Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menebak Skenario Gerindra, Kuasai Jakarta Singkirkan Anies

6 April 2020   16:57 Diperbarui: 6 April 2020   17:16 2795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ditanya apa skenario Gerindra berikutnya setelah menguasai kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta, jawabannya mudah saja: singkirkan Anies Baswedan. Rasanya wajar sih, mengingat Anies selama ini terbilang sukses menjaga popularitasnya di kancah politik nasional. Pendukung Anies pun banyak di akar rumput, yang setidaknya bisa dicermati lewat media sosial.

Salah satu contohnya ketika banjir melanda Jakarta awal Januari 2020. Kala itu Anies malah dielu-elukan sebagai gubernur rasa presiden. Penanganan banjir ala Anies dinilai jauh lebih bagus ketimbang gubernur sebelumnya, bahkan dari Jokowi semasa menjabat DKI-1. Tentu klaim itu sudah pasti menuai pro kontra. Tetapi apapun itu, yang jelas militansi pendukung Anies tidak bisa dianggap sepele.

Melimpahnya dukungan ke Anies ini memang ada muasalnya. Yakni ketika Prabowo Subianto secara mengejutkan akhirnya bergabung di kabinet Jokowi. Ada rasa kecewa yang ingin dituntaskan oleh pendukung Prabowo. Tak lain mengalihkan dukungan kepada Anies yang dinilai masih setia dengan garis perjuangan. Di sisi lain, Anies dengan cerdas memanfaatkan momentum itu.

Tetapi peta politik kembali berubah setelah Gerindra dengan mudah 'menaklukkan' PKS pada pemilihan wakil gubernur Jakarta yang digelar DPRD DKI Jakarta, Senin (6/4/2020). Siapa sangka, Gerindra kembali sukses merebut kursi wagub yang ditinggalkan kadernya sendiri, Sandiaga Uno.

Padahal, kursi wagub itu seharusnya menjadi jatah PKS sebagai salah satu parpol pengusung Anies-Sandi. Ibarat kata, Gerindra yang melepas tetapi Gerindra pula yang merebut. Suka-suka Gerindra, pokoknya. Sedangkan PKS hanya mampu meratapi nasib ditinggal Gerindra.

Lihat saja angka perolehan suaranya: 81 berbanding 17. Itu artinya, PKS hanya mampu meraih 1 tambahan suara dari jumlah perolehan kursinya sebanyak 16 di DPRD DKI. Sementara Gerindra yang mempunyai 19 kursi, terbukti mampu menggalang dukungan dari 9 Fraksi di DPRD. Gerindra mampu menambah dukungan sebanyak 62 suara.

Hal ini jelas menggambarkan adanya skenario yang lebih luas lagi. Itu tadi, menyingkirkan Anies secara pelan-pelan dari panggung politik nasional. Apalagi, partai besutan Prabowo itu masih punya waktu dua tahun lagi sesuai masa jabatan Ahmad Riza Patria sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta hingga 2022 nanti. Di sisa periode itu, Gerindra tampaknya akan menjalankan skenario baru yakni ABBA alias Asal Bukan Bang Anies.

Dengan skenario ABBA itu, Jakarta perlahan akan "diambil-alih" Prabowo dari tangan Anies melalui tangan Riza Patria. Puncaknya, pada Pilgub DKI 2022, Anies akan kesulitan untuk maju kedua kalinya lantaran tak lagi punya parpol pengusung. Kalau hanya PKS saja yang mengusung, tentu perolehan kursinya tak memenuhi syarat. Bagaimana dengan PDIP, Demokrat, PAN, atau NasDem? Sama saja, sebab parpol tersebut saat ini sudah bersanding di tingkat nasional.

Kita semua sudah pasti tahu ke mana arah selanjutnya. Yakni Pilpres 2024 yang kembali ke titik nol, tanpa petahana. Sebuah kesempatan emas bagi Prabowo untuk menuntaskan hasrat politiknya menduduki kursi Istana. Namun Prabowo tentu saja tak ingin jatuh ketiga kalinya.

Sudah cukup bagi Prabowo mengusung Jokowi di Pilgub DKI 2012 tetapi malah berubah menjadi lawan tangguh di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Itu belum termasuk Perjanjian Batu Tulis saat mendampingi Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2009.

Prabowo sekali lagi sudah pasti tak ingin itu terjadi. Maka Anies yang saat ini menjadi capres potensial harus dijegal sedari awal. Tidak peduli walau harus mengingkari janji politik kepada PKS. Namanya juga politik, Prabowo sendiri sudah mengalaminya berkali-kali. Sekarang giliran Anies.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun