Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Prajurit Tak Bernama

20 Januari 2023   13:57 Diperbarui: 3 Februari 2023   22:30 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                         (Pixabay.com)

Ia tertidur,

Senyap!

Dengan sebuah seringai beku di wajahnya

Tangannya menggenggam erat senapan

Tatapan matanya tak lagi bersinar

Sebuah luka menganga di dadanya

Sebuah peluru bersarang di dalamnya

Sayang sekali,

Sehari yang lalu, di dalam kepalanya masih tersimpan sebuah mimpi besar

Di dalam dadanya masih tersimpan sebuah rindu yang harus diobati

Sehari yang lalu, jiwanya yang riang bersumpah akan kembali,

Dengan asa yang besar bersua dengan seluruh cintanya

Kini,

Semua itu tiba-tiba terhenti,

Lenyap...

Oleh sebuah peluru yang menembus dadanya

Dengan cepat ia dilupakan

Tanpa sempat mengucap namanya pada dunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun