Mereka berdua bertatapan. Dan akhirnya tawa kedua sahabat itu meledak begitu saja. Pembicaraan menjadi tak terarah namun semakin hangat saja. Tak terasa 1,5 jam sudah mereka berdua merebahkan tubuh menatap langit. Sirup markisa milik Nach telah habis, sedangkan milik Tam tinggal seperempat gelas saja. Tanpa mereka sadari bintang-bintang yang bersinar terang itu sudah tiada. Hanya awan kelabu yang menghiasi malam itu. Rembulan yang begitu indah pun juga ikut tertutup oleh awan mendung menggantung.
*****
Drrrt...drrrt...drrrt... Handphone Tam bergetar.
1 message received, dari Nach rupanya.
"Hallo...hallo... Nach sudah sampai rumah nih!"
Tam membalas pesan Nach. "Hah, pulang kampung juga toh akhirnya? hemmm...aku taksir liburan ini pasti kamu akan makan banyak-banyak! Secara masakan ibumu kan enak-enak!"
"hahaha...tebakanmu tepat sekali Tam :D"
"Hemm..sudah kuduga! Eh nach, sekarang aku udah bisa merasakan lapar (lagi), sekarang aku juga udah nggak mual-mual lagi! Artinya... teatime kemarin manjuuuuuur! hahahaha...bahagia!" Ujar Tam penuh dengan rasa bahagia.
"Whahaha...iyakah? Syukurlah. Yuk ngendon di atap lagi. Mumpung ada supermoon!" ajak Nach
"Yuk..yuk..yuk...asli deh ketagihan!!! kapan sih supermoon-nya?" tanya Tam penasaran.
"Besok minggu Tam..." jawab Nach singkat.