(Pixabay.com)
Ia tertidur,
Senyap!
Dengan sebuah seringai beku di wajahnya
Tangannya menggenggam erat senapan
Tatapan matanya tak lagi bersinar
Sebuah luka menganga di dadanya
Sebuah peluru bersarang di dalamnya
Sayang sekali,
Sehari yang lalu, di dalam kepalanya masih tersimpan sebuah mimpi besar
Di dalam dadanya masih tersimpan sebuah rindu yang harus diobati
Sehari yang lalu, jiwanya yang riang bersumpah akan kembali,
Dengan asa yang besar bersua dengan seluruh cintanya
Kini,
Semua itu tiba-tiba terhenti,
Lenyap...
Oleh sebuah peluru yang menembus dadanya
Dengan cepat ia dilupakan
Tanpa sempat mengucap namanya pada dunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H