"Nola, aku minta maaf,! ini semua salahku, aku mengirim pesan itu." Ucapnya. Aku terkejut apa yang sedang Mala lakukan. Langsung kutatap dia dengan penuh tanya "aku tidak menyukaimu, dan Angga adalah sahabatku. Itulah alasannya, aku tidak ingin kalian menjadi dekat." Sambung mala dengan nada tenang namun serius
"Haaah,,," Nola ternganga tanpa bisa berkata,
"Kamu boleh membenciku,! sekarang selsekan kesalah pahaman diantara kalian yang telah aku buat, aku tidak akan menjadi pengganggu lagi." kata Nirmala, lalu berbalik hendak pergi. aku bangkit dan meraih tangannya
"Kamu sedang apa.?" Sekejap badai terasa meremuk jiwaku, drama apa yang sedang Nirmala lakukan.? apa pentingnya Nola bagiku, aku rasa dia sudah tau jawabannya.
"Kumohon selsekan semuanya, tanpa harus ada yang terluka" bisik Mala, mencoba melepas tanganku
"Kamu akan menyesalinya,,,!" ancamku dan membiarkannya pergi.
Sebulan telah berlalu, aku belum berbicara dengannya sejak kejadian itu. Semakin hari aku semakin membenci Mala, . Tidak seperti biasanya, Dia akan mengikutiku dan membuntutiku kemanapun aku pergi untuk minta maaf. Namun sekarang Dia bersikap seolah tidak pernah terjadi sesuatu bahkan ketika aku marah, Dia mengabaikanku. Dia terima ejekan Nola bersama teman-temannya tanpa peduli, membuat hatiku semakin terluka.
"Kamu tidak berhak bersikap buruk pada Mala,,,!" tegasku suatu hari pada Nola
"Kenapa tidak, Dia yang lebih dulu bersikap seperti itu padaku." bela Nola "Jangan membelanya lagi, sekarang kamu adalah pacarku. Kamu harus memihakku,!!!"
"Dia berbohong," kataku lembut "Harus berapa kali aku katakan kalau Dia berbohoooong....!"
Sambungku dengan nada teriak di akhir kata, hingga orang-orang di sekitar menoleh ke arah kita berada. Terlihat jelas Nola tersentak kaget, dan takut. Pertama kali aku membentaknya setelah sebulan lebih saling mengenal.