Usai dilantik sebagai Menhan, Prabowo dalam kapasitasnya sebagai Ketum Gerindra kemudian memerintahkan Fraksi Gerindra di DPRD DKI untuk mengkritisi kinerja Anies.Â
Kok tiba-tiba berubah? Bukankah Gerindra (dan PKS) merupakan parpol pengusung Anies-Sandi pada Pilgub DKI 2017 lalu? Perubahan arah Gerindra inilah yang memicu munculnya spekulasi bahwa Anies sedang 'dikerjain' oleh Gerindra sendiri.
Satu per satu, borok Anies dibongkar. Dari jasa influencer, pengadaan lem, hingga pulpen. Anies terpojok hingga terpaksa mengeluarkan jurus pamungkasnya: menyalahkan sistem yang diwariskan pendahulunya yakni Jokowi dan Ahok.Â
Apa boleh buat, Anies sampai di sini memang tak punya jurus lain kecuali membelokkan masalah. Anies secara politik sudah lemah, dukungan dari DPRD DKI khususnya Gerindra tidak mungkin diharapkan lagi.
Bila mencermati rentetan peristiwanya, terbuka peluang Anies akan terus-menerus mendapat serangan politik yang tak ringan.Â
Sekarang mungkin soal pengeluaran APBD, tak lama lagi mungkin ada muncul isu minimnya 'pemasukan' ke kas daerah, dilengkapi dengan sederet bukti-bukti akurat. Yang jelas, Anies akan dibuat repot hingga tak lagi sempat memoles-moles namanya di kancah politik.
Kelak, akhir dari permainan politik ini tak jauh dari penggantian Anies di Pilgub DKI 2022. Anies dengan nama yang tercoreng, tidak lagi dilirik parpol manapun untuk kembali dicalonkan sebagai calon gubernur. Operasi #GantiGubernur pun berjalan mulus dengan mengakhiri karir Anies dengan satu periode saja.
Lantas, siapa yang diuntungkan dari operasi ini? Sudah jelas PDIP dan Gerindra sendiri. Panggung Pilgub DKI 2022 menjadi pintu pembuka bagi Prabowo Subianto untuk memuluskan langkahnya di Pilpres 2024. Koalisi PDIP-Gerindra semisal mengusung Risma-Sandi atau sebaliknya, sangat mungkin menang dengan sangat mudah.Â
Kemudian, dengan menguasai DKI, yang tanpa Anies, langkah Prabowo dibantu PDIP menuju Istana dipastikan akan berjalan mulus tanpa hambatan.
Terakhir, karena ini hanya analisis belaka, tak perlu terlalu diambil hati. Analisis ini bisa saja keliru. Kalau kata Bang Denny Siregar, yuk seruput kopinya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H