Mohon tunggu...
Parlin Sinaga
Parlin Sinaga Mohon Tunggu... -

Masih tetap belajar tentang apa saja dan penikmat kopi. Suka membaca tapi susah menulis!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saat Sakit dan Lupa Jadi Alasan

13 Desember 2011   08:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:22 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini perasaan saya lagi sangat terganggu dengan berita di televisi yang mengatakan "...sikoruptor itu tengah dirawat karena sakit ini itu. Penyelidikan menjadi terkendala perihal kesehatan si koruptor." Duh...! Pengen banget mengumpat, hingga keluar deh dari mulut saya secara spontan; Bajingan!!

Sedemikian menggerutunya saya hingga tidak sadar kata yang saya lontarkan secara spontan itu terdengar oleh seorang bapak yang duduk disebelah meja saya. Ya, siang itu saya sedang duduk sambil menikmati segelas kopi disebuah warung kopi.

Sibapak mengatakan: "Alasan saja tuh.... tiap diperiksa alasan sakit, lupa atau apalah.." Saya kemudian membenarkan pernyataan sibapak dan kemudian kembali menyimak berita itu.

Setelah berita selesai saya kemudian mengatakan: "betapa bodohnya negeri ini jika alasan yang selalu berulang itu kembali terjadi dan dipercaya"

Yang kemudian disambut oleh sibapak lagi dengan mengatakan "seharusnya negeri ini sudah harus belajar dari beberapa alasan para koruptor ini. Ini sudah klasik dan sudah sering mereka lakukan"

Saya mengatakan: "Bener sekali pak, sakit selalu menjadi alasan. Yang paling menggelitik itu adalah sakit lupa. Banyak toh para koruptor yang mengaku lupa saat ditindak penyidik? Yang paling menyakitkan bagi rakyat juga bahwa sang dokter pribadi dari si koruptor membenarkan hal itu"

"Iya,,Bener,, bener. Kacau nih para koruptor. Saya sudah muak melihatnya!" sahut sibapak.

Itu adalah sepenggal cerita rakyat biasa menanggapi berita alasan para koruptor. Berita yang paling membuat muak. Sebenarnya rakyat Indonesia sudah sangat jengah dengan alasan ini. Cukup klasik dan seakan menjadi trik pamungkas para koruptor berdasi. Paling tidak bisa mendelay tim penyidik dan mungkin mempersiapkan trik exit strategy baru.

Mungkin saya tidak perlu membeberkan para koruptor yang memakai trik alasan kesehatan ini. KARENA INI SUDAH SANGAT SERING TERJADI. Hampir semua koruptor memakai trik ini.

Terlepas dari memang benar si-koruptor sakit, saya hanya berpikir jikalau perlu dibuatkan dokter independen untuk memeriksa mereka. Saya yakin, hasil pemeriksaan dokter independen ini lebih terpercaya dibanding dengan dokter pribadi mereka.

Bukan mau men-judge. Cuma, Bagaimana saya mempercayai seseorang yang bekerja untuk para koruptor?

Dan,,, Koruptor sudah identik dengan SAKIT. Makanya, jangan korupsi. Biar tidak sakit!  :p

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun