Mohon tunggu...
Funk_ane
Funk_ane Mohon Tunggu... Administrasi - penyendiri

Diam di sudut ruangan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Kedewasaan"

16 April 2019   18:19 Diperbarui: 3 Juli 2019   12:44 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dr film into the wild

Huuuuuh....

kenapa ini,? Aku masih mencari tau,!

Pelajaran yang paling sulit di Dunia ini, Aku ingin memecahkannya. Sedikit saja Aku ingin mengerti lalu perlahan menguasainya.

"Aku"

Rumit, menakutkan, gelap.

Betapa hebatnya masa ini, dulu Aku selalu membayangkannya seperti itu. Dan sekarang ketika waktu telah benar benar membawaku ke masa ini, jiwaku seakan meringkuk diujung Dunia, sendiri dan menyedihkan.

Ingin rasanya kembali jika mungkin, masa masa dimana awam pada semua hal, Aku rindu. disaat tidak ada hukum dan peraturan, menangis jika takut, dan tertawa lepas tanpa peduli.

Waktu ini adalah dimana Dunia menjadi milikmu, lakukan apapun, katakan apa saja, lalu pergi sejauh jauhnya tanpa ada yang bisa menghentikan.

Ternyata salah....!

Waktu ini, bukanlah sebuah impian. Karena disinilah akan ada ujian panjang yang harus kamu lewati tanpa bisa membuka ulang catatan kemarin, tidak sesederhana rumus matimatika yang masih bisa di oret oret di buku, tidak segampang begadang semalaman menghapal kosa kata sulit,.

lebih sulit dari soal apapun yang pernah ada di Dunia ini, dan ketika "Dewasa Lalu Menua" menghampiri. Berusaha, mempertahankan dan menyembunyikan, lalu merelakan...! hanya itu yang akan ada dalam hari hari mu. Tidak ada yang bisa kamu lakukan begitu saja tanpa sebuah pertimbangan, bagaimana ini dan itu bisa tetap bertahan dan berjalan seimbang.

Gambar scren dr film into the wild
Gambar scren dr film into the wild
Semakin Kamu berusaha agar semuanya sempurna, semakin rentang hatimu  tergores. Rasa peduli,sayang ataupun perihatin terhadap sesuatu atau orang lain perlahan terasa begitu menyakitkan, karena tanpa sadar rasa itu menempatkanmu menjadi sosok yang kejam dan menakutkan.

Aku merasakannya,!

Tidak terkendali....!

Perlahan semua yang Aku lalui membuatku mulai tidak menyukai Diri sendiri,. Padahal usiaku semakin  matang, yang beberapa tahun lagi akan menginjak 30 tahunan, namun Aku semakin merasa di titik paling samar, bodoh dan tidak berguna.

Membuat keluargaku bahagia adalah impianku semenjak berada di tahun terakhir SMA, kusudahi semua tentangku, kenakalanku,kesukaanku untuk mereka, Aku ingin menjadi Anak yang berbakti dan berguna untuk kedua Orangtuaku, bisa menjaga dan memberi pada saudara saudariku. Kepentingan mereka adalah yang utama begitulah kehidupanku setelah selesai SMA, tidak ada yang lebih penting daripada itu, teman, wanita,..! Aku akan melepasnya tanpa ragu jika menghalangiku.

Dimana Aku sampai pada titik yang tidak terlihat oleh orang lain, kepedulianku membuat Aku kejam, dan menakutkan. mulai berkata kasar, mengungkit pemberian, dan menuntut balasan...! berharap mereka sempurna, berjalan di jalan yang lebih baik dari jalan yang pernah Aku lalui, tanpa sadar Aku memaksa saudara saudaraku berada di jalan yang  kuingin, Aku pikir ini untuk kebaikan mereka agar bahagia.

menyalahkan orang tua pada setiap kegagalan yang terjadi. Aku melakukannya dan melupakan ucapan sukur begitu sering.

sungguh mukjizat Allah yang paling besar adalah Orang Tua bagi seorang Anak,. Cinta yang mereka punya tidak terhingga, kebaikanmu adalah hidup mereka.

