Presiden Jokowi marah. Direksi PLN dibuat terdiam, mengangguk pelan. Jokowi tak habis pikir kenapa PLN tak punya strategi bilamana listrik terputus mendadak. Masa pasokan listrik untuk Jabodetabek, sebagian Jabar dan Jateng bisa terhenti hingga 12 jam? Apa kata dunia?
Kemarahan Jokowi itu pun dengan lugas diturunkan Kompas.com, ini kutipannya:
"Pertanyaan saya, Bapak, Ibu, semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik kan sudah bertahun-tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," kata Jokowi.
Selengkapnya baca di SINI. Diberitakan, saat Jokowi mendatangi kantor PLN, Senin (5/8/2019) pagi, Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani diminta menjelaskan secara simpel penyebab matinya aliran listrik.
Mungkin karena gugup, penjelasan Sripeni dirasa bertele-tele, tidak langsung mengenai pokok masalah. Selama Sripeni menjelaskan, raut wajah Jokowi tampak datar, seolah menyimpan rasa kesal. Jokowi kemudian marah dan langsung pergi. Ia tak suka dengan penjelasan Sripeni.
Lalu apa selanjutnya? Yang pasti PLN harus mampu membuktikan bahwa mereka sanggup mengatasi keadaan terutama di masa berikutnya. Jangan sampai kejadian serupa terulang di hari mendatang.
Tak terbayangkan kalau peristiwa "blackout" kemarin terjadi menjelang Pilpres lalu. Bisa-bisa Jokowi tak hanya marah dan pergi tetapi langsung mencopot seluruh jajaran direksi PLN saat itu juga. Bila perlu semua menteri yang berhubungan dengan listrik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H