Agnes Monica alias Agnez Mo mengaku tak punya darah Indonesia. Ia blasteran Jerman, Cina, dan Jepang. Hanya numpang lahir dan besar di Indonesia. Kemudian, ia menganut Kristen, agama minoritas di Indonesia. Faktanya, secara tidak langsung Agnes tetap merasa "bangga" sebagai orang Indonesia.
Penekanan terhadap kata "bangga" itulah yang menjadi poin utama ucapan Agnes Monica, artis Indonesia yang kini meniti karir di Amerika. Memang, dalam wawancaranya di American Music Awards (AMAs) 2019, Agnes tak mengucapkan kata "bangga" secara gamblang.
Akan tetapi, makna tersirat dari pernyataan-pernyataannya tentang keberagaman budaya dan karakter bangsa Indonesia, justru memperlihatkan kebanggaannya. Dia bangga lantaran mampu  berkarya walau ia berstatus minoritas di tengah masyakarat Indonesia.
Silakan mencermati kalimat demi kalimat Agnes dalam wawancara tersebut. Di sana, ia hanya mencoba menerangkan bahwa Indonesia itu sangat beragam. Terdiri dari 18 ribu pulau, ribuan bahasa, hingga alat musik yang berbeda-beda pula. Keberagaman itu diterangkan Agnes guna menerangkan betapa menjadi minoritas di sebuah negara bukanlah urusan gampang.
Marilah jujur, bahwa memiliki minoritas ganda (Kristen dan Tionghoa) seperti Agnes di Indonesia merupakan tantangan tersendiri. Tak ringan menurut saya. Jangankan Agnes, suku pribumi (semisal Batak) beragama Kristen saja tetap harus "pandai-pandai" dalam menempatkan dirinya terutama di tanah rantau.
Sebaliknya juga demikian. Minoritas di belahan bumi lain, contohnya di Amerika, juga tetap harus pandai-pandai menempatkan dirinya. Sama seperti yang dilakukan Agnes di Indonesia. Jadi yang dikatakan Agnes sama sekali bukan bermaksud ingin melupakan Indonesia, mentang-mentang sekarang sudah go international. Tidak sama sekali.
Apa mungkin Agnes berpikir dan bertindak sedangkal itu? Rasanya tidak. Agnes, kalaupun mau durhaka terhadap Tanah Air, mustahil berkata demikian tanpa persiapan matang. Antara lain, mengungsikan seluruh keluarganya keluar dari Indonesia terlebih dahulu. Atau lebih dulu mengamankan aset-asetnya ke luar negeri.
Langkah-langkah pengamanan seperti itu sudah sewajarnya ditempuh Agnes kalau memang berniat cari gara-gara. Kenyataannya? Saya yakin keluarga besar Agnes saat ini dan hari-hari berikutnya akan tetap tinggal di dalam negeri.
Dari sini bisa kita simpulkan bahwa ucapan Agnes sama sekali tidak bermaksud merendahkan Indonesia. Apa mungkin Agnes sebodoh itu? Saya rasa tidak. Justru sebaliknya, ia merasa bangga masih mampu berkarya di Indonesia walau statusnya sebagai warga negara minoritas.
Celakanya, media massa lebih senang mengutip ucapan Agnes sepotong-sepotong hingga menimbulkan provokasi di tengah masyarakat. Belum lagi sejumlah tokoh yang seolah mendapat panggung politik baru, lalu ramai-ramai menyerang Agnes. Kehadiran media sosial juga ikut memperkeruh suasana.
Btw, saya tak kenal Agnes Monica dan tak punya kepentingan apapun kepadanya. Hanya berusaha ikut menjernihkan persoalan, agar publik tak buru-buru mengambil kesimpulan. Demikian.