Mohon tunggu...
Funk_ane
Funk_ane Mohon Tunggu... Administrasi - penyendiri

Diam di sudut ruangan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Berhak Bahagia

5 November 2018   19:50 Diperbarui: 5 November 2018   19:57 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Masih ada titik terang

Gumpalan awan menutupi semesta,

Napas berhembus bagaikan topan,

Padahal...

Dunia masih tenang.

Matahari masih muncul dengan sinarnya,

Gunung masih tetap indah di pandang.

Lalu mengapa...

Membiarkan hati menjadi pekat,

Meringkuk jiwa tanpa lelah,.

Sungai saja tidak membiarkan airnya terus keruh,

Lalu apalagi yang akan di tunggu... 

sekarang...

Carilah setitik penerang,

Agar kau melihat kenyataan tidaklah menakutkan,

Melainkan diri yang butuh banyak kesadaran...

hari masih seperti kemarin,

Mentari, angin dan lautan masih menemani.

Setidanya kita harus sadar ada banyak jalan untuk di tempuh agar bisa keluar dari keputusasaan.

 Seiring berjalannya waktu, semua hal akan kembali membaik dengan sendirinya, jadi jangan terlalu memaksakan diri jika kamu tidak mampu. Dan jangan terlalu menyalahkan diri atas masalah yang terjadi, karena kamu hanya akan semakin menyakiti diri sendiri...

Di dunia ini kita harus menerima dua hal kenyataan...

  1. mengubah sesuatu yang seharusnya di ubah.
  2. Mengihlaskan perubahan sesuatu yang tidak bisa kita pertahankan.

Mari terus berusaha menjadi seperti apa yang kita inginkan, mari terus berjuang mendapatkan semua harapan yang kita punya. Namun jika semuanya tidak bisa terjadi maka sukurilah dirimu saat ini, hargai apa yang kamu miliki, kamu sudah bekerja keras dengan sangat baik jadi tidak ada yang perlu di sesali. Ihlaskan, dan setelahnya kamu akan sadar bahwa ada yang jauh lebih penting dari semua hal itu yang sudah kamu miliki.

Mari hidup dengan baik dan terus bahagia...!

Funk_ane

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun