Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siapakah Orang Paling Berpengaruh dalam 1000 Tahun Terakhir?

18 Januari 2023   22:53 Diperbarui: 18 Januari 2023   22:57 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gutenberg dan mesin cetaknya (sumber:https://www.sciencephoto.com)

Pada tahun 2000 silam, dunia memasuki milenium ketiga dan menutup lembaran milenium kedua yang gemerlapan. Milenium ke dua adalah masa yang dimulai sejak tahun 1000 sampai tahun 2000. Dalam seribu tahun ini, manusia menegaskan takdirnya sebagai penguasa dan penakluk biosfir. Peristiwa-peristiwa besar yang terjadi pada milenium ini adalah: revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan peta kekuasaan dan perpolitikan yang menyatukan seluruh dunia dalam globalisasi.

Pada moment bersejarah itu mungkin sekali ada orang yang mengajukan pertanyaan "Siapakah orang paling berpengaruh di millennium ke II? Terhadap pertanyaan ini mungkin sekali akan muncul beberapa nama yang berasal dari bidang-bidang yang beragam. Dari bidang sains: Nicola Tesla, Isaac Newton dan Edison. Dunia navigasi menawarkan nama seperti Columbus. Bidang politik akan menawarkan nama Napoleon atau Adolf Hitler. Para tokoh keagamaan seperti Marthin Luther pun dapat masuk dalam nominasi. Pendeknya ini bukanlah pilihan yang mudah.

Namun, jika kita melihat pengaruh yang dihasilkan oleh satu karya tunggal seorang tokoh, maka agaknya semua orang tadi tidak dapat menandingi pengaruh Johanes Gutenberg. Pria Jerman itu menemukan mesin cetak yang bertanggunjawab memicu terjadinya revolusi ilmu pengetahuan, dan proses penyebaran ilmu sepanjang milenium ke II.

                                                                

Selama berabad-abad manusia mengumpulkan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan ke dalam buku-buku yang ditulis secara manual. Manuskrip-manuskrip ini membutuhkan waktu penulisan yang panjang. Demikian juga proses penggandaan buku-buku tersebut, dapat membutuhkan waktu bertahun-tahun. Alkitab misalnya, dapat digandakan/ditulis dalam waktu berpuluh-puluh tahun. Hal itu meenyebabkan buku sangat mahal dan karenanya hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja.

Sebelum Gutenberg menemukan mesin cetak-nya pada tahun 1450, Eropa yang akan dikenal sebagai tempat lahirnya para ilmuan besar masih berada dalam abad-abad kegelapan. Karena buku sangat mahal, mayoritas rakyat yang miskin dan tak mampu membeli buku, masih diselimuti buta huruf dan kebodohan. Jarang ada ilmuan yang lahir dari tengah masyarakat biasa selain pada kaum bangsawan dan kaum religius. Sekolah dan universitas hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan, orang kaya dan agamawan. Sains dan iptek menjadi milik ekslusif kaum elit tersebut.

Ilmu pengetahuan dan sains belum berkembang dengan pesat karena arus pertukaran informasi ilmu berupa penemuan dan pemikiran baru, tersebar begitu lambat. Pemikiran brilian seorang agen perubahan jarang menyebabkan gerakan serentak karena dibatasi oleh waktu penggandaan informasi tersebut.

Semua berubah sejak Gutenberg menampilkan mesin cetaknya. Buku sebagai media utama ilmu pengetahuan dapat digandakan secara masal dan cepat. Karena harga buku mulai terjangkau, masyarakat menengah ke bawah juga dapat menikmati informasi ilmu pengetahuan. Dampak berantainya adalah munculnya sekolah-sekolah dan universitas-universitas yang terbuka untuk umum. Kaum cendekiawan bermunculan dan pemikiran revolusioner seorang agen perubahan secara cepat mendorong pemikiran brilian lainnya.

Sebenarnya, sebelum Gutenberg menemukan mesin cetaknya, di Cina dan korea, telah ada alat sederhana yang digunakan untuk mencetak. Alat cetak yang dibuat di Cina merupakan kayu atau logam yang diukir membentuk huruf atau gambar dan biasanya digunakan untuk menggandakan plakat. Namun alat itu jarang digunakan untuk mencetak buku, karena karakter huruf yang rumit maka huruf Cina masih lebih mudah jika ditulis tangan. Apalagi mesin cetak sederhana itu memiliki kelemahan serius, karena harus membutuhkan ukiran yang berbeda untuk mencetak halaman berbeda.

Gutenberg menghadirkan solusi yang tak terpecahkan pada mesin cetak terdahulu, yakni dengan menemukan sistem percetakan bergerak. Hal ini memungkinkan seseorang bebas memasang huruf apa pun yang ia mau tanpa harus mencetak ukiran baru untuk halaman yang baru. Ia juga menyempurnakan sistem penggunaan tinta.

Dampak kehadiran mesin cetak ini sangat besar dan memengaruhi jalannya seluruh millennium ke II, karena tidak ada pemikir teoretis yang tidak menggunakan jasa mesin cetak. Kita mungkin akan hidup dalam kegelapan malam jika Thomas Alfa Edison atau Nicola Tesla tidak hilahirkan, namun tanpa mesin cetak Gutenberg, mereka tidak akan pernah membaca tentang ilmu kelistrikan. Dunia Fisika bisa saja berhutang sangat besar kepada Galileo dan Sir Isaac Newton yang merumuskan prinsip-prinsip penting dalam fisika klasik, namun tanpa Gutenberg, pemikiran cemerlang mereka hanyalah manuskrip berbebu di perpustakaan yang lembab.

Saat ini internet juga mulai menggantikan Koran dan buku, namun tidak berarti bahwa semua itu memudarkan pengaruh Gutenberg. Sebaliknya, tanpa penemuan Gutenberg, media masa tidak akan berembang denga pesat, dunia hiburan dan jurnalistik tidak pernah lahir, dan internet hanyalah mimpi di abad-abad berikutnya.

 

Pengakuan atas pengaruh besar Gutenberg dapat ditemukan di dalam beberapa sumber. Pada tahun 1999, A&E Network memberi peringkat Gutenberg no. 1 pada hitungan mundur "Orang-orang Milenium" mereka. Sementara itu pada tahun 1997, majalah Time -- memilih penemuan Gutenberg sebagai penemuan terpenting di milenium kedua. Hal senada dinyatakan pula oleh "The Catholic Encyclopedia" yang menggambarkan penemuan Gutenberg memiliki dampak praktis yang paling berpengaruh di era Kristen. Oleh karena semua dampak besar yang dibuat Gutenberg dengan penemuannya itu, tidaklah berlebihan bahwa ia dapat digelari sebagai "manusia milenium ini."

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun