Mohon tunggu...
M. Paris Muslim
M. Paris Muslim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Jakarta

Traveler

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Dua Tokoh Tasawuf Kontemporer Indonesia: Dari Buya Hamka ke Kiai Maimoen Zubair

4 Desember 2023   01:27 Diperbarui: 4 Desember 2023   01:54 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di masa sekarang, sekalipun manusia dianggap telah mencapai tingkat peradaban tertingginya, kehadiran tasawuf tidak akan tergantikan bagi kehidupan keagamaan orang-orang Indonesia. Ajaran tasawuf masih banyak didalami dan dipraktikkan. Seiring berjalannya waktu, tasawuf pun ikut mengalami semacam perubahan dan penyesuaian dengan perkembangan zaman.

Banyak tokoh-tokoh keagamaan/sufi baru yang coba mengenalkan nilai tasawufnya masing-masing. Mereka memainkan peran penting dalam gerakan-gerakan keagamaan di Indonesia kontemporer, seperti gerakan Islam modern, Islam moderat, ataupun Islam politik.

Dua di antara tokoh tasawuf kontemporer dari Indonesia yang terkenal adalah Kiai Maimoen Zubair dan Buya Hamka.

Kiai Maimoen Zubair

KH Maimoen Zubair, seorang ulama besar kelahiran Indonesia, telah mencapai pengakuan tidak hanya di negeri asalnya tetapi juga di dunia internasional. Meskipun tidak menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi, kebijaksanaan dan pergaulannya yang luas membawa pemikirannya menjadi rujukan bagi umat Islam di seluruh dunia.

Sebagai produk asli pesantren, perjalanan pendidikan KH Maimoen Zubair dimulai dengan didikan keras dan disiplin oleh ayahnya, KH Zubair Dahlan, seorang ulama ternama. Dengan bimbingan langsung dari KH Abdul Karim di Pondok Lirboyo Kediri, beliau kemudian melanjutkan perjalanan ilmunya di Timur Tengah, terutama di Haramain, untuk belajar dari ulama-ulama besar seperti Syaikh Yasin bin Isa Al Fadani.

KH Maimoen Zubair memiliki beberapa kelebihan yang mencirikan kepakarannya. Pertama, sebagai lulusan PP Lirboyo, beliau ahli dalam bidang nahwu-sharaf. Kedua, beliau adalah seorang ulama ahli tafsir yang pengajiannya sering dihadiri oleh santri dan kiai dari seluruh Indonesia. Ketiga, keahliannya dalam menguasai sejarah Islam membuatnya mampu menjelaskan secara detail dalam pengajian kitab tafsir.

Selain itu, beliau juga dikenal sebagai mushannif yang karyanya bernas dan ilmiah, seperti "Al-Ulama Wal Mujaddidun" dan "Jauharatut Tauhid". KH Maimoen Zubair juga berhasil melahirkan ulama-ulama besar seperti KH Abdul Wahid Bandungsari dan KH Zuhrul Anam.

Sebagai tokoh Nahdlatul Ulama, beliau pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PWNU Jateng dan hingga akhir hayatnya, menjadi Mustasyar PBNU. Sebagai seorang negarawan, KH Maimoen Zubair memperjuangkan Islam moderat dan berhasil menyatukan nilai-nilai keislaman dengan kebangsaan.

Dibalik prestasinya, beliau tetap sosok ulama yang teduh, santun, dan berakhlak mulia. Keikhlasan dan keteladanan beliau tercermin dalam cara beliau memuliakan tamu, menghindari syubhat, dan hidup dari rezeki yang halal. KH Maimoen Zubair adalah Sufi yang memberikan teladan dalam mendidik keluarganya serta berjuang dengan ikhlas di tengah umat dan bangsa.

Buya Hamka

Buya Hamka, yang sebenarnya bernama Abdul Malik Karim Amrullah, memegang peranan signifikan sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama dan merupakan tokoh terkemuka dalam organisasi Masyumi serta ulama Muhammadiyah. Sepanjang hidupnya, Hamka dikenal sebagai sosok ulama yang gigih dan tegas dalam membela Islam, tanpa melakukan kompromi dalam hal akidah.

Setelah dilantik sebagai Ketua MUI pada tahun 1975, Hamka dengan tegas menyatakan bahwa sebagai ulama, mereka telah menjual diri kepada Allah dan tidak dapat dijual kembali kepada pihak manapun. Salah satu contoh ketegasannya adalah ketika ia mengeluarkan fatwa haram terkait perayaan Natal bersama, yang masih menjadi diskusi dan perdebatan dalam konteks keagamaan hingga saat ini.

Pada tahun 1981, Hamka mengundurkan diri dari jabatan Ketua MUI karena merasa ditekan oleh Menteri Agama saat itu, Alamsyah Ratu Perwiranegara. Keputusan tersebut diambil sebagai bentuk ketegasan untuk mempertahankan fatwa yang telah dikeluarkannya.

Selain aktivitas keulamaannya, Hamka juga terkenal sebagai seorang penulis, dengan salah satu novel terkenalnya yang berjudul "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck". Latar belakang pemikiran Buya Hamka mencakup warisan intelektual dari ayahnya, DR. Syaikh Abdulkarim Amrullah, yang merupakan tokoh pelopor Gerakan Islam "Kaum Muda" di Minangkabau.

Buya Hamka, seorang modernis tulen, diwarisi semangat modernisme Islam dari ayahnya yang termasuk pembaharu agama di Minangkabau. Hamka melihat ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang netral dan dapat bersesuaian dengan ajaran Islam, sehingga ia menggunakan teori dan hasil penemuan para pemikir Barat dalam karyanya untuk mengukuhkan keyakinan kepada Rukun Iman.

Meskipun demikian, dalam hal spiritualitas, Hamka memiliki nuansa yang berbeda, terlihat dari karyanya "Tasawuf Modern" yang ditulis semasa berada dalam tahanan Orde Lama. Dalam buku tersebut, Hamka mencari ketenangan jiwa dan memberi nasihat kepada dirinya sendiri, menunjukkan sisi lain dari pandangan spiritualnya.

Daftar Pustaka

Alexander Haryanto, 2023, "Biografi Singkat Buya Hamka: Sejarah, Latar Pendidikan & Pemikiran", diakses dari https://tirto.id/biografi-singkat-buya-hamka-sejarah-latar-pendidikan-pemikiran-gaxL.

Ali Zaenal, 2023, "Tasawuf di Indonesia dari Masa ke Masa", https://tirto.id/gEAH", diakses dari https://tirto.id/tasawuf-di-indonesia-dari-masa-ke-masa-gEAH.

Jamal Ma'mur Asmani, 2019, "Perjalanan Intelektual dan Kelebihan Kiai Maimoen Zubair", diakses dari https://alif.id/read/jamal-mamur-asmani/perjalanan-intelektual-dan-kelebihan-kiai-maimoen-zubair-b221808p/.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun