Saya yakin tak semua orang tahu siapa nama Dirut Pertamina yang menjabat sekarang. Sebaliknya saya yakin hampir semua orang pasti sudah tahu siapa Komut Pertamina saat ini. Barangkali, ini pertama kalinya terjadi: Komut lebih tenar ketimbang Dirut. Politisi Senayan lantas memunculkan sindiran halus: Komut rasa Dirut.
Dirut Pertamina Nicke Widyawati boleh dikatakan dalam posisi serba tidak enak ketika Ahok dipercaya memegang tampuk Komut Pertamina. Malah istilah 'gamang' mungkin lebih tepat. Bayangkan, Nicke yang murni seorang profesional ditandemkan dengan Ahok, yang punya rekam jejak politik sangat panjang dan berliku. Â
Terlebih, Ahok yang aslinya bertipikal terbuka dan meledak-ledak di awal menjabat langsung "mencuri" panggung Dirut. Itu terjadi ketika Ahok melalui akun Twitternya mengumumkan langkah transparansi dalam proses tender pengadaan minyak maupun penyewaan kapal di Pertamina.
Maka persepsi yang timbul di benak publik sudah bisa ditebak: bahwa selama ini transparansi masih menjadi barang mahal di Pertamina. Tetapi, betulkah demikian? Ternyata tidak juga.Â
Hanya saja, Dirut tak setenar Ahok yang apapun pernyataannya selalu menjadi perhatian khalayak. Ibarat artis, apapun kegiatan Ahok kerap dinanti para penggemar.
Terbaru, Ahok kembali muncul dengan program cashback 50% untuk pembelian BBM yang dikhususkan kepada pengemudi ojek online (ojol). Bahkan dari sudut pandang politik, ada isu lain yang bisa "digoreng" di sini. Yakni, Ahok tampil sebagai penyelamat bagi pengemudi ojol ketika Gubernur DKI Anies Baswedan melarang ojol mengangkut penumpang selama PSBB diberlakukan.
Di sini, Ahok kembali tampil mencuri 'start' karena kebijakan cashback tersebut sejatinya berada di tangan jajaran direksi, bukan komisaris. Lagi-lagi, Ahok mencuri panggung dari Nicke. Apa boleh buat, Ahok yang bercuit lewat Twitter kemudian dikutip dan diberitakan oleh media massa. Kalah telak dari Nicke yang mengirimkan siaran pers secara resmi, bukan lewat cuitan.
"Saya yakin Dirut Nicke pasti kurang nyaman dengan kondisi seperti ini. Tetapi kan nggak mungkin juga beliau ngaku, hehe. Bisa gawat nanti, secara pendukung Ahok itu dikenal militan dan urusannya bisa panjang banget."
Sekadar bersumbang-saran, ini sedikit yang mungkin bisa dilakukan Dirut Nicke untuk mengimbangi ketenaran Ahok: memanfaatkan media sosial. Dirut Nicke tidak boleh lagi hanya mengandalkan akun medsos resmi Pertamina, yang isinya memang mau tak mau harus formal dan resmi. Nicke harus berani membuat akun medsos pribadi seperti Ahok.
Tapi perlu dicatat, cuitan maupun unggahan di medsos Dirut Nicke wajib bersifat ringan atau receh kalau istilah anak muda. Boleh terkait momen bersama keluarga, kuliner, jalan-jalan, fashion, dan segala macamnya. Pokoknya yang ringan-ringan. Sesekali, jangan lupa menampilkan video singkat selain foto-foto ciamik tentu saja.
Semakin banyak kegiatan receh maka otomatis wajah dan nama Dirut Nicke akan semakin akrab di kalangan netizen. Namun perlu dicatat pula, momentum tetap harus dijaga. Jangan sampai bercuit receh ketika, misalnya, ada berita di media massa tentang antrian BBM di sebuah daerah. Hal itu justru akan kontraproduktif.
Namanya juga sedikit saran, kira-kira begitulah saran saya agar Dirut Nicke tak kalah tenar dari Ahok. Kan enak, kalau keduanya sama-sama tenar. Bisa-bisa, Ahok-Nicke bisa 'Collab' nanti, seperti youtuber-youtuber itu loh...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H