Namun ketika tangan menjadi semakin besar, dan tubuh semakin tinggi,. Kebenaran ada pada Anak dan kesalahan selalu berawal dari orang Tua, pikirang seperti  itu datang,. seolah olah semua menjadi terbalik. di sebagian waku Aku memperlakukannya seperti seseorang di bawahku, mengatur, menyuruh atau membentak. hanya karena kesalahpahaman kecil. kata katanya tak terdengar karena ucapanku, teriakanku berulangkali mengubur niatnya,.! ketika waktu ini datang, kedewasaan yang terlihat begitu membanggakan dulu ternyata tidak senyaman kelihatannya. Orang Tua terus berada di posisi yang semakin sulit karena Anak mereka.

Mendengar pertengkaran antar Anak, pendapat yang begitu sering berbeda, kehawatiran akan langkah mereka melebihi saat mereka baru belajar untuk berjalan.

Aku menyadari sikap yang angkuh ini, Akupun tersiksa namun tetap saja di satu sisi Aku ingin membuat mereka di tempat nyaman yang Aku buat,

Dulu tak sesulit ini...! Walaupun harus membersihkan kotoranku, dan terbangun di tengah malam untuk menyusuiku. Mereka tidak pernah merasa kecewa walau Aku tidak bisa memberi apapun.

Lalu sekarang ketika kedewasaan ini datang, ketika Aku sudah bisa memperoleh banyak hal dari sebuah kata kerja keras, waktu dimana Aku ingin membalas budi dengan memberi, namun semakin mempersulitnya karena keangkuhanku. Memaksa mereka mengahadapi sipat sensitive kedewasaan yang ada padaku, membuat kulitnya berkerut dengan cepat.

Lalu fikiran muncul dari sudut pandang yang lain,!

Beberapa pertanyaan terlintas, benarkah yang sedang Aku lakukan ini,? Aku ingin mereka bahagia, namun kadang karena keinginan itu juga Aku merasa Akulah alasan mereka sering berada dalam masa yang sulit. Apa Aku terlalu memaksakan,? Kuakui kecewa sering menghampiriku padahal telah berusaha dengan sepenuhnya, dan mereka terlihat tertekan.

 Tak bisakah Kamu hanya memberi, membantu, mendukung dan mengawasi...! berikan mereka kesempatan untuk memutuskan jalan mereka sendiri.

Kamu tidak abadi untuk selamanya untuk mereka, dan Dunia akan terus berputar walau tanpa Kamu. Lalu mengapa begitu memaksa atas keinginanmu. Percayalah Allah mengaturnya dengan baik... jadi tak perlu mengubah takdir yang hanya akan menyiksamu.

Kamu tidak akan pernah bisa memaksa Mereka menyukai apa yang Kamu sukai, tidak bisa membuat mereka bahagia dengan caramu bahagia,

Memberi tanpa berharap di beri, itu akan lebih baik...!

Nikmati hidupmu sendiri dan hidup dalam kedamaian, dengan begitu Kamu sudah berhasil membahagiakan mereka yang selama ini Kamu sayangi yang juga sangat menyayangimu. Karena hanya di posisi itu Mereka akan datang dan bersandar pada Mu ketika rapuh, Kamu akan menjadi rumah yang nyaman yang akan selalu mereka datangi.

Dimata Orang Tua, seorang Anak tidak menjadi semakin dewasa yang tidak butuh lagi kasih sayang dan rasa peduli, malah seiring berjalannya waktu Orang Tua akan semakin memperhatikanmu dengah penuh cinta, jadi jangan membuat mereka hawatir tentangmu lagi.

I love you mama,

I love you papa,

I love you my brother and my sisters.

Cerpen "Funk_Ane"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun