Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seri Periode Utama dalam Peradaban Manusia (I): Zaman Prasejarah

7 Maret 2023   20:52 Diperbarui: 8 Maret 2023   21:05 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/TheDigitalArtist

Apa itu masa prasejarah?

Masa prasejarah adalah sebutan untuk masa-masa di mana manusia belum muncul dan menjadi pemeran utama di muka bumi. Zaman prasejarah dihitung dari terjadinya dunia sampai pada saat sebelum tulisan ditemukan. Oleh karena itu, zaman ini dikenal juga sebagai zaman pra-aksara.

Sebagian besar masa prasejarah merupakan suatu kabut tebal ilmu pengetahuan manusia. Ada berbagai teori yang bersebrangan yang hendak menerangkan proses terjadinya alam semesta beserta isinya. Sebelum ilmu pengetahuan berusaha membuka kabut tebal misteri awal mula dunia, sebagaian besar masyarakat telah memiliki narasi mengenai penciptaan dunia yang dikenal dalam kisah-kisah mitologi maupun dogma-dogma agama.

Kebanyakan orang mengetahui cerita atau ksiah penciptaan pada masa kecil mereka ketika belajar agama. Dalam Kekristenan misalnya, Alkitab menceritakan kisah ajaib yang menerangkan bahwa Tuhan menciptakan dunia serta isinya dalam tujuh hari saja. Perkembangan metode penelitian ilmiah selanjutnya mengarah kepada kesimpulan yang cukup berbeda dengan apa yang dipercayai kebanyakan mitos maupun cerita religious lainya.

Kemunculan manusia purba

Mamalia pertama yang berkaki dua: Australopithecus muncul sekitar empat juta tahun yang lalu. Mereka telah memiliki ciri-ciri yang menyerupai manusia, antara lain memiliki tinggi sekitar 1 meter, memiliki lengan yang panjang, wajah yang lebar serta menonjol. Volume otak mereka pun cukup besar sekitar 500 cm3. Sebutan yang popular untuk makhluk ini adalah Lucy. Para Ilmuan menemukan fosilnya di Afrika Timur. Mereka menganggap Lucy sebagai cikal bakal spesies manusia.

Walaupun demikian, perilaku dan ciri fisik mereka masih sangat berbeda jauh dengan manusia modern (homo sapiens). Mereka juga memililiki perilaku yang lebih dekat dengan monyet karena mampu dan gemar memanjat pohon dan cekatan mencari makan pada pepohonan.

Manusia purba yang memiliki kemiripan yang dekat dengan manusia hidup sekitar 2,5 -1,5 juta tahun yang lalu yang disebut sebagai Homo Habilis. Spesies ini disebut sebagai habilis (tukang) karena telah memiliki kemampuan otak yang lebih berkembang serta mampu menciptakan peralatan harian. Mereka membelah batu halus dan menciptakan serta mengguakan pisau dari batu untuk menguliti binantang.

Spesies yang lebih mirip lagi dengan manusia modern muncul sekitar 1 juta tahun yang lalu. Dari penemuan fosil spesies ini, diketahui bahwa ia berjalan tegak, sangat mirip dengan manusia modern. Oleh karenanya spesies ini dinamakan sebagai Homo Erectus (manusia yang berjalan tegak). 

Dalam perkembangannya, homo erectus meninggalkan benua Afrika dan berpencar ke benua Eropa dan Asia. Berpencarnya homo Erectus ini menandai dimulainya zaman Batu paleolitikhum (zaman batu tua). Disebut zaman batu sebab manusia mulai menggunkan kemampuannya untuk merekayasa batu menjadi peralatan sehari-hari termasuk membuat tempat hunian dari batu. Homo Erectus juga telah menemukan teknologi pembuatan api dengan cara menggosok-gosokkan dua ranting kering sampai panas.

Jenis manusia yang lebih sempurna lagi tinggal di Eropa dan Timur tengah, yang disebut sebagai manusia Neanderthal. Pada mereka terdapat wajah khas manusia namun memiliki dahi yang lebih lebar.  Mereka hidup sekitar 150.000 – 30.000 tahun SM.

Kemunculan spesies kita: Homo Sapiens

Jenis Kita atau Homo Sapiens (manusia bijaksana) muncul di Afrika atau Timur dekat sekitar tahun 200.000 -150.000SM. Mereka mengembangkan seni gambar di dalam gua-gua, Mereka juga menyempurnakan ukuran dan bentuk batu untuk peralatan.

Dengan kemampuannya, mereka merekayasa benda-benda peralatan harian baik untuk keperluan makan dan menyerang spesies lain. Homo Sapiens pada akhirnya menghancurkan saingannya homo yang lain dan menjadi satu-satunya jenis manusia yang tersisa sampai hari ini.

Uraian di atas memperlihatkan bahwa manusia (homo) sebenarnya tidak hanya memiliki satu jenis seperti yang kita ketahui sekarang. Para ilmuan menemukan dan memiliki asumsi ilmiah mengenai keberadaan berbagai jenis homo ini berdasarkan berbagai penemuan fosil.

Terhadap keberadaan beberapa jenis manusia tersebut setidaknya terdapat berbagai asumsi. Pendapat pertama mengatakan bahwa sebenarnya manusia berevolusi dari satu jenis homo ke homo yang lain, sampai pada akhirnya sampai pada bentuk manusia homo sapiens yang lebih sempurna seperti sekarang ini. Namun ada asumsi lain yang berpendapat bahwa sesungguhnya jenis-jenis manusia itu benar-benar terpisah satu sama lain dan tidak memiliki hubungan kekerabatan sama sekali. Pendapat yang kedua ini didukung banyak kaum agamawan yang menolak gagasan bahwa manusia berasal dan berevolusi dari sejenis kera.

Bagaimanapun, Sebagian besar ilmuan sepakat bahwa homo sapienslah yang memulai zaman sejarah manusia sekitar tahun 7.500-2000 SM. Di mana pada saat itu menjadi akhir bagi zaman es. Suhu bumi perlahan naik dan keadaan yang lebih hangat ini memungkinkan manusia untuk menanam gandum dan buah gerst. Pada saat yang sama manusia mulai mendomestifikasi (menjinakkan dan memelihara) hewan. Perubahan cara mencari makanan dari berburu ke pertanian dan peternakan ini menandai dimulainya zaman batu neolitikhum (zaman batu baru). Inilah awal peradaban manusia.

Dimulainya peradaban awal

Pada masa ini manusia tidak lagi mengandalkan batu saja namun sudah mengandalkan gerbah tanah liat serta kayu untuk membuat tempat hunian. Dengan demikian berkembanglah perkampungan dan kota. Kota pertama yang dikenal dalam sejarah adalah Jericho yang berdiri sekitar tahun 8000 SM. Rumah-rumah di kota ini menggunakan bata merah. Kota ini bahkan telah dilengkapi dengan tembok pelindung  yang dibuat dari susunan batu.

Kemampuan manusia semakin berkembang dalam menemukan dan merekayasa peralatan hingga pada sekitar 3000 SM. Di messopotaima (sekarang wilayah negara Irak), manusia menggunakan perunggu untuk menggantikan batu sebagai bahan membuat senjata dan benda-benda yang berhubungan dengan pemujaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun