Hmm...belum apa-apa pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sudah penuh tafsir. Prabowo mengaku ingin tidur saja, sementara tugas biarkan saja diselesaikan Wakil Menhan, Wahyu Sakti Trenggono.Â
Ucapan 'tidur saja' itu memang bukan berasal dari Prabowo, tetapi dari Wahyu sendiri. Wahyu mengaku, ucapan itu membuatnya nyaman. Menganggapnya sebagai bentuk kepercayaan Prabowo kepada dirinya.
Namun elit Gerindra menilai lain. Desmon Mahesa, politisi Gerindra menyebut Prabowo sebetulnya kurang nyaman dengan penunjukan Wamenhan. Alasannya, sosok yang tepat mendampingi Prabowo adalah yang punya latar belakang pertahanan. Desmon menilai Wahyu kurang tepat di posisi itu.
Betulkah Prabowo tidak nyaman? Sulit menjawabnya secara pasti. Namun yang jelas, indikasi ketidaknyamanan Prabowo memang bisa dicermati. Pertama, Prabowo tak menghadiri acara penyambutan Wamenhan di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Prabowo lebih memilih pulang ke kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Absennya Prabowo dalam acara penyambutan itu tentu saja mengundang tanya. Apakah Prabowo memiliki agenda penting lain sehingga memutuskan tidak ikut dalam acara penyambutan Menhan? Atau jangan-jangan betul, Prabowo memang tak nyaman sehingga secara tak langsung menunjukkan ketidaksukaannya kepada Wamenhan pilihan Jokowi?
Tidak hadirnya Prabowo dalam penyambutan tersebut juga merupakan tekanan tersendiri bagi Wahyu, terutama dari para ASN/TNI yang mengabdi di Kementerian Pertahanan. Bandingkan dengan kehebohan saat penyambutan Prabowo sehari sebelumnya. Tagar #MenhanRasaPresiden bahkan melambung di jagad twitter. Prabowo disambut melebihi seorang menteri, tetapi sudah mirip penyambutan seorang presiden.
Kedua, Prabowo mungkin saja tak nyaman bukan karena kapasitas Wahyu yang dinilai kurang tepat menduduki posisi Wamenhan. Melainkan karena Wahyu merupakan mantan Bendaharan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf. Dengan kata lain, Prabowo merasa tak nyaman karena 'diawasi' oleh orang Jokowi. Bila betul, maka ucapan Desmon yang mempersoalkan kapasitas Wahyu sesungguhnya hanya alasan belaka. Pada dasarnya, Prabowo tak ingin ditandemkan dengan yang bukan 'orangnya' sendiri.
Untuk memastikan apakah Prabowo nyaman dengan keputusan Jokowi menempatkan Wamenhan Wahyu Sakti, menurut saya, akan terjawab dalam waktu tidak lama lagi. Hal ini karena karakter Prabowo yang terbuka dan tegas. Prabowo adalah sosok yang selalu tampil apa adanya. Kalau memang tak suka, ya tak suka. Blak-blakan.
Sebaliknya, ucapan 'tidur saja' Prabowo memang tak perlu ditafsirkan terlalu dalam. Bahwa Prabowo betul-betul mempercayai orang Jokowi untuk bekerja. Prabowo  "yang sudah lebih tahu dari Jokowi" hanya bertugas mengarahkan atau berada di tataran strategis saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H