Masih ada titik terang
Gumpalan awan menutupi semesta,
Napas berhembus bagaikan topan,
Padahal...
Dunia masih tenang.
Matahari masih muncul dengan sinarnya,
Gunung masih tetap indah di pandang.
Lalu mengapa...
Membiarkan hati menjadi pekat,
Meringkuk jiwa tanpa lelah,.
Sungai saja tidak membiarkan airnya terus keruh,
Lalu apalagi yang akan di tunggu...Â
sekarang...
Carilah setitik penerang,
Agar kau melihat kenyataan tidaklah menakutkan,
Melainkan diri yang butuh banyak kesadaran...
hari masih seperti kemarin,
Mentari, angin dan lautan masih menemani.
Setidanya kita harus sadar ada banyak jalan untuk di tempuh agar bisa keluar dari keputusasaan.
 Seiring berjalannya waktu, semua hal akan kembali membaik dengan sendirinya, jadi jangan terlalu memaksakan diri jika kamu tidak mampu. Dan jangan terlalu menyalahkan diri atas masalah yang terjadi, karena kamu hanya akan semakin menyakiti diri sendiri...
Di dunia ini kita harus menerima dua hal kenyataan...
- mengubah sesuatu yang seharusnya di ubah.
- Mengihlaskan perubahan sesuatu yang tidak bisa kita pertahankan.
Mari terus berusaha menjadi seperti apa yang kita inginkan, mari terus berjuang mendapatkan semua harapan yang kita punya. Namun jika semuanya tidak bisa terjadi maka sukurilah dirimu saat ini, hargai apa yang kamu miliki, kamu sudah bekerja keras dengan sangat baik jadi tidak ada yang perlu di sesali. Ihlaskan, dan setelahnya kamu akan sadar bahwa ada yang jauh lebih penting dari semua hal itu yang sudah kamu miliki.
Mari hidup dengan baik dan terus bahagia...!
Funk_ane
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H