Mohon tunggu...
Parhorasan Situmorang
Parhorasan Situmorang Mohon Tunggu... Penulis - Petualang waktu yang selalu memberi waktunya untuk menginspirasi generasi muda.

Petualang waktu yang selalu memberi waktunya untuk menginspirasi generasi muda.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menggunakan Logika Sepak Bola untuk Mempertanyakan "Gurunya Guru SD"

30 Juni 2018   09:00 Diperbarui: 1 Juli 2018   08:34 2433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua orang murid SD sedang belajar di luar sekolah di Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY). (Foto: dok. pribadi)

Pertandingan di lapangan sepakbola penuh dinamika yang 'sangat dinamis'. Itulah sebabnya membutuhkan jam terbang bertanding dan terutama pengalaman melawan tim-tim besar. 

Pengalaman selama menjadi pemain membentuk pemahaman yang berguna ketika menjadi pelatih. Maka benarlah jika pelatih sepakbola berasal dari mantan pemain sepakbola. Teori dan pengalaman sebagai pemain membantu dia melatih, mengajar, mempersiapkan pemain sepakbola.

Serupa dengan para calon guru. Mereka memang akan mengajar anak sekolah dasar. Maka selayaknya yang melatih para calon guru itu adalah para dosen yang memang berpengalaman melatih anak sekolah dasar, yaitu tadi: guru-guru senior. 

Murid adalah individu yang punya masing-masing karakteristik. Manusia kecil yang punya ego stabilitas emosi yang kadangkala terganggu. Jadi di sini pengalaman sangat penting. 

Apabila sang dosen (baca: guru senior) sudah pernah berhadapan dengan realita murid-murid seperti apa, dia bisa menerangkannya ketika mengajar para calon guru. Karena dia tidak hanya membahasa ulangkan teori melainkan berbagi dan mendiskusikan akumulasi studi kasus pengalaman sang dosen ketika masih menjadi guru sekolah dasar. Para calon guru pun akan lebih mumpuni ketika menjadi guru kelak di depan kelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun