"Ya, kita..."
***
Seratus lampu sorot bagaikan memindahkan mentari di "Lapangan Banteng" malam itu. Beberapa lampu sorot fokus menyoroti sesosok wanita paruh baya yang sedang melangkah anggun ke atas panggung. Jutaan pasang mata di seluruh negeri tertuju padanya. Seluruh nafas di dalam kerongkongan siapa pun yang melihat ini, tertahan sejenak.
Seorang pria menggunakan setelan jas biru tua membuka acara itu dengan menyapa hadirin. Sejurus kemudian mendekati wanita anggun tadi.
"Grisela, apa yang mau anda katakan di hadapan seluruh jagad, ketika mereka mengetahui bahwa anda memenangkan hadiah nobel di bidang sastra di tahun ini bagi Indonesia?"
"Aku hanya mau bilang bahwa aku bersyukur dilahirkan sebagai orang yang aneh! Hadiah ini...(Grisela mematung sejenak menatap medali nobelnya sambil meneteskan air mata haru) aku persembahkan bagi segelintir orang aneh yang masih dikucilkan di negeri ini. Bagi mereka yang terus berjuang untuk mimpi-mimpi mereka walaupun itu terdengar janggal dan tak mungkin. Bagi mereka yang terasing dan tersisih karena pendirian mereka yang begitu berbeda dari orang kebanyakan. Bagi mereka yang berani melawan kemapanan dan hal yang biasa-biasa saja. Jangan takut hai orang-orang aneh. Mari guncang dunia!"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI