Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sepotong Sore di Jembatan Barelang

14 November 2019   19:54 Diperbarui: 14 November 2019   20:05 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jembatan Barelang, sore di hari Minggu (10/11/2019). Itulah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di ikon khas Batam. Dipandu seorang teman yang kebetulan sejak 6 tahun belakangan menetap di sana. Pindah dari Jakarta, memulai kehidupan dan bisnis baru di sana. Sudah sukses beliau sekarang. Puji Tuhan.

Sore itu, saya menikmati pemandangan dari atas Jembatan Barelang. Laut yang menghampar luas, pulau-pulau kecil, dan angin yang berhembus cukup kencang. Di kiri-kanan jembatan, dipenuhi warga yang juga bertujuan serupa. Bahkan sekelompok anak muda, sore itu juga asyik bermain gitar dan bernyanyi bersama. "Bah, lagu Batak pula," pikirku. Jadi merasa seperti pulang kampung ke Tanah Batak.

Jajan di Pinggir Jalan (dokpri)
Jajan di Pinggir Jalan (dokpri)
Warga yang berlibur ke sana, ritualnya tak jauh dari jepret sana-sini. Di pembatas jalan yang terletak di bagian tengah jalan utama, juga sama. Banyak warga yang berfoto-foto di sana. Arus lalu-lintas yang lumayan padat tak jadi penghalang.

Kendati setiap orang kini punya kamera ponsel masing-masing, kehadiran fotografer profesional ternyata masih ada. Mereka menjajakan jasanya kepada pengunjung yang ingin diabadikan, berlatar jembatan Barelang. Hasil jepretan fotografer ditebus dengan lembaran rupiah. Jepret langsung jadi duit.

Selain fotografer, kehadiran pedagang di pinggir jalan juga tak kalah banyak. Menawarkan aneka makanan dan minuman. Seperti sate Padang dan minuman dingin. Semuanya lengkap. "Apa tadi tidak ada razia dari Satpol PP?" kawan saya bertanya kepada pedagang sate. "Ada, cuma sebentar saja," jawab tukang sate.

Memantau Ponsel (dokpri)
Memantau Ponsel (dokpri)
Begitulah, seperti di tempat lain, aksi 'kucing-kucingan' pedagang pinggir jalan dan Satpol PP sudah rahasia umum. Yang jelas, pengunjung seperti saya, memang lebih butuh pedagang ketimbang Satpol PP.

Parkir kendaraan? Tenang saja, lahan parkir tersedia cukup banyak di dekat jembatan. Tarifnya Rp 10 ribu untuk satu mobil, mau sebentar atau seharian. Pukul rata.

Oh ya, Barelang ternyata sebuah akronim: Batam, Rempang, dan Galang. "Itu singkatan sebetulnya," ujar teman saya yang mengajak berkeliling Batam. Ketiganya adalah nama tiga pulau yang saling berdekatan. Nah, jembatan itulah yang dijadikan sebagai penghubung ketiga pulau tersebut. Dari Batam menyeberang ke Rempang, kemudian menyeberang lagi ke Galang. ***

Pose yang selalu kaku (dokpri)
Pose yang selalu kaku (dokpri)
Sekelompok pemuda Batak bernyanyi bersama (dokpri)
Sekelompok pemuda Batak bernyanyi bersama (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun