Bagi masyarakat Batak di perkotaan seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan lain-lain, mengadakan pesta pernikahan pada umumnya sudah dilakukan di sebuah gedung atau aula.
Lazimnya, di kota-kota besar di Indonesia, sudah tersedia pula gedung milik orang Batak yang khusus disewakan untuk keperluan pesta pernikahan warga Batak di kota tersebut.
Hal ini berbeda dengan masyarakat Batak di kampung halaman, yang secara turun-temurun selalu menggelar pesta adat pernikahan di halaman depan rumah. Tentu termasuk 'memborong' halaman rumah tetangga.
Di kota, kebiasaan seperti itu sudah pasti sulit dilakukan. Selain keterbatasan ruang, pesta Batak yang sudah pasti menyajikan daging babi dipastikan akan memicu masalah sosial.
Di Jakarta misalnya, gedung Gorga 1 hingga Gorga 4, gedung Hermina, atau gedung Sejahtera merupakan sedikit dari pilihan gedung yang tersedia. Masing-masing gedung tersebut punya ciri khas tersendiri, terutama soal tarif atau harga sewanya. Dari yang tergolong murah atau mahal.
Sewa gedung pesta Batak paling mahal setahu saya berkisar Rp 50 juta. Itu dari pagi hingga pukul 5 sore.
Sementara bila kantong menipis, keluarga mempelai masih ada pilihan lain. Yakni dengan menyewa gedung yang lebih kecil, seperti aula yang belakangan juga tersedia di beberapa gereja HKBP. Biaya sewa gedung milik gereja (biasanya menyatu dengan bangunan atau berada di lingkungan gereja) rata-rata sekitar Rp 10 juta per hari.
Itu sekilas soal tarif gedung. Belum termasuk biaya konsumsi dan lain-lain. Sehingga sebuah pesta Batak yang digelar di sebuah gedung bergengsi di Jakarta, rata-rata menghabiskan biaya hingga Rp 200 juta.
Uniknya, booking gedung sudah harus dilakukan jauh-jauh hari, dalam rentang waktu 6 bulan hingga 1 tahun. Ini karena peminat gedung cukup banyak selain terbatasnya hari yang bisa dimanfaatkan untuk menggelar pesta adat.
Paling ramai di hari Sabtu, sebagian kecil 'terpaksa' di hari Jumat. Minggu, walau hari libur, sangat jarang dimanfaatkan menggelar pesta Batak, mengingat hari tersebut adalah waktunya ke gereja.
Sebagai masyarakat yang aktif berbaur ke segala lapisan, pesta Batak di perkotaan lazimnya juga dihadiri warga non Batak. Bahkan, warga non Batak dan beragama di luar Kristen. Tetapi tenang saja, pesta nikah Batak selalu memperhatikan tamu-tamunya. Jangan sampai kecewa, terutama soal makanan dan minuman. Wajib melimpah-ruah. Terpenting lagi, dijamin halal seratus persen bagi undangan nasional.