Mohon tunggu...
Parhorasan Situmorang
Parhorasan Situmorang Mohon Tunggu... Penulis - Petualang waktu yang selalu memberi waktunya untuk menginspirasi generasi muda.

Petualang waktu yang selalu memberi waktunya untuk menginspirasi generasi muda.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mereka Menyebutnya dengan "Kulkas Buku"

15 Agustus 2017   14:59 Diperbarui: 15 Agustus 2017   21:57 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kulkas Buku tampak luar yang artistik dan memiliki wouw efek! (Foto: dok. pribadi).

Di mana hati diletakkan, di situlah proses belajar dan maju dimulai. Kalimat emas dari budayawan Y. B. Mangunwijaya ini selaras dan menyelimuti rumusan "Karena untuk menggugah minat baca anak-anak tidak cukup hanya menyediakan BUKU. Tetapi juga penting menyediakan SUASANA, IMAJINASI, dan SENSASI."

Rumusan inilah titik berangkat sejumlah anak-anak muda kreatif di Yogyakarta menghadirkan Kulkas Buku. Mereka bergabung dalam komunitas bernama Gerakan Literasi Kulkas Buku.

Kulkas buku cara kreatif anak muda menggugah minat baca. Kulkas buku adalah lemari buku rasa kulkas. Dibuka pintunya lampunya menyala seperti kulkas. Jadi Sang Kulkas Buku adalah lemari buku yang bukan biasa-biasa saja. Kulkas buku menggugah membaca buku serasa lezatnya makan es krim. Segeeeeeer... Riang..

Kulkas buku memfungsikan kulkas bekas (rusak) yang dibersihkan dan diubah menjadi lemari buku yang menarik. Dihias kreatif dan diberi lampu seperti kulkas benaran tetapi berisi buku. Kehadiran kulkas buku ini terbukti membuat anak-anak senang dan tertarik membaca buku. Sebutan kulkas buku (terasa unik dan asing) ditambah desain sedemikian rupa mampu memesona benak anak-anak (memiliki efek wouw).

Kulkas Buku tampak luar yang artistik dan memiliki wouw efek! (Foto: dok. pribadi).
Kulkas Buku tampak luar yang artistik dan memiliki wouw efek! (Foto: dok. pribadi).
Kekuatan sensasi cahaya
Kulkas Buku adalah kulkas bekas yang dihadirkan kembali mirip tampilan kulkas sebenarnya dengan fungsi berbeda. Kemudian bagian interior dan eksterior kulkas didesain supaya memiliki "Sensasi Cahaya dan Efek Wouw!" sebagaimana kulkas sebenarnya.

"Sensasi Cahaya dan Efek Wouw!" ini menjadi energi penggerak yang melipatgandakan minat membaca anak-anak. Diharapkan anak-anak lebih tergugah untuk membaca buku dan bahan bacaan lainnya. Jadi Sang Kulkas Buku adalah Lemari Buku yang bukan biasa-biasa saja. Mengajak anak tahu dan merasakan bahwa membaca itu selezat makan es krim.

Digerakkan pelajar
Kulkas buku didesain oleh sejumlah anak SD dan anak SMP yang menjadi penggerak Literasi Kulkas Buku. Mereka bereksplorasi mendesain interior dan eksterior sang kulkas buku. Menuangkan imajinasi yang bisa menginspirasi anak-anak lain.

Mereka menggerakkan orang-orang supaya terdorong mendukung kegiatan positif ini. Kulkas buku kemudian diserahkan terutama untuk anak-anak di pedesaan. Supaya bertambah banyak anak-anak yang suka membaca.

Didukung orang tua
Gerakan Literasi Kulkas Buku adalah kepedulian anak-anak di Yogyakarta didukung para orang tua untuk menghadirkan kulkas buku beserta puluhan buku di dalam kulkas.

Dukungan para orang tua ini memungkinkan anak-anak leluasa mengantarkan kulkas buku ke tempat yang cukup jauh jaraknya dari Kota Yogyakarta. Ini tentu memerlukan dukungan transportasi. Bersama para orang tua mereka mengantarkan sebuah kulkas buku plus buku-buku di dalam kulkas ke Sanggar Trilogi di Karanganyar, Jawa Tengah. 

Kulkas buku juga sudah diserahkan kepada anak-anak di Dusun Nyemani, Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ini merupakan sebuah daerah di puncak Bukit Menoreh. Meski perjalanan meliuk-liuk dan melelahkan, kulkas buku bisa menjadi bagian kegiatan kreatif literasi di Nyemani. Kegiatan di Nyemani mengajak kerjasama dan mendukung program mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang sedang berKKN di sana.

Mari mendukung kegiatan kreatif Gerakan Literasi Kulkas Buku ini. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun