Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Bendera"

18 Februari 2023   01:17 Diperbarui: 18 Februari 2023   02:09 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                        (pixabay.com)

Aku berjalan sempoyongan ke arah sebuah bangunan yang hampir runtuh. Sebuah papan nama bertuliskan "Le Campagne" hampir jatuh kalau saja tidak ditahan salah satu kawat yang masih tersambung. Dindingnya baru saja bocor diterjang peluru Tank Tiger kemarin siang. Untungnya para penjahat itu sudah mundur ke kota seberang. Untuk sementara pasukan kami aman di sini.

Kulihat will mendudukkan dirinya di sana. Wajahnya meringis kesakitan. Bahu kirinya sedang diperban. Sebuah peluru senapan Gewehr 41 milik tentara Jerman menembus bahu kirinya kemarin.

"Kau lihat Matthew?" Tanyanya.

Aku menggeleng. "Sersan sedang mencarinya tapi sampai kini belum ada kabar.."

Will menarik nafas Panjang... "Perang ini semakin menarik, walaupun membuatku menderita.."

Aku menggelengkan kepala. "Benarkah? Aku berharap perang sialan ini cepat berakhir. Aku sudah muak melawan monster ini" kataku terengah-engah. Dengan hati-hati kusandarkan senapanku di dinding, mendudukkan diri dengan tenang dan mencabut sebatang rokok.

Will memandangnya dengan penuh minat. "Kau mau?" tanyaku

Will menggeleng seolah ia tak mau. Aku tahu ia sangat pemalu. Tanpa bertanya kusdorkan sebatang rokok padanya. Ia menyambarnya tanpa menghitung lagi. Tidak sampai semenit ruangan itu penuh asap rokok kami berdua.

"Menurutmu apakah perang ini masuk akal?" tanyaku

Will menarik nafas dalam-dalam. Tentu saja! Aku di sini untuk membela benderaku. Bukankah Amerika adalah pihak yang benar dalam perang ini?" Will agak ragu dengan kesimpulannya dan menantiku untuk meneguhkan perkataannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun