Tiga orang pemenang lomba 2021 National Essay Competition yang diselenggarakan oleh Program Studi Sastra Inggris Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menerima hadiah berupa uang tunai, Senin (5/7/2021). Pemberian hadiah dilakukan secara daring melalui Zoom. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Drs. Danu Wahyono, M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Inggris, Mateus Rudi Supsiadji, M.Pd., dan Ketua Panitia lomba 2021 National Essay Competition, Dr. Pariyanto, M.Ed.
Sebelumnya pengumuman pemenang telah diinformasikan melalui website Program Studi Sastra Inggris Untag Surabaya. Â Ketiga pemenang tersebut yaitu Juara 1, I Kadek Maesa Dwi Payana Putra (Universitas Udayana) dengan judul esai "Optimize to maximize: online learning during the pandemic". Juara 2, Abytha Ayu Erlanda Tanjung (Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya) dengan judul esai "Courtesy of Miss Coronavirus". Juara 3, Elma Solihati (Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung) dengan judul esai "Turning disaster into opportunity".
"Saya mengucapkan banyak terima kasih atas terselenggaranya kompetisi menulis esai ini karena melalui kompetisi ini saya dapat menyalurkan bakat menulis saya. Sekarang saya lebih percaya diri dengan kemampuan menulis saya" tutur Maesa saat menyampaikan sepatah kata setelah sesi foto bersama. Kedua pemenang lainnya menyampaikan hal yang sama bahwa kompetisi menulis ini sangat berguna karena memberi wadah kepada mereka dalam menyalurkan bakat menulisnya.
Ketua panitia lomba, Dr. Pariyanto, M.Ed. menyampaikan bahwa kompetisi menulis esai ini bertujuan mengekplorasi gagasan, pengetahuan, analisis kritis, pemikiran cemerlang, dan gaya persuasif mahasiswa dalam tema pandemic dan pembelajaran daring. "Kompetisi ini dilakukan secara daring dan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia, diantaranya adalah dari Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada", terang Dosen Program Studi Sastra Inggris ini.
"Hadiah uang tunai yang pemenang terima mungkin tidak seberapa, tetapi mereka memperoleh pengalaman yang sangat berharga dan dapat menunjukkan kepada publik bahwa mereka berbakat dalam menulis. Mereka mampu mengalahkan tulisan esai dari peserta lainnya, dimana proses penilaian dilakukan oleh reviewer internal dan eksternal. Kedepan akan diselenggarakan kompetisi menulis esai yang lebih luas dan dengan tema yang lebih menarik dan kontekstual", tutur Mateus Rudi Supsiadji, M.Pd. Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H