.
Bangun-Bangun dan Sindrom Metabolik
Bangun-Bangun merupakan salah satu tanaman yang mengandung serat dalam jumlah yang tinggi sehingga daun Bangun-Bangun dapat digunakan sebagai obat herbal dalam penurunan kadar kolesterol.
Tanaman Bangun-Bangun mengandung zat gizi mikro dan senyawa fungsional yang bermanfat bagi kesehatan manusia. Bangun-Bangun selain kaya serat juga kaya zat gizi mikro seperti magnesium, besi, zink, kalsium, -tokoferol, dan b-karoten. Bangun-Bangun juga mengandung komponen bioaktif antara lain alkaloid, terpenoid, saponin, tanin, dan flavonoid.