Mohon tunggu...
Eltuin Parker
Eltuin Parker Mohon Tunggu... Apoteker - Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) / Kabiro Pemuda PGI Wil. Sulselbara

Farmasis berdarah Toraja yang berjiwa Indonesia, berupaya mewarnai dunia lewat tulisan dan ide.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kamus Impormu Mengancam Keutuhan Bangsa

4 Mei 2017   09:22 Diperbarui: 4 Mei 2017   14:08 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya juga tak terlalu ambil pusing, bagaimana defenisi kafir dalam kamusmu. Yang saya tahu, saya percaya kepada Tuhan seperti yang diajarkan dan saya pelajari dalam Alkitab. Buku itu menjadi panduan dan penuntun bagi saya mengenal Tuhan yang saya sembah. Dalam tuntunan-Nya, iman yang saya yakini tidak akan luntur hanya karena label kafir. Lebih baik kita masing-masing mencoba terus belajar secara benar pada kitab yang kita imani sebagai tempat kebenaran diajarkan.

Lalu, mengapa pengkafiran harus dihentikan?

Menurut saya, proses pelabelan kafir secara masif harus segera dihentikan. Bukan karena soal iman kita yang akan terkikis, karena iman tak bergantung pada label yang diberikan oleh manusia. Tapi ini karena kita hidup bersama dan tinggal di negeri indah nan elok, negeri yang dikaruniakan Tuhan kepada kita. Negeri yang sebenarnya sangat mencintai perdamaian. Pengkafiran secara terus menerus bisa mengancam keutuhan kita di bangsa ini. Bukan hanya mengancam saya, tapi juga mengancam dirimu dan keluargamu. Bahkan bisa mengancam seluruh tatanan kehidupan di bangsa ini, termasuk perdamaian.  

Karena itu, mari pakai KBBI yang benar, sebagai kamus kita bersama di Indonesia. Biarkan kitab dalam agama kita masing-masing tetap terbuka dan dipelajari dengan baik agar kita bisa tumbuh bersama dalam asuhan ibu pertiwi. Berhentilah mengancam keutuhan bangsa dengan “kamus impor”mu atau dengan kamus buatan sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun