Bicara tentang Kartini pasti akan terbayang seorang wanita yang begitu hebat. Hebatnya seorang Kartini dibuktikan oleh hal-hal yang begitu menakjubkan yang ia lakukan semasa hidupnya. Kartini bisa menjadi wanita hebat dengan sederet hal-hal menakjubkan yang ia lakukan sebenarnya hanya dengan sebuah alasan yang simpel. Kartini memiliki mimpi dan ia BERANI mewujudkannya!
Jadi untuk para wanita Indonesia, untuk menjadi hebat dan menakjubkan itu terkadang memang tidak perlu muluk-muluk. Kita tidak harus menjadi sesuatu atau menjalankan sesuatu yang luar biasa namun kita sendiri tidak menikmatinya. Untuk menjadi hebat dan menakjubkan kita hanya butuh keberanian. Keberanian untuk berani mewujudkan mimpi kita, keberanian untuk bisa mengabaikan "apa kata orang", keberanian untuk tetap menjadi diri sendiri. Ya, "Wanita sudah sangat menakjubkan, hanya dengan BERANI menjadi diri sendiri".
Jika anda sarjana hukum yang menikmati berbisnis onlineshop, jalanilah!
Jika anda ibu rumah tangga yang punya hobi menulis dan berbagi di sosial media, teruskanlah!
Jika anda menghabiskan waktu dari pagi sampai sore untuk menjadi wanita karier karena itu memang cita-cita anda sejak kecil, nikmatilah!
Jika anda lulusan S2 luar negeri dan sekarang merasa beruntung menjalani profesi anda yang hanya sebagai ibu rumah tangga, berbanggalah!
Jika anda seorang ibu penjual gorengan yang percaya mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi, terus berjuanglah!
Jika anda sarjana teknik elektro yang sangat tertarik dengan usaha bakery, kerjakanlah!
Apapun dan siapapun kita akan lebih menakjubkan dengan berani menjadi diri sendiri daripada menjadi "luar biasa" namun harus kehilangan jati diri kita. Mungkin sama dengan jaman Kartini dulu, hal yang cukup menghalangi wanita untuk bisa menjadi diri sendiri adalah pandangan sosial.
Misal:
"Wanita karier tuh nggak pernah punya waktu buat ngurusin keluarga!"O, ya? Mungkin bagi wanita karier waktu yang kerjanya dari pagi sampai sore bahkan malam, waktu untuk keluarga menjadi sangat terbatas. Tapi terkadang kualitas waktu itu lebih penting daripada kuantitas. Jika wanita bisa tetap menjalankan kodratnya sebagai wanita dengan waktu yang amat terbatas itu, lalu apa masalahnya